Sheet 17 : His Decision

213 36 0
                                    



.

Sunday, 13 September 200X

Dear Diary, aku sungguh malu kemarin. Bisa-bisanya aku pingsan di dalam bis, di dalam pelukan Sasuke-kun pula. Dan sukses hari ini aku terserang flu karena kemarin hujan-hujanan. Sasuke-kun menemaniku dari kemarin, dia bahkan sampai menginap karena menghawatirkanku sekaligus merasa bersalah karena entah apa.

Aku hanya bisa menatap Sasuke-kun dengan malu-malu karena dia sekarang sedang berbaring santai di sampingku sambil membaca sebuah buku tebal novel 'Harry Potter' favoritnya. Sasuke-kun kadang berguling-guling seperti anak kecil. Kadang pula ia memegangi keningku memastikan bahwa suhu tubuhku mulai menurun.

"Sepertinya kau mulai membaik." Kata Sasuke-kun meletakkan novel di samping meja. Ia bangkit dan membawa sebuah nampan yang berisi bubur dan sebuah kapsul yang biasa kuminum setiap flu menyerangku.

"Nih, makan, lalu minum obatnya!" perintah Sasuke-kun. Ia menyodorkan mangkuk bubur itu, aku mengerucutkan bibirku. Dengan terpaksa aku akhirnya menelan pil yang Sasuke-kun sodorkan.

Dear Diary, aku sangat senang mendapat perhatian dari Sasuke-kun. Itu artinya, dia tidak melupakanku... hehe

Tapi, ada satu tanda tanya besar yang muncul dalam kepalaku. Jika kemarin Sasuke-kun mengantarku pulang saat hujan turun, lalu kemana Hinata? Bukankah Sasuke-kun bersama Hinata? Dan bagaimana Sasuke-kun bisa menemukanku? Bukankah seharusnya dia bersama Hinata saat itu?

Oke, sebenarnya kenapa juga aku harus memikirkan Hinata? Dia kan rival cintaku? Diam-diam aku kesal dengan Hinata. Dia merebut Sasuke-kun dariku. Ini memang terdengar egois, aku tahu itu, tapi bagaimanapun aku lah yang terlebih dulu mengenal Sasuke-kun. Dan Hinata hanyalah outsider yang kebetulan menyelip dalam hubungan kami.

Kenapa? Hinatalah yang menduduki posisi teratas sebagai orang yang ada di hati Sasuke-kun?

"Sasuke-kun? Bagaimana kau bisa menemukanku?" tanyaku asal sambil berusaha menutupi fakta kalau aku membuntutinya.

Sasuke-kun menatapku sambil ia menyilangkan tangannya di belakang kepala, berbaring. "Ah, sebenarnya aku kemarin kencan dengan Hinata-rasanya ada pisau yang menusuk jantungku tiba-tiba- tapi sewaktu masih tengah hari, hujan turun dan kebetulan kami bertemu sepupu Hinata. Untung saja saat mau pulang aku tak sengaja melihatmu kehujanan. Karena itu aku menyuruh Hinata pulang duluan dengan sepupunya!"

Aku tertegun. Oh, jadi begitu ya? kau tak segaja melihatku... jadi jika saja kau tak menyadari keberadaanku, kau... takkan datang...

Aku merasa, dadaku sangat sesak...

"Sasuke-kun? Apakah kau menyukai Hinata? Kapan... kau akan mengutarakan perasaanmu?" tanyaku kaku.

Sasuke-kun terdiam kemudian ia menenggelamkan wajahnya di selimut yang kini kupakai. Menutupi kepalanya, berlagak seperti gadis yang tengah jatuh cinta.

"A... a-aku belum me-memikirkannya~!" jawab Sasuke-kun dengan wajah memerah. Ada rasa geli melihat tingkah memalukannya yang jarang itu. tapi disatu sisi aku juga merasa sedih karena bukan akulah alasan kenapa sepasang pipi tirus itu merona.

Dear Diary, ternyata tetap Hinata yang ada di hatinya.

Suatu hari, saat di mana aku harus melepaskan tangan kokoh ini akan tiba. Dan bagaimanapun aku harus siap. Mau tak mau semua akan terjadi. Saat Sasuke-kun takkan lagi ada di sisiku. Saat aku harus merelakannya bersama pujaan hatinya. Selamanya ia akan ada di hatiku.

Sampai aku mati. Bagaimanapun, seberharga apapun aku baginya, Hinata lah pemenangnya. Sasuke-kun sungguh mencintainya.

Dear Diary, apa... yang harus kulakukan?

.

.

Thanks for review, maaf kali ini ga bisa bales satu-satu seperti biasanya :

Albaficaaiko, donat bunder, ocha-hime, meisyacherry, Uchiha Cherry 286, guest

Sign

Kazama Sakura

50 Sheet of Paper DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang