Sheet 4 : Pinky and Emo Haired Dollfie

333 37 0
                                    



.

.

Saturday, 14 April 200X

Dear Diary,

Karena sekarang weekend, tiba-tiba Sasori-senpai, kakak kelasku tiba-tiba mengajakku untuk menemaninya membeli perlengkapan musik sekolah. Ya, beberapa hari lagi akan diadakan HUT Konoha High, dan aku sebagai salah satu anggota OSIS kini harus sibuk menjadi panitia dan mengurus gono-gini.

Dan jadilah siang ini selama di sekolah aku sibuk terus sampai-sampai tak sempat beristirahat. Oh ya, ngomong-ngomong soal Sasuke, hari ini tumben dia tidak masuk. Walau aku sudah mengirimkan pesan singkat tapi oleh Sasuke belum dibalas sampai sekarang.

Dear Diary, aku jadi khawatir sama Sasuke. Apakah ia sakit? Apa dia akan baik-baik saja?

Karena itu aku memutuskan untuk menjenguk Sasuke sepulang sekolah nanti. Tentu saja setelah aku menemani Sasori-senpai membeli perlengkapan untuk musik sekolah. HUT kali ini mengambil tema 'Summer Music Festival', karena itu para anggota OSIS berkewajiban melengkapi alat-alat musik yang belum tersedia di sekolah.

Hahaha... aku jadi ingin bercerita waktu aku dan Sasori-senpai membeli alat musik. Sasori-senpai adalah pemuda yang baik dan lembut, wajahnya seperti bayi, halus dan tembem membuat siapapun gemas melihatnya. Kadangkala ia terlihat imut ketika bercanda dan melucu, yang paling menarik Sasori-senpai memiliki pengetahuan yang luas soal kesenian boneka.

Aku benar-benar tak percaya ketika Sasori-senpai menunjukkan foto sebuah boneka mungil seukuran Barbie tapi lebih tinggi sekitar beberapa senti, setahuku boneka seperti ini bernama dollfie, boneka handmade dari Jepang yang harganya lumayan mahal karena segala aksesoris hanya dibuat dengan tangan. Boneka itu nampak cantik dengan kimono merah yang panjang. Rambut boneka itu berwarna putih.

"Ini proyek yang sedang kubuat sekarang, sebenarnya boneka ini belum selesai lho!" begitula kata Sasori-senpai saat aku menatapnya dengan binar-binar kekaguman.

"Bagus sekali senpai, kapan-kapan buatkan aku boneka ya?!" tiba-tiba aku menyeletuk. Aku tadi melihat Sasori-senpai terkekeh. Ia mengacak-acak rambutku.

"Hehehe... kalau begitu aku berikan boneka yang ada di foto ini deh. Sebenarnya boneka ini belum selesai lho, soalnya aku masih bingung soal warna rambut seperti apa yang cocok untuknya. Karena itu rambutnya masih berwarna putih karena belum kuwarna." Sasori-senpai mengaruk-ngaruk rambutnya. "Tapi sepertinya aku sudah tahu warna apa yang cocok untuk rambutnya!"

Aku hanya menatap Sasori-senpai bingung. Tapi Sasori-senpai buru-buru menarikku menuju sebuah toko musik dan segera menyibukkan diri memilih-milih apa saja alat musik yang kami butuhkan.

Dear diary, sepulang dari mencari alat musik Sasori-senpai tiba-tiba mengajakku ke rumahnya. Ya Tuhan, aku sedikit was-was, ini pertama kalinya aku datang ke rumah laki-laki selain rumah Sasuke. Dan tadi Sasori-senpai tertawa kecil dan meyakinkanku kalau dia tidak akan melakukan apa-apa. Sasori-senpai mengajakku ke ruang kerjanya. Di sana terdapat banyak sekali boneka dan peralatan menjahit.

Lalu, Sasori-senpai mengambil sebuah boneka dari dalam sebuah lemari. Boneka itu, boneka yang mirip seperti di foto tadi.

Sasori-senpai tiba-tiba menghilang di balik pintu dan meninggalkanku sendirian di ruangan yang penuh boneka itu. Aku tertarik melihat-lihat.

Aku tertarik pada satu boneka yang terpajang kaku di dalam sebuah kotak kaca. Ukuran boneka itu tak jauh berbeda seperti boneka Barbie, tapi boneka ini jika di perhatikan berpostur seperti laki-laki. Yang membuatku tertarik, adalah model rambutnya yang hitam kebiruan dan mencuat-cuat itu, mengingatkanku pada seseorang.

"Kau tertarik dengan boneka itu?" Sasori-senpai tiba-tiba datang dari belakangku dan membuatku kaget sekali. Sasori-senpai tiba-tiba membuka kotak kaca itu dan mengambil boneka tadi. "Yang ini tidak jauh beda dengan boneka perempuan yang tadi, tapi ini versi laki-lakinya."

"tapi, kenapa Sasori-senpai membuat model rambutnya mencuat-cuat begitu?" aku benar-benar penasaran.

"Aku sendiri tak tahu, tapi aku tiba-tiba ingin sekali menatanya dengan model emo." Sasori-senpai lalu menyerahkan sebuah kotak. "Ini boneka yang tadi, untukmu saja. Dan boneka emo ini sekalian untukmu."

Aku tak tahu harus menampilkan ekspresi apa... hanya ucapan terima kasih yang mampu terucap. Tapi sungguh, aku sangat senang dengan boneka ini...

Aku akan menyerahkannya pada Sasuke.

Dear diary,

Sasuke tadi menatapku heran mengetahui aku datang ke rumahnya. Apalagi ketika melihat dua buah kotak yang salah satunya langsung kuserahkan padanya.

"Apa ini?" Sasuke bertanya dengan raut heran. Aku hanya terkikik tentu saja, ia pasti akan kebingungan mendapatkan buah tangan berupa boneka.

"Barbie?" Sasuke memekik kaget dengan suara pelan tentunya, ia menatapku heran bukan main. Hihihi... lucu sekali mimikmu itu Sasu-chan...

"Sasori-senpai tadi memberikannya padaku." Kataku. Sasuke mengangkat alisnya dan mengangkat like-barbie-doll itu, "boneka... berambut merah muda? Seperti dirimu?"

Aku mengangguk dan mengeluarkan boneka yang lain. "lihat, aku juga punya yang mirip denganmu!" pamerku. Iris Sasuke mengerjab, ia meraih boneka emo itu dengan mata berbinar,

"Kawaii...!"

Aku benar-benar harus menahan tawaku melihat mimik lucu Sasuke yang sangat langka. Ya Tuhan, dia sungguh cute dengan ekspresi berbinar dan kata 'kawai' yang baru saja ia ucapkan itu...

"Benar-benar mirip denganku! Rambut emonya bagus juga!" puji Sasuke. "Aku baru tahu kalau Sasori-senpai bisa membuat boneka!"

Aku hanya tersenyum geli, tiba-tiba Sasuke menatapku dengan mata menyipit. Dear Diary, aku benar-benar kaget dan kebingungan. Apakah aku membuat kesalahan?

"Ngomong-ngomong kenapa kau bisa jalan dengan Sasori-senpai?!" introgasi Sasuke posesif. Aku menatap Sasuke bosan. Selalu begini, curigaan...

"Aku membeli peralatan musik untuk HUT sekolah nanti dengan Sasori-senpai."

"Oh..."

Tuhan, kalau boleh ingin sekali kujitak sahabatku tersayang ini! kadang Sasuke benar-benar bisa menjadi sosok yang sangat menyebalkan sedunia...

Dear Diary,

"Boneka pinky ini buatku saja, kau bawa saja yang satunya!" aku benar-benar bingung ketika Sasuke memutuskan untuk membawa boneka Barbie-like yang mirip aku itu. Tapi selanjutnya aku sangat lega ketika dia bilang,

"Anggap saja boneka yang aku bawa dan yang kau bawa itu sebagai tanda hubungan kita!" katanya santai.

Hubungan apaan coba? Pacaran? Tidak-tidak-tidak!

Um... sahabat... kurasa.

.

.

50 Sheet of Paper DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang