Kisah apa yang ada di masa lalu? Itukah yang membuatmu berubah?_Kanyadewi Sihandar_
※※※
Malam penghukuman itu, menjadi malam yang sama dimana kondisi mamanya mengalami peningkatan. Tidak ada lagi tatapan kosong dan gerakan hampa. Sekarang mamanya mulai menunjukkan tanda-tanda memiliki emosi dalam dirinya. Perempuan itu juga sudah mulai bicara, sepatah dua patah kata.
Di samping itu, Nenek menyarankan Kei segera menemui Anya. Menyelesaikan masalah yang sudah dia ciptakan, dengan segala konsekuensi yang ada.
Meski bagian hatinya masih ingin berada di sisi sang mama, tapi Kei juga sadar, harus mengambil tindakan, bukan hanya karena saran nenek, tapi menemui gadis itu sejak awal memang adalah prioritasnya.
Kei sampai di rumahnya saat hari mulai gelap. Kondisi rumah masih terlihat sama sejak terakhir kali dia meninggalkan rumah itu.
Saat akan menarik anak kunci dari sisi luar bagian pintu, pandangannya tertuju ke arah jendela bermotif bunga tepat di sebelah pintu. Sosok Anya kembali mengisi seluruh pikirannya.
Seiring dengan itu, tekadnya semakin bulat, akan menemui gadis itu, memohon permintaan maaf, dan meluruskan kesalahpahaman ini jika dia masih diberi kesempatan. Jika pun tidak, maaf gadis itu sudah lebih dari cukup.
Saat akan menutup daun pintu, Kei melihat ada dua orang bertubuh besar masuk ke dalam halaman. Kei berbalik, memerhatikan kedua orang itu dengan kening berkerut.
"Elo Kemal?" tanya salah satunya, begitu mereka mencapai teras rumah.
Kerutan di kening Kei masih bertengger. "Iya." Dia menjawab singkat.
Kedua orang itu lalu saling melirik.
Kei balas menatap kedua orang itu bergantian dengan sikap tubuh waspada.
Tiba-tiba saja salah satu di antara mereka mendorong tubuhnya ke jendela—menciptakan getaran di kaca bagian depan rumah--dengan posisi membelakangi, orang itu mengunci kedua lengan Kei ke belakang punggung. Lalu dalam hitungan detik kegelapan menyelubungi kedua penglihatannya setelah kepalanya ditutupi kain hitam. Setelah itu Kei merasakan tubuhnya dililit dan diikat kencang seutas tali.
Sebenarnya Kei bisa saja melawan. Akan tetapi entah kenapa, tubuhnya sama sekali tidak memberikan reaksi apa-apa. Firasatnya mengatakan ini ada hubungannya dengan Anya.
Karena itu, dibiarkannya saja kedua orang itu menyeret dan membawanya ke suatu tempat-entah kemana.
※※※
Setelah melakukan perjalanan singkat dengan kendaraan. Tubuh Kei yang masih dalam kondisi terikat dan mata tertutup, digiring ke suatu tempat. Tak lama berselang, tubuhnya didorong hingga membentur permukaan dinding. Kei masih tidak melawan. Dia sedang mencoba membaca situasi.
Tiba-tiba penutup kepalanya dilepas, begitu juga dengan ikatan di tubuhnya.
Kei langsung menyipitkan mata oleh sinar yang tiba-tiba masuk ke retina. Begitu matanya menyesuaikan cahaya, barulah dia tahu sedang berada di sebuah ruangan. Di sekelilingnya tiga pasang mata telah menyambutnya dengan tatapan tajam. Satu per satu Kei memerhatikan orang-orang itu.
Alisnya terangkat saat berhasil mengenali salah satu di antaranya. Ini pertemuan mereka yang ketiga, bagaimana mungkin Kei tidak mengenali cowok yang selalu dilihatnya menyelipkan tusuk gigi ke dalam mulut itu.
Ternyata memang benar, ini berhubungan dengan Anya.
Cowok di depannya itu membuang tusuk giginya begitu saja ke lantai. Lalu, dengan satu kali gerakan, cowok itu tiba-tiba maju, dan langsung menghujamkan tinjuan ke kepala Kei. Tinjuan itu adalah awal untuk pukulan, tendangan, yang kemudian datang secara beruntun. Cowok itu mengabsen setiap inci tubuh Kei, mulai dari kepala, dada, perut hingga kedua kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar hati (IGNORE) [END] TELAH TERBIT
Fiksi RemajaKanyadewi Sihandar mencintai sahabatnya sejak kecil, Adrian Narayana. Tidak peduli perasaannya diabaikan, dan tak berbalas, Anya tetap menanti sampai Adrian mau membuka hati untuknya. Namun pertemuannya dengan Kemal Satyangkara, pelatih karate di...