IGNORE - Dua

7.4K 603 7
                                    

Masa-masa buruk akan menguatkan seseorang. Menjadikannya tangguh seperti benteng yang tak akan bisa runtuh. _Kemal Satyangkara_

※※※

Latihan sudah selesai sejak sepuluh menit yang lalu. Beberapa karateka dari SMA Pancasila masih terlihat berada di aula, mereka mengobrol untuk sejenak melepas lelah. Sementara murid karate dari Sekolah Dasar sudah tak terlihat lagi, satu per satu mereka meninggalkan aula sejak beberapa menit yang lalu.

Pelatihan di Sekolah ini memang tidak hanya melibatkan murid eskul SMA Pancasila saja, tapi juga dua Sekolah Dasar yang menjadi target pelatihan Dojo Jisei Karate Do tempat Kei bernaung, dialihkan ke tempat ini.

Pelatihan gabungan ini sudah berlangsung selama dua bulan, yang telah disetujui oleh pihak SMA Pancasila, karena itulah Kei dan Romy yang merupakan senior dari Dojo Jisei Karate Do diminta untuk membantu proses latihan. Beberapa pelatih dari Dojo tersebut telah pensiun, sehingga untuk meminimalisir tenaga pengajar dan waktu, latihan ini dilakukan secara gabungan.

Ada alasan khusus mengapa Kei dan Romy yang terpilih untuk menemani Sensei Andi dan Sensei Kahar melatih di SMA Pancasila. Kei memiliki reputasi yang cukup mumpuni. Di usianya yang terbilang masih sangat muda, dia sudah memegang tingkatan sabuk hitam Dan 2. Begitu pun dengan Romy yang  berada satu tingkat di bawah Kei, cowok itu juga memiliki kemampuan yang tidak perlu diragukan lagi.

Istilah Dan dalam dunia karate merupakan tingkatan sabuk senior hitam mulai Dan 1 sampai 10.  Dan 1 sampai Dan 3 biasa disebut Senpai. Sedangkan Dan 4 ke atas disebut Sensei.

Selain ikut melatih di SMA Pancasila, pada hari yang berbeda, di Dojo Jisei Karate Do, Kei dan Romy juga membantu melatih kohai-karateka yunior. 

Bersama dua seniornya, kedua pemuda itu terlihat duduk di lantai aula, tampak sedang beristirahat, sesekali membahas jalannya latihan hari ini.

"Lo kurang fokus hari ini, Kei," tegur Sensei Andi, laki-laki berusia akhir empat puluhan pemegang Dan 4 sabuk hitam.

"Gimana bisa fokus, Sensei, kalo latihannya sambil diperhatiin sama cewek," Romy menyahut cepat dengan suara dan mimik menggoda, tatapan cowok itu tertuju ke arah tribun penonton.

Sensei Andi dan Sensei Kahar menoleh ke arah dimana seorang gadis tengah duduk sambil mendengarkan musik dari earphone dan pandangan mata yang terfokus ke tempat Kei berada.

"Bukannya tiap latihan, cewek itu memang selalu di sini?" kali ini Sensei Kahar yang bicara, sama dengan Sensei Andi, Sensei Kahar juga pemegang Dan 4 sabuk hitam, usianya beberapa tahun lebih muda dari Sensei Andi.

Romy menyeringai. "Aroma-aromanya mulai ada yang kepincut."

Kei melemparkan pandangan tajam pada wajah Romy yang masih menyeringai.

Suara tawa keluar dari mulut kedua Sensei mereka.

Sensei Andi menepuk pundak Kei, tawanya kini berganti dengan sebuah senyuman. "Pesan gue cuma satu, kalo lo udah mulai tertarik berhubungan sama perempuan, jangan sampai menganggu kegiatan."

Kei menarik napas sekilas, ingin membantah ucapan Sensei Andi, tapi suara Sensei Kahar membuat mulut Kei yang ingin bicara, menutup kembali. 

"Cabut duluan gue. Mau nganter bini gue check up kandungan nih."

Sensei Kahar membereskan tasnya, lalu bangkit dan berlalu. Menyusul Sensei Andi tak lama kemudian, pergi meninggalkan Kei dan Romy yang masih duduk di lantai aula.

"Tuh cewek kenapa nggak lo tanggepin sih?"

Pertanyaan itu hanya mendapat lirikan sekilas dari Kei.

Mengejar hati (IGNORE) [END] TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang