:: EMPAT PULUH

8.1K 502 156
                                    

Mau tanya dong....
Kalian tau cerita Everything dari siapa? Dari temen atau nemu sendiri? :v
Apa yang buat kalian suka sama cerita ini?

Jawab ya, tq

Happy reading ❤


"Astagfirullah, Farel," ucap Renata yang baru saja kembali. Ia langsung berlari menghampiri putranya itu.

"Kok, bisa muntah kayak gini?" tanya wanita itu panik.

Farel bergeming, ia masih sibuk mengeluarkan seluruh isi perutnya dengan susah payah. Ingin di keluarkan, tetapi rasanya tidak ada yang keluar. Akan tetapi, di dalam perutnya semua terasa sedang diaduk-aduk.

"Farel baru makan bubur dua sendok, tapi malah mual, Bun." Tutur Raffa.

Renata mengambil minyak kayu putih dari laci nakas, memberikannya pada Raffa untuk dioleskan ke belakang leher Farel.

Farel meneguk teh hangat yang dibuatakan bundanya dan itu membuat perut Farel merasa lebih baik dari sebelumnya.

Wajah cowok itu masih terlihat pucat apalagi keringat masih mengucur di badannya.

Ia tidak suka jika keluarganya mengetahui penyakitnya ini karena ia tahu semuanya akan jadi over protective seperti sekarang.

Namun, di sisi lain ia sangat senang bisa merasakan keluarganya ada untuk dirinya.

"Kenapa?" tanya Darren yang baru saja sampai.

"Nggak pa-pa, Yah," ucap Farel serak.

Darren mengernyit, memperhatikan wajah pucat Farel. Namun, pandangannya kini beralih pada cowok yang duduk di atas sofa dengan mata yang terfokus pada ponselnya.

"Raffa," panggil Darren yang hanya dibalas gumaman oleh cowok itu.

Darren memutar bola matanya, berjalan mendekat dan merebut benda pipih dari tangan Raffa.

Raffa mendengus pelan, "Iya, Yah, kenapa?"

"Pulang kamu," ucap Darren.

Raffa mengernyit tidak mengerti, "Kok, disuruh pulang, sih, Yah? Raffa, kan mau di sini, nanti kalo Raffa diculik gara-gara di rumah sendirian gimana?" cerocos cowok itu.

Pria paruh baya itu kembali memutar bola matanya, "Kamu itu udah besar, masa, iya diculik? Lagian di rumah,  kan kamu nggak sendirian."

"Nggak mau, Raffa mau di sini aja." Cowok itu mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil.

"Raffa, kamu, kan besok harus ke sekolah," ucap Renata lembut.

Cowok itu mendengus lalu bangkit dari tempatnya duduk, "Yaudah, Raffa pulang."

"Gue pulang dulu. Jangan lama-lama lo di sini," ucap Raffa sambil melakukan high five brother pada Farel.

Farel mengendikan dagunya dengan sebelah bibirnya yang terangkat, "Hati-hati, lo."

***


"Kamu, beneran udah kuat ke sekolah?"

Farel memutar bola matanya, ini sudah pertanyaan kesekian kali yang ditanyakan bundanya. Sudah hampir seminggu cowok itu membolos sekolah, sebenarnya ia senang tidak harus mendengarkan penjelasan guru yang tidak ia mengerti.

Sejenak tidak memikirkan pelajaran dan tugas yang sangat banyak, yang dia rindukan adalah gadis dengan manik mata cokelat madu itu.

Farel menelan makanan yang ada di mulutnya dan menggangguk. "Iya, Bunda nggak usah khawatir."

[TBS 1] : Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang