9

2K 246 5
                                    

Pagi ini Jisoo sudah siap berangkat ke kantor dengan blazer hitam dan celana bahan serta high heels berukuran 5cm, dia keluar sembari membawa tas laptop yang ia jinjing sedangkan tangan satunya memutar-mutar ring pada kunci mobilnya.

Jisoo membuka pintu unitnya lalu keluar. Matanya langsung menatap datar sosok didepannya.

Orang itu.
Apa Jisoo tidak salah lihat?

Bagaimana mana bisa pria itu jadi tetangganya? Maksudnya bagaimana bisa dari sekian banyak unit dan mereka jadi tetangga?

Penampilan pria yang satu lift dengannya kemarin sangat berbeda dengan penampilannya hari ini.
Jisoo jadi berfikir apakah dia orang yang sama?

Kemarin, Jisoo jelas masih ingat bagaimana penampilannya yang begitu urak-urakan dan sekarang, pagi ini pria itu sangat rapih, tidak ada rambut halus di sekitar mulut dan dagunya,  rambutnya juga ditata ke belakang sehingga dahinya terlihat, tapi...gaya pakaiannya masih terlihat sama. Ia hanya memakai kaos putih polos dan celana yang terlihat kebesaran dan robek di sekitar lututnya serta jaket yang ia genggam di tangannya meski gayanya sangat sederhana itu tetap terlihat sangat keren di tubuhnya.

Dan satu hal.... dia sangat wangi.

Jisoo tersadar saat pria itu memberikan tatapan tajam dengan sebelah alisnya terangkat.

"Wae?" Tanya Jisoo ketus.
Bodoh...bukankah dia yang harusnya menanyakan itu.

Pria itu diam lalu pergi begitu saja.

"Heol! Di saat Hawa dingin seperti ini bagaimana bisa dia besikap dingin begitu"

Jisoo langsung berlari-lari kecil saat pintu lift hampir tertutup.

"Tunggu!" Teriak Jisoo.

Pintu lift terbuka lagi.
Lalu dia masuk dengan tangannya yang ia dekatkan pada sensor pintu.

Hal yang pertama Jisoo lihat adalah pria itu lagi.

"Kamsahamnida" kata Jisoo.

Jisoo melihat tombol angka disana menunjukan simbol basement. Syukurlah tujuan mereka sama.

"Omong-omong, siapa namamu?"
Lagi-lagi Jisoo yang bertanya lebih dulu dan ia merutuki dirinya sendiri.

Pria itu menoleh menatap Jisoo.

Demi apapun Jisoo sangat malu saat ini.

Iya Jisoo akui dia memang orang yang tidak tahu malu dan sangat blak-blakan. Tapi setidaknya dia harus bersikap jual mahal di depan pria.

"Ani, maksudku. Eumm...kau tetanggaku dan mungkin suatu saat aku akan membutuhkan bantuanmu jadi, siapa namamu?" Jelas Jisoo.

"Kim Ji...ahh Kim Bobby, Bobby Kim-imnida" jawabnya datar.

Deg

Jisoo diam, otaknya bekerja.

"Diam! Maka aku tidak akan menyakitimu"

Suara itu.

Tidak mungkin.

Jisoo menggelengkan kepalanya berusaha menepis pikiran itu.

"A..aku...Kim Jisoo, mohon bantuannya"
Jisoo membungkukkan badannya lalu Bobby membalasnya.

Setelah itu dentingan lift terdengar.

Bobby keluar lebih dulu.
Jisoo memperhatikan punggung Bobby dari belakang.

"Tidak mungkin"

NONAGON (The Black Hunter) Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang