:: DUA PULUH LIMA

7.2K 498 75
                                    


Cowok dengan manik mata biru cemerlang duduk pada salah satu bangku taman, kedua tangannya bertumpu pada tempat yang sama.

Kepalanya menunduk menatap kakinya yang berayun perlahan. Semilir angin meniup lembut pucuk rambut cokelatnya.

Ini masih terlalu pagi untuk cowok itu datang ke sekolah dan melewatkan sarapannya.

Sebenarnya dirinya tidak marah, tetapi dia hanya kecewa dengan sikap Darren-ayahnya semalam dan membuat ia memutuskan berangkat lebih awal agar pagi ini dia tidak perlu bertemu dengan ayahnya itu.

Sekolah masih begitu sepi, baru beberapa siswa yang berjalan menuju kelas mereka masing-masing.

Raffa menghela napas lelah. Pandangannya kini menatap lurus ke depan.

Sebenarnya dia sedikit bersyukur dia masih bisa satu sekolah dengan Farel meskipun, terkadang dirinya tidak selalu bertemu Farel di sekolah.

“Hai,”

Raffa menolehkan kepalanya, sedikit terkejut dengan kedatangan gadis yang sekarang duduk di sampingnya dengan tas yang masih digendong gadis itu.

Raffa tersenyum, “Audy? Hai.”

Audy tersenyum kembali, gadis itu celingak-celinguk seperti mencari keberadaan seseorang.

“Em, tumben udah sampai sekolah?”

Raffa terkekeh pelan, “Iyalah, kan, gue rajin.” Raffa menaikkan kedua alisnya bersamaan.

Membuat Audy ikut terkekeh, “Enggak bareng sama Farel?”

Raffa kembali menolehkan kepalanya menatap gadis di sampingnya, Raffa menyipitkan matanya.

“Kenapa cari Farel? kangen, ya?” goda Raffa.

Audy memelototkan matanya, mencubit pelan lengan cowok yang sudah membuat pipinya merona, “Ih, Raffa! Apaan, sih, kan aku cuman tanya.”

Raffa meringis sambil mengusap pelan lengannya.

“Gue tau gue emang gemesin tapi,  nggak usah main cubit-cubit segala, dong. ”

“Bodo,” Audy mengerucutkan bibirnya.

Sesaat kemudian Raffa berdiri membuat Audy menoleh ke arah cowok itu.

“Temenin gue ke kantin, yuk.” Ajak Raffa yang berhasil meraih tangan Audy.

Audy sesaat menatap tangan Raffa yang memeganginya lantas ikut berdiri.

“Eh, mau ngapain?” tanya Audy.

“Buka biro jodoh.” Jawab Raffa asal.

Raffa tertawa kecil melihat wajah Audy yang bingung, “Makanlah, gue laper.”

Audy membulatkan bibirnya membentuk huruf O.

Keduanya berjalan menuju kantin dengan tangan Audy yang masih digandeng cowok itu.

Gadis itu sedikit bersyukur sekolah masih sepi jika tidak, pasti semua akan melihatnya.

Bukan, Audy bukan tidak ingin ada yang melihat dirinya dekat dengan Raffa, tapi siapa yang tidak kenal cowok itu? Jelas-jelas dia cowok yang pintar, most wanted SMA Antariksa, ditambah wajahnya yang begitu manis.

Dia hanya tidak mau ada siswa yang mengaku sebagai fans dari Raffarga Reynan Yudistira melihat itu dan akan meneror dirinya.

Membayangkannya saja Audy tidak sanggup.

“Mau pesen apa? Gue pesenin,” tanya Raffa saat keduanya sudah sampai di kantin.

“Aku mau jus alpukat aja.”

[TBS 1] : Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang