8. That!

328 5 0
                                    


Sela telah sampai di rumah sakit menuju ke kamar Sani dan mengenakannya kalung di leher sani. Sani kini telah di pindah ke ruang perawatan dan kondisinya semakin baik. Setelah tenang dengan keadaan Sani ia pergi ke kamar moon untuk melihat kondisinya. Sela terkejut bukan main melihat kamar moon yang kosong dan sudah rapih.  Matanya mengedar mencari melihat sekeliling tak percaya.

ia bertanya kepada suster yang tak sengaja berpapasan "kemana anak saya moon?

Suster menggelang tidak tau dia hanya berkata" sepertinya kamar ini sudah kosong sejak kemarin.

"apa maksud mu ? aku baru pergi beberapa dan kau bilang dari kemarin?" Sela membentak suster tersebut tak percaya

Suster pergi tanpa menjawab apapun. Sela yang kesal mengejarnya dan menarik baju suster tersebut.

"katakan padaku di mana moon?"tanya sella

suster tetap kekeh mengatakan dia tidak tau apa pun. Sela semakin geram menguatkan cengkraman di lengan suster tersebut. suster yang kesakitan akhirnya menyerah dan mengatakan bahwa dia telah di bawa pulang.

"siapa yang membawa nya? tanya sela melepaskan cengkraman

"tuan agus iskandar" jawab suster memegang tanganya yang masih sakit.

Setelah mengetahui hal tersebut sela langsung pergi untuk menemui ayah mertuanya. Jalan penuh sesak namun tak ada satu pun taksi yang kosong hanya kendaraan pribadi yang berlalu lalang. Kesabaran Sela sudah habis menunggu taksi yang tak kunjung ia dapatkan. Matanya melihat mobil abu-abu yang jalan menuju ke arahnya dia langsung berdiri di depan mobil tersebut.

"Ciiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttt" mobil itu berhenti tepat di depan sela. pemilik mobil keluar dengan kesal membanting pintu. Sela masih berusaha mengatur nafasnya dan tertunduk terkejut atas apa yang ia lakukan. Pemilik mengecek mobilnya dan marah-marah kepada sela.

"maafkan aku, tapi aku rasa mobil anda baik-baik saja" kata sella menggerai rambut panjang yang menutupi wajahnya karena tiupan angin.

"Ap...." kata terpotong dan memandang wajah cantik sela. pemilik mobil tersebut terpesona dengan wajah sella yang cantik hingga tak bisa melanjutkan kata-katanya. Hingga ia terdiam beberapa detik masih mengagumi kecantikan Sela. Sella yang tak mau membuang waktu langsung menuju ke mobil dan menyadarkan pemilik mobil dengan keinginannya untuk diantarkan kesuatu tempat. Pemilik mobil hanya menganggukan kepala sebagai jawaban dan masuk ke dalam mobil.

"Nama saya Johan. Siapa nama anda?" tanya Johan sang pemilik mobil tadi.

"Jalan Lurus ke depan, belok ke kanan dan lurus sampai lampu merah yang ketiga belok kiri anda bisa menurunkan saya disana." sella menjelaskan arah tempat tujuannya.

Johan mendengarkan dan menuruti perintah sella bak supir pribadi walau sedikit kesal karena pertanyaannya tidak dijawab. Johan tidak menyerah ia mencoba akrab dengan bertanya keadaan sella.

"apa kau baik-baik saja? aku khawatir karena kau hampir tertabrak tadi. Jika aku tidak menghentikan mobilnya aku tak tau apa yang akan terjadi. Mungkin aku tidak bisa melihat wajah cantikmu karena darah telah menutupinya. Dan jika tidak ada angin yang menerpa rambut hitam yang menutupi wajahmu aku pasti tidak akan memarahimu tadi aku akan membukakan pintu dengan sopan dan mengantarmu pergi kemanapun." Johan bercerita panjang lebar .

Sella sama sekali tidak peduli ia hanya melihat ke depan sambil menggenggam tasnya. Merasa terabaikan Johan mencari cara lain yang membuat sella tak mengabaikannya. Dia menyalakan musik dan terus mengganti lagu mengatakan bahwa musiknya tidak bagus tapi sella tetap diam.

Johan mematikan musiknya dan mulai bicara kembali "aku bukan pencuri yang akan mengambil tas mu"

Sella akhirnya berbicara " ya aku tahu kau terlihat sebagai pria baik.

"Tidak, kau salah tapi aku akan mencuri ...." Kata Johan sembari melirik ke arah Sella yang kini melihat kearah Johan . Sella dengan mata tajamnya melirik dan meminta lanjutan kata-katanya.

"aku hanya akan berkata aku akan mencuri hatimu" lanjut Johan. Mata Sella bulat sempurna karena terkejut dan kembali melihat kedepan.

"Kenapa? apa sulit mencuri hatimu?" kata Johan yang tidak suka.

"bukan sulit namun tidak akan mungkin" jawab sella.

"Kenapa? Dengan wajah tampan ku dan kekayaan yang ku punya ku rasa itu tidak akan sulit bukan? Kata Johan dengan rasa percaya diri yang penuh.

"aku sudah menikah" kata sella . Wajah johan seketika menunjukan sedih ia terkejut. Suasana menjadi hening sementara setelah sella ia sudah sampai ia akan turun.

"Siapa namamu? Setidaknya kau bisa mengatakan itu bukan?" tanya Johan yang masih ingin tahu sebelum sella keluar dari mobilnya.

Sela keluar dari mobil dan tersenyum sambil berkata "Terimakasih".

Johan hanya diam tak membalas ia masih dalam mobilnya dalam fikiran tak mungkin sella sudah menikah. Johan berfikir mungkin itu hanya penolak secara tak langsung. Johan keluar mencari Sella tapi ia tak bisa menemukannya. Johan masuk kembali kedalam mobilnya kesal karena tak bisa mengetahui nama sella.

Sella telah sampai di rumah mertuanya yang terjaga ketat. Sella cukup kesulitan untuk masuk tapi asisten Fariq datang dan membantu sela masuk.

"kau ada di sini? apa suamiku juga ada di sini? tanya sella sambil bergegas masuk dengan langkah cepat.

"itu. Maafkan aku." ucap asisten

"itu apa? tanya sella yang kemudian menghentikan langkahnya.

"Aku tidak tau keberadaan tuan Fariq" jawab asisten.

"sudahlah, ada yang lebih penting apa kau tau dimana putriku moon? Sella menyerah mencari fariq kini hanya memikirkan anak-anaknya.

"itu.. maksudku anak nona ada di dalam. nona bisa menemuinya karena tuan agus sedang pergi kesuatu tempat" Jelas asisten dan memendu sella ke tempat moon.


Yang Tergantung: RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang