t u j o h b e l a s

3K 615 82
                                    

VOTE DULU HAYUK. BIAR GAK LUPA. JADI ORG PELIT ITU GAK BAIK LOH.

Gimana kabarnya?

Gaya rebahan apa lagi hari ini gais?

Perayaan hari jadi sekolah semakin dekat, dan kini kabarnya orang tua Delan dan Devan akan di pindah tugaskan, kemudian yang akan mengatur perayaan nanti adalah kepala sekolah baru.

Itu agak membuat para siswa-siswi khawatir.

Dari tadi gadis itu mondar-mandir di depan kelas 11 IPS 2. Ia sepertinya ingin menemui seseorang namun ragu untuk melangkahkan kakinya untuk masuk. Tapi tiba-tiba seseorang mengagetkannya.

"Mau ngapain Ya'?" tegur Windy dari arah belakangnya.

"Mau ketemu Aska? Yaudah bentar gue pangg--" Lia mencekal tangan Windy, membuat Windy tambah bingung.

"Eh bukan! Gue... mau ketemu sama Delan" ucap Lia pelan, ia tertunduk malu.

Sudut bibir Windy tertarik, entah kenapa ia merasa sangat bahagia.
"Ciee mau ngapain hayoo" ledeknya menyikut Lia.

"Gu..gue cuma mau ngomong bentar kok!" jawab Lia ngegas.

"Yaudah gue panggilin, tunggu di sini bentar, oke!"

Lia membalas senyuman Windy legah, ada sedikit rasa tak enak yang ia rasakan. Ia seperti punya kesalahan pada Windy, tapi sudahlah ia tak ingin memikirnya lagi.

Tak butuh waktu lama, Delan keluar denga ekspresi dinginnya. Sepertinya moodnya sedang tidak baik hari ini.
"Ada apaan? gue sibuk"

Nyali Lia ciut mendengar kalimat awal yang di ucapkan Delan, padahal ia belum mengatakan apapun.

Ia makin merasa bersalah, setelah kejadian itu, saat ia tak masuk sekolah. Kejadian di mana ia mencium orang yang salah.

Adduh.

"Ma-maafin gue..."

"Buat apa? Gue nggak butuh penjelasan apa-apa" sela Delan cepat.

Sesak rasanya saat Delan mengatakan itu. Semalaman Lia tak bisa tidur karena memikirkan rasa bersalahnya terhadap cowok itu lalu respon Delan hanya itu? Bahkan ia tidak mengharapkan permintaan maaf dari Lia.

Selain itu, ia sangat tidak nyaman saat Delan selalu menghindar darinya, ia rindu saat Delan selalu muncul tiba-tiba dan memanggilnya dengan sebutan pacar.

"Delan. Dengerin dulu, gue kira waktu itu..."

"Lo kira Devan itu gue? Lalu kemarin? Maksud lo apa?!" bentak Delan membuat tubuh Lia tersentak.
Untungnya koridor sedang dalam keadaan sepi jadi tak ada yang menyaksikan perdebatan mereka.

"Gue liat sendiri! Lo ngasih kotak makan itu ke Devan! Gue bahkan mendengar dengan jelas lo bilang lo tau dia Devan, bukan gue! Dan lo nggak nyesel sama sekali!" Delan mengalihkan pandangannya, tersenyum sinis memikirkan betapa menyedihkannya dirinya.

Ini benar-benar di luar dugaan Lia, disaat ia sudah mantap menentukan kalau ia ingin memberi Delan kesempatan, hal buruk malah terjadi.

CRAZY GROUP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang