Pekikan suaran Maria membuat semua terkejut tak terkecuali sang ayah sendiri. Kini semua mata memandang ke arah Maria. Zeif ayah Maria terheran dengan kelakuan anaknya yang tidak pernah berubah.
"Maria, sedang apa kau di sini? " tanya Tn. Zeif bingung dari mana datangnya si beo ini.
"Ayah, aku tidak.... "kata Maria terhenti
"cukup, nanti di rumah saja" tn zeif menyela sebelum Maria berkicau karena tidak akan menjawab langsung pertanyaan .
"kau, putri tuan zeif?" tanya pria berdasi yang mendekat kepada Maria
Pria berdasi yang bersama tuan zeif adalah ayah Fariq yang tak lain tuan Agus Iskandar. Fariq terkejut melihat ayah sudah di hadapannya.
"Ayah? " Desis Fariq
"Iya, saya adalah Maria, nama saya adalah Maria Zeif Hokyan. Itu hanya sementara karena saya belum menemukan pria yang akan menjadi suami. " perkenalan yang panjang oleh Maria yang di zertai gelengan oleh sang ayah zeif.
"Berbicara dengan sopan kepada Orang tua, Maria" tuan zeif memperingatkan sebagai ayah.
Tuan Agus tertawa mendengar Maria, sementara Fariq terlihat akan pergi.
"Tuan muda Iskandar, anda mau kemana?" Tuan zeif mencoba menghentikan Fariq.
"Biarkan saja" kata tuan Agus santai.
"Hey! Kau harus bertanggung jawab! Jangan asal pergi! " suara lantang Maria saat menyadari Fariq akan pergi.
Tuan zeif dan Agus tentu terkejut mendengar Maria. Tuan zeif menanyakan apa yang terjadi tapi Maria tidak peduli karena dia akan mengejar Fariq.
"Tunggu, biar aku saja" tuan Agus menahan Maria. Tapi Maria orang yang adil dia menginginkan bertanggung jawaban kepada orang yang memiliki kewajiban hingga dia tak perkataan menghiraukan tuan Agus.
"Aku ayahnya, Agus Iskandar" kata tn Agus menahan tangan Maria yang akan berbalik pergi.
Maria tak percaya mendengar tuan Agus mengakui orang gila seperti Fariq sebagai anak.
"Tuan, jangan lindungi pria gila itu, dia... " Maria tertahan saat sadar bahwa ayah nya juga memanggil pria gila sebagai tuan iskandar muda , tuan Fariq Iskandar.
Tentu baik tuan zeif maupun tuan Agus sempat bertanya-tanya bagaimana dia bisa memanggil Fariq sebagai orang gila. Tanpa di sadari Fariq kembali dan menarik Maria untuk ikut bersamanya. Maria yang sedang bengong pun tak menolak. Mereka berdua pergi meninggalkan tuan zeif dan Agus yang masih di penuhi tanda tanya.
"Kau mau bicara apa tadi? " tanya Fariq kesal sambil menjalankan mobilnya.
Maria masih dalam pikirannya tak menjawab pertanyaan Fariq. Hingga
Fariq mengerem mendadak dan berhasil menghancurkan lamuman Maria. Maria menatap dalam wajah Fariq."apa? " tanya Fariq tak suka dengan cara Maria memandang wajahnya.
"Tidak sifat, maupun wajah tidak ada yang sama sekali." gumam Maria sambil memalingkan wajahnya.
"kau ini bicara apa? "tanya Fariq tak mengerti.
"Aku hanya membandingkan dirimu dengan tuan Agus Iskandar yang terkenal itu. Kau sama sekali berbeda dari tuan Agus yang baik, sopan, Antusias dan memiliki sifat unggul lainnya. Sungguh tak dapat di percaya " Maria terheran membedakan Fariq dengan tuan Agus.
"Tentu, aku juga tak menginginkan kesamaan seperti orang itu" Fariq berdecak
"Lalu kenapa kau berhenti, ayo jalan" suruh Maria bak nyonya
"Turun kau, Nyonya Hokyan. Kau kan orang kaya" Fariq menyindir.
"Tunggu, bukan kah kau yang menarik aku ? Kau bilang mau tanggung jawab!" Maria tidak bergeming dari kursi.
"Aku menarikmu itu benar, tapi aku tidak pernah bilang mau tanggung jawab. Sepertinya nyonya harus memeriksakan diri NYONYA ke dokter THT." Fariq mengoreksi perkataan Maria.
Fariq menarik Maria keluar dengan paksa. Maria masih tidak mau tapi akhirnya keluar dia menangis di jalan hingga banyak orang yang memandangnya.
"Aku sudah bertemu dengan ayahku, tapi kau malah menarikku dan sekarang kau malah menelantarkan diriku di jalanan! Aku bahkan kehilangan segalanya untuk dirimu! Aku kira kau akan bertanggung jawab jadi aku ikut denganmu! Tapi..ha..." Maria mengeluhkan dengan suara lantang di lanjut dengan tangis keras hingga semua orang menatapnya dengan iba.
Fariq bingung harus bagaimana, dia juga tak suka dengan tatapan para pejalan kaki padanya. Akhirnya Fariq memeluk Maria agar berhenti menangis. Bahkan menepuk punggung Maria agar dapat meredam tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tergantung: Reality
RomanceSetelah melahirkan anak kembar sani dan mona dari keluarga iskandar yang memiliki kutukan. sani yang terlahir ketika matahari di puncaknya sedangkan mona lahir ketika bulan mulai terlihat. seperti matahari dan bulan yang memiliki tempat sama yaitu l...