6. Takdir

406 9 1
                                    

fariq melaju dengan cepat, ia masih syok dengan perintah ayahnya. ia menuju rumah sakit untuk membawa sella dan kedua anaknya pergi. di tengah perjalanan mobil itu mogok dan terpaksa fariq keluar. ia melampiaskan kemarahannya dengan menendang mobil tersebut. fariq mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang tak dapat menemukannya karena tertinggal di kantor. Ia melihat sekeliling menatap langit yang gelap gulita yang bahkan tak berbintang. Dia berjalan tanpa arah hingga ia sampai di tempat hiburan malam. Alunan musik keras mengiringi kaki fariq yg memasuki tempat itu. Ia meminum banyak wine hingga mabuk dan tak sadarkan diri.

***🌅***

Pagi telah datang , sella terbangun dan melihat pelayan rumah ada di sampingnya.
"nona, ini pakaian untuk nona, mobil juga sudah ada di depan untuk mengantar nona"kata pelayan dan menyodor tas.
"hmmm"sella sedikit berfikir dan menerima tas tersebut.
"tuan presedir yg menyuruhnya" kata pelayan
"ya" sela mengingat janji pertemuan dengan sang ayah .

sella bersiap untuk menemui sang ayah. sebelum pergi dia melihat anak-anaknya sebentar..dia pergi dengan mobil yang telah di siapkan ayahnya. sampailah dia di tempat pertemuan. rasa takut mulai menghampirinya. kakinya terasa berat untuk melangkah, detakan jantung kini terasa sangat kencang.

"ayah" sapa sella yang baru tiba.

"duduklah " perintah sang ayah

sella duduk dan akan mulai bertanya tapi ayah memotongnya.

"kau mau minum apa? coklat panas?" tawar sang ayah.

"ayah masih ingat kesukaanku?" tanya sela heran.
Ayah tak menjawab ia memanggil pelayanan dan membuat pesanan. Keheningan mulai mengusai setelah pelayan pergi. Sela hanya termenung menunggu ayah berbicara. Ayah mencoba mengatakan sesuatu yang bahkan hatinya menolak hingga dia diam memantapkan hati. Pelayan datang membawa pesanan.
"kita akan bicara sembari minum"kata ayah sembari menyruput kopinya.
"aku rindu suasana rumah ketika pagi hari ayah dan fariq minum kopi buatanku, sedangkan ibu meminum teh jahe. Aku meminum coklat panas tapi ayah memarahi karena meminumnya di pagi hari. " sella mengingat masa lalunya.
"waktu itu kita baru breakfast" jelas ayah
"Iya, ini sudah hampir waktu makan siang, bagaimana kabar ayah? Tanya sella.
"baik" singkat ayah
"ayah, kau tau sani akan melakukan pemeriksaan hari ini, dan aku harap dia baik-baik saja. Sedangkan mona dia masih terlelap saat aku kemari" jelas sella menahan air mata.
"Tinggalkan keluarga iskandar" tegas ayah.
"apa salahku ayah? Kenapa ayah melakukan ini? Bagaimana mungkin aku bisa Melakukannya ayah? Tanya sella bertubi-tubi
"ini perintah sekaligus permintaan terakhir ku" jelas ayah
"tapi ayah... "kata sella
"kau dulu berkata bahwa tidak akan membuat ku sulit, maka lakukanlah. Kau ingat tentang janjimu yang akan memenuhi semua permintaan ku aku hanya meminta untuk pertama dan terakhir kalinya" ayah coba memaksakan
"apa fariq menyetujui ini?"tanya sella.
Ayah menunjukkan surat cerai yang telah di tanda tangani fariq. Betapa kagetnya sella. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya hingga menitihkan air mata. Ia membungkam mulutnya dengan kedua tanggan menahan suara tangis nya. Ayah menyuruh memilih salah satu putri yang akan diasuh oleh sella. Dan yang satu akan dia asuh sebagai keluarga iskandar. Dia meminta sella mentandatangani surat cerai. Dengan perasaan terpaksa dan tangan yang bergetar sella melakukannya.
"kau akan membawa sani atau mona? Tanya ayah
"mona membutuhkanku tapi sani lebih membutuhkan dengan kondisi nya, tak bisa kah aku memiliki kedua nya" jawab sella sekaligus memohon pada ayah
"ku anggap kau memilih sani" tolak ayah.
Ayah pergi meninggalkan sella yang masih terduduk diam dengan tangisnya. Sella kemudian pergi kesuatu tempat ia berjalan kaki menyusuri jalan yang ia pernah lewati bersama fariq dulu. Setiap kenangan teringat jelas begitu terasa di dalam hati sella.
"kemana kau fariq? Fariq fariq fariq" panggilnya berulang-ulang.
Sella duduk di bawah pohon rindang menutup wajahnya yang basah dengan air mata. Dia khawatir keadan fariq ia menduga ayahnya telah melakukan sesuatu padanya. Dia berharap fariq baik-baik saja. Dia menghapusnya air matanya dan mulai berdiri.
"jika ini takdir, aku akan selalu menjaga hatiku. Begitu pula kamu akan menjaga hati mu untuk ku. Aku percaya padamu. Aku juga akan mempercayai waktu akan membuat kita kembali. Aku percaya kita di takdirkan bersama meskipun aku harus merasakan duka ini" sella berusaha bangkit dari rasa sedihnya

Yang Tergantung: RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang