Tak terasa senja telah datang Maria yang masih di rumah sakit menemani kucing yang sedang di rawat. Melihat jam yang telah menunjukan pukul 4 sore Maria menunjukan wajah yang gelisah.
"Anda kenapa?" tanya dokter hewan. "Anda sedang di tunggu?"dokter melanjutkan pertanyaan yang belum sempat di jawab.
"Em, iyah, aku akan pergi tapi aku tak tega meninggalkan kucing ini sendirian" Jawab Maria melihat si kucing.
"Kucing ini tidak sendirian, ada kucing lain yang di rawat di sini juga dan kau bisa menitipkan kucing disini karena selain rumah sakit disini juga menyediakan pet house" kata dokter sambil menyelesaikan tugasnya.
"Benarkah? Kalau begitu aku akan pergi. Owgh iya hampir saja lupa, Ini kartu namaku Dokter bisa menelponku untuk memberitahu keadaannya" Kata Maria yang kemudian pergi. Sang dokter hanya tersenyum melihat kepergian Maria.
Setiba di rumah dengan mengendap-endap Maria memasuki rumah.
"Maria!" Panggil sang ayah.
Maria mematung seketika kemudian ia berbalik .Dengan langkah berat ia menuruni tangga sambil menundukan kepala.
"Kemana kamu seharian ini?" tanya tuan Zeif.
Maria tertunduk dalam diam. Tuan Zeif memegang pundak putrinya meminta jawaban. Maria mulai memberanikan diri untuk melihat wajah ayahnya.
"Maaf ayah" lirih Maria.
"Bukan itu jawaban yang ayah inginkan. Kemanakamu setelah makan siang hingga tak kembali ke kantor?"tanya tuan zeif dangan nada suara meninggi.
"Aku dari rumah sakit yah, tadi di jalan..." jawab Maria yang merasa terdesak
"Apa yang terjadi? Apa kamu terluka?" tanya tuan zeif khawatir yang kemudian menyuruh Maria duduk dan memeriksa keadaannya.
"Ayah, aku tidak apa-apa" Maria menenangkan ayahnya.
Tuan zeif meminta Maria menceritakan apa yang terjadi. Kemudian Maria menceritakan dia menabrak kucing dan membawanya ke rumah sakit.
"Kau masih tetap sama selalu hal bodoh" tuan zeif membelai rambut Maria dengan kasih sayang. Maria pergi ke kamarnya setelah meminta izin untuk beristirahat.
Dering suara telfon mengiringinya saat memasuki kamar. Maria terlalu letih untuk mengangkat hp nya yg masih berada di dalam tas.
Setelah beberapa kali terabaikan suara hp itu pun mulai berhenti sendiri. Maria merebahkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa lelah. Tarikan nafas panjang dan matanya perlahan mulai tertutup. Suara deringan ponsel mengganggu tidur maria hingga ia kembali berdiri mengambil ponsel dari tas.
"Tuan Agus? Kenapa dia menelpon?" Heran maria dan segara mengangkatnya.
"haloo" sapa maria lembut
"akhirnya kau mengangkat telpon", aku hanya akan mengingatkan tentang acara besok, bisakah kau datang? " tanya tuan Agus
"Tentu saya akan datang tuan, oh! maksudnya ayah" jawab maria
"jam 10 pagi kau jangan sampai terlambat dan jangan lupa memakai pakaiannya" suruh tuan Agus.
"baik" jawaban singkat maria.
"baiklah aku tutup telponnya, sampai jumpa besok" kata tuan Agus kemudian menutup teleponnya.
"aku lupa katakan ini pada ayah, besok sajalah toh tuan Agus juga teman ayah" gumam maria melanjutkan tidurnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tergantung: Reality
RomanceSetelah melahirkan anak kembar sani dan mona dari keluarga iskandar yang memiliki kutukan. sani yang terlahir ketika matahari di puncaknya sedangkan mona lahir ketika bulan mulai terlihat. seperti matahari dan bulan yang memiliki tempat sama yaitu l...