Jika ada kesempatan yang hilang, maka harus ada kesempatan lain yang dimanfaatkan. _Kanyadewi Sihandar_
※※※
"Mereka nggak ngejar kita lagi, kan?" tanya Anya."Semoga aja," Kei menjawab singkat.
Keduanya keluar dari persembunyian, setelah Kei memastikan tempat itu aman dari para pengejar.
Mereka lalu menyusuri jalan setapak ke arah dimana mereka datang sebelumnya.
"Kita harus cepat kembali ke resort sebelum mereka muncul lagi di sini."
Anya mengangguk. Sekilas menoleh ke belakang, karena saat dipersembunyian, cowok itu sempat melihat beberapa orang tampak berlarian ke arah yang berlawanan dengan jalan yang mereka lalui sekarang.
Keduanya berjalan cepat, sesekali berlari.
Sayup-sayup dikejauhan Anya mendengar suara orang yang berbicara. Anya menajamkan pendengarannya, makin lama suara itu seperti mendekati mereka. Sebelum Anya bertindak, Kei lebih dulu meraih tangannya.
Kakinya refleks berlari ketika Kei lebih dulu melakukan hal yang sama.
"Itu mereka," hanya penjelasan itu yang Anya dengar keluar dari mulut Kei ditengah-tengah pelarian mereka.
Beberapa meter kemudian, cowok itu berhenti secara mendadak. Kei pergi ke salah satu sisi pohon, lalu mengintip ke satu arah.
"Kenapa?"
"Mereka juga berjaga di sana," jawaban Kei itu membuat Anya ikut mengintip.
Kei benar, terlihat beberapa orang tengah menunggu di sebuah jalan.
Kecemasan Anya semakin bertambah karena suara-suara orang yang berjalan ke arah mereka semakin dekat.
"Gimana nih?" tanya Anya panik.
Anya melihat Kei mengedarkan pandangannya. Lalu tatapannya tertuju pada sebuah bangunan bertingkat yang tampak belum selesai dibangun.
"Ayo," Kei menggerakkan jarinya, Anya mengikuti cowok itu.
Mereka masuk ke bagian dalam bangunan. Tempat itu tidak berpintu, cukup luas dan tidak bersekat. Hanya ada sebuah ruang kecil di bawah tangga, yang mungkin direncanakan untuk kamar mandi.
Melihat dari kondisi bangunan yang berlumut dan dipenuhi bercak hitam, Anya menaksir bangunan ini sudah terbengkalai cukup lama.
Anya menoleh pada Kei. "Kita sembunyi di sini?"
Sebelum Kei menjawab, suara orang yang bercakap-cakap semakin terdengar jelas. Bersamaan dengan itu Kei mengajak Anya ke belakang sisi tangga.
Lalu berjongkoklah mereka di balik tangga itu, karena sejauh mata memandang hanya tempat itu yang bisa mereka jadikan tempat untuk berlindung.
Tanpa mereka sangka, suara langkah kaki memasuki bangunan tempat mereka bersembunyi. Suara langkah itu mendekati mereka.
Anya merapatkan dirinya semakin dekat pada Kei, salah satu tangannya mencengkram tepi jas cowok itu ketika suara langkah orang itu terdengar semakin dekat dengan tangga.
"Woi! Gue udah periksa di sana, bersih!"
Suara langkah itu terhenti sejenak, kemudian terdengar lagi, lalu menghilang.
Anya menghelakan napas lega, tanpa sadar menjatuhkan kepalanya di dada Kei.
"Hampir aja," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar hati (IGNORE) [END] TELAH TERBIT
Teen FictionKanyadewi Sihandar mencintai sahabatnya sejak kecil, Adrian Narayana. Tidak peduli perasaannya diabaikan, dan tak berbalas, Anya tetap menanti sampai Adrian mau membuka hati untuknya. Namun pertemuannya dengan Kemal Satyangkara, pelatih karate di...