12. Aku Pulang !

347 6 1
                                    

"apa katamu? " teriak Fariq

"maafkan saya tuan" jawab pelayan tertunduk.

"lalu kapan kita bisa pergi? Besok? kau pikir aku sedang berlibur disini? Hingga aku akan menambah hari begitu?" Fariq kesal

"Bukan begitu tuan, tapi cuaca seperti ini akan sulit jika dipaksakan. Ini sangat berbahaya tuan" jelas pilot pribadi keluarga Iskandar.

"Kau hanya akan membawa ku. Ini pesawat ku. Ini hidupku apa yang kau takutkan? Hidupmu? Keluargamu? Aku akan menjamin kesejahteraan keluarga mu jika terjadi sesuatu atau sebaliknya jika kau menolak . " Kata Fariq menyakinkan sekaligus mengancam.

"Yang ku takutkan hanya karena aku bisa saja mencelakai nyawa penerus Iskandar. Tapi bagaimana ini?  jika aku tidak melakukannya itu yang akan mengacam keluarga ku." Pilot itu bergumam dalam hati

"Baik tuan, beri saya waktu dua jam untuk menyiapkannya" pilot akhirnya bersedia dengan terpaksa .

"Itu lebih baik dari pada saya harus menunggu sehari lagi". Kata Fariq

Fariq menunggu di hotel dengan berjalan penuh gelisah. Dia merogoh saku jasnya dan menyadari ponselnya tidak ada. Kemudian dia ingat dan menyuruh pelayan membawakan ponsel yang ia tinggalkan di kantor.

"Sial! " teriak Fariq.

"Ini akan memakan waktu. Dimana aku bisa mendapatkan ponsel baru?" tanya Fariq yang tak bisa meminjam ponsel kepada pelayan karena tidak di perkenankan mempunyai ponsel. Hanya ketua pelayan yang memiliki ponsel, pelayan yang lain hanya mempunyai alat komunikasi antar pelayan yang berada di telinga.

Seseorang lewat dengan tergesa-gesa tak sengaja menabrak Fariq.

"Astaga maafkan aku. " sesal gadis yang menabrak Fariq

"Owgh. I'm sorry " gadis itu langsung mengganti bahasa saat Fariq tidak menjawab.

"Pergilah " usir Fariq

"astaga, kau dari Indonesia juga ternyata. Tapi kau itu sangat menyebalkan" gadis itu mengumpat Fariq.

Tring ...

Terdengar suara dari ponsel gadis itu dan ia langsung mengangkatnya.

"kau sudah pergi? Cepat kesana dan jangan menelpon sebelum kau sampai" kata si gadis saat menjawab teleponnya.

"Sekali lagi aku minta maaf " kata gadis itu dan pamit pergi.

"Hai tunggu" kata Fariq menghentikan gadis itu.

Gadis itu berhenti dan berbalik menghadap Fariq yang berjalan mendekati nya.

"Berikan itu padaku. Dan kau akan mendapatkan ini." tunjuk Fariq pada ponsel gadis itu dengan tangan kiri memegang uang.

"hah? " gadis itu bengong.

"ponsel maksudmu? " gadis itu menunjukkan ponselnya.

Fariq langsung merebut ponsel dari tangan si gadis. Dan menekan nomor sella baru enam angka si gadis langsung mengambil alih ponselnya.

"Kau mau nomor HP ku ya? Aku tau aku cantik tapi aku sedang terburu-buru sekarang ." kata gadis itu dengan penuh percaya diri.

Fariq menghela nafas kesal. Tapi si gadis mengira Fariq kesal karena tidak bisa mendapatkan nomornya.

"Ah! Kau jangan sedih karena kau tampan aku akan memberi tau namaku saja bagaimana? "Gadis itu masih mengira Fariq menyukainya.

"Berikan saja ponselnya. Dan ambil uangnya " perintah Fariq

"Aku harus pergi sekarang, jangan memaksa simpan uangnya karena waktu yang ku miliki tak bisa dibeli. Mungkin jika kau kembali ke Indonesia dan bertemu kita bisa berbicara nanti" tolak gadis itu dengan nada yang menggoda.

Kesal Fariq menyuruh pelayan menahan gadis itu. Para pelayan lalu menahan si gadis sesuai perintah Fariq. Si Gadis terus saja memberontak memberikan ponselnya sehingga dengan susah payah Fariq berhasil mengambil ponsel tersebut.

Dengan senang hati Fariq kembali menekan nomor Sella yang selalu ia ingat. Layar telepon teralihkan karena ada panggilan. Tertulis Si El memanggil Fariq hanya merejectnya. Dan kembali mengulang menekan nomor. Lagi-lagi Si El memanggil dan membuat Fariq kesal.

"Siapa itu Si El?" tanya Fariq.

"Hey, kenapa kau menanyakannya? Kenapa tidak tanya siapa namaku saja?" bukannya menjawab gadis malah balik bertanya.

"Hah?! " Fariq tak habis tentang gadis itu dengan mengasumsikan mungkin dia gila.

"Jangan menatapku seperti itu! Kau nanti akan semakin sulit melupakan diriku! " kata-kata gadis itu membuat Fariq berhenti melihat ke arahnya karena sedang bertanya-tanya tentang tingkat kewarasan si gadis.

"Si El meneleponmu terus bodoh! Aku jadi tidak bisa menggunakan ponselnya dengan tenang! Fariq memaki si gadis.

"Berikan saja aku kertas nanti akan ku tuliskan nama dan nomorku. Tenang aku masih single kok" si Gadis mengira Fariq cemburu.

Fariq tanpa menggubris si gadis gila dan kembali menekan nomor karena sepertinya Si El sudah berhenti menelepon. Akhirnya Fariq dapat menyelesaikan 12 angka dan bersiap menelepon nomor tersebut.

Baru menyambungkan pelayan datang membawa ponsel dan memberi tahu pesawat telah siap. Fariq senang dan menyuruh pelayan melepaskan si gadis. Fariq berlalu tanpa dosa meninggalkan si gadis dan ponselnya. Si gadis hanya bengong dengan apa yang terjadi.

"Aku Maria ingat itu! Namaku Maria! " teriak si gadis.

"Jadi kau punya nama gadis gila" ejek Fariq.

"Apa? Sudahlah siapa namamu tuan muda yang kaya raya? " kata Maria si gadis gila yang baru mendengar pelayan datang dengan kata pesawat pribadi. Tentu saja Maria langsung menebak kalau dia pasti orang kaya.

"Dasar Paria, bodoh! " kata Fariq

"Kau yang bodoh! Aku Maria bukan Paria! Teriak Maria kesal

Fariq hanya menggeleng tak percaya dengan sikap Maria. Dia kemudian langsung pergi tanpa memperhatikan Maria lagi. Maria langsung mengecek ponselnya dan mendapati lima panggilan dari Si El. Tentu saja ia langsung menelpon balik tapi tidak bisa.

"Aku akan pulang El" teriak Maria dan kembali berjalan dengan tergesa-gesa.

Fariq telah menuju pesawat yang sudah siap landas. Meskipun cuaca masih tidak cukup baik. Dalam hati Fariq berkata "Aku pulang, Sella! ".

Jangan lupa vote dan coment ya 😘

Yang Tergantung: RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang