Sheet 46 : Other Butterfly

253 39 1
                                    



.

.

26 Oktober 201X

Aku ingat, Kak Itachi pernah bercerita ada seseorang yang baik hati yang pernah menolong Sasuke setelah kecelakaan yang merenggut ingatannya itu. orang baik hati itu adalah seorang gadis manis berkebangsaan Jepang yang kebetulan tinggal di Kanada selama dua tahun. Dia adalah seorang blesteran, memiliki rambut merah muda tua-nyaris orange- dengan manik abu-abu yang lembut.

Tayuya-san, begitu ia memperkenalkan diri. Suatu hari ketika aku berkunjung ke kediaman Uchiha. Berkumpul bersama Paman dan Bibi di ruang keluarga, berjajar dengan Sasuke, sesekali lengan pemuda berambut mencuat itu melingkar di pinggangnya.

Kak Itachi tak nampak, ketika aku bertanya. Paman menjawab bahwa Kak Itachi tengah keluar. Tayuya-san adalah gadis yang supel, sedikit anggun namun ia bukanlah gadis pemalu, tawanya kadang terdengar nyaring namun masih lembut. Dan aku bisa berasumsi bahwa Paman dan Bibi seketika sudah menyukainya.

Keberadaanku di tengah-tengah mereka seolah tersisihkan. Bahkan yang membuatku tak bisa berkata dan membaur sekalipun, karena kulihat secarik kebahagiaan yang tampak di wajah Sasuke.

Kebahagiaan dan tatapan lembut yang dulu pernah tertuju padaku...

Sekarang sudah beralih kepada sosok yang lain.

Aku mungkin hanya bisa meliriknya sebentar-sebentar dari jauh. Aku sudah bangun dari mimpi masa lalu. Akupun telah bisa menerima keadaan Sasuke yang mungkin akan selamanya berubah. Namun, aku tak bisa memungkiri bahwa ada setitik dalam diriku yang tak rela melihatnya bersama dengan sosok lain.

Aku seperti telah terlupakan, karena telah ada pengganti. Tapi akupun sadar bahwa dalam situasi ini Sasuke bahkan tak merasakan penghianatan yang seolah meluap-luap dalam hatiku. Karena baginya aku bukanlah apa-apa. hanya seorang sahabatnya yang ada di masa lalu.

Bahkan saat inipun aku tahu, keberadaanku hanyalah bayangan semu. Sasuke mungkin saja hanya melihatku sekilas.

"Hai, kau Haruno Sakura, yang dulu pernah menjadi masa lalu dalam hidupku bukan?"

Pertanyaan itu seolah menohok tepat padaku. Dan aku hanya bisa meringis, kembali berusaha menerima kenyataan. Sekarang dan seterusnya sudah ditakdirkan seperti ini. ya, semua sudah seperti ini.

Sekali lagi, sudah waktunya untukku melepaskan sosok Sasuke. Benar-benar melepaskannya, karena kesempatanku untunya sudah benar-benar habis!

"Salam kenal, Sakura-san, namaku Tayuya!"

"Hai, Tayuya-san! Aku Sakura Haruno, salam kenal juga! Ne, kau dari Kanada ya? Kak Itachi bilang, kau yang merawat Sasuke pasca kecelakaan 'itu'?"

"Ah, aku hanya tinggal sementara di Kanada, untuk menyelesaikan studyku! Yah, waktu itu aku yang membawa Sasuke-kun ke rumah sakit!"

Sasuke...-

-kun?

"Wah, pasti berat bagimu ya, lukanya pasti parah sekali!" aku sedikit tertawa, namun tawa getir itu seolah mengejek diriku sendiri.

"Haha, awalnya kupikir seperti itu, aku sempat kalut ketika selama beberapa minggu tak juga ada anggota keluarga yang menjenguknya, apalagi dia tak membawa identitas, dan amnesia saat siuman. Tapi, kami bisa melewati satu tahun penuh cobaan!"

Aku terdiam, sedikit melirik Sasuke yang tengah menatap lembut Tayuya-san, seolah ia tengah melihat malaikat penolong yang menyelamatkan hidupnya.

"Ah, aku ikut sedih mendengarnya. Tapi syukurlah, Sasuke dan keluarganya bisa bertemu kembali." Ucapku kemudian.

Paman dan Bibi mengulum senyum terima kasih, "mungkin jika tak ada Tayuya-chan, kami tidak tahu bagaimana nasib Sasuke-kun!" ujar Bibi Mikoto. "Terkadang Tuhan selalu memberikan bantuannya untuk umatnya yang tengah kesusahan!"

Kami pun tergelak secara bersamaan, dan obrolan itu kembali mengalir. Namun tanpa siapapun sadari selain diriku sendiri, bahwa di sudut hatiku ada yang tengah mengurai tangis.

Aku kadang berharap, semua bisa kembali seperti dulu! Jika aku tahu ini semua akan terjadi, mungkin aku akan mencegah Sasuke untuk pergi ke Kanada...

.

.

50 Sheet of Paper DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang