13. Luka

1.5K 283 37
                                    

Woojin kembali kekamarnya dengan kepala tertunduk.

Padahal harapannya sudah sangat tinggi tadi, tapi apa? Putus?

Woojin bisa merasakan dadanya yang sesak saat mengingat bagaimana Guanlin dengan mudahnya mengatakan hal itu.

Ia juga merutuki dirinya sendiri yang bukannya mempertahankan hubungan mereka, atau setidaknya menanyakan alasan Guanlin menghentikan hubungan mereka, tapi malah langsung berlari kekamar tanpa mengindahkan tatapan bingung member lain.

Woojin yang malas memanjat menuju kasurnyapun merebahkan badannya pada kasur milik Minhyun. Menarik selimut bersih milik hyung tertua ketiganya itu untuk ia lilitkan pada badannya.

Woojin sendiri tak mengerti akan perasaanya saat ini.

Sedih? Iya.

Kecewa? Lumayan.

Bingung? Sangat!

Ia tak mengerti apa alasan Guanlin memutuskannya. Dan kenapa harus dua hari sebelum anniversary keempat bulan mereka?

Woojin bisa merasakan wajahnya memanas, terlebih matanya. Tapi ia sendiri bisa memastikan untuk saat ini ia masih belum menangis.

Belum sekarang, tapi tidak tau nanti bagaimana.

Baru saja Woojin akan menyerah pada pertahanannya, maksudnya agar ia menangis saja, pintu kamar terbuka lebar untuk menampilkan Jinyoung yang langsung berlari kearahnya dan menindihnya.

"Duh, berat!" omel Woojin.

Jinyoung hanya tertawa sebelum berguling kesamping Woojin.

"Jalan-jalan yuk, hyung? Aku bosan."

Woojin mengernyitkan keningnya.

Kenapa semua orang sangat aneh hari ini? Jinyoung tak pernah mengajaknya jalan-jalan. Ogah berantem alasannya. Dan Jinyoung pasti lebih memilih Daehwi ataupun Jihoon untuk menemaninya jalan-jalan.

"Ayolah hyungg. Aku tau kau juga tidak ada kerjaan kan? Dari tadi bolak-balik keluar masuk kamar, ayo lebih baik temani aku saja." bujuk Jinyoung sembari menaik-turunkan alisnya. Ia kembali memeluk tubuh Woojin yang lebih pendek darinya, sangat erat hingga pemuda berkulit gelap itu sedikit sesak napas.

Woojin menggigit bahu Jinyoung agar pemuda berkepala kecil itu melepaskan kukungannya, dan untungnya memang berhasil.

Sejenak, Woojin berpikir sebelum akhirnya menghela napas lelah. Yasudahlah, setidaknya ini lebih baik dibanding ia harus menangis sendirian dikamar. Lebih baik ia melupakan peristiwa tadi dan pergi bersama Jinyoung.

"Yasudah, aku siap-siap dulu."

TBC

200% [Guanjin] lgl x pwjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang