:: LIMA PULUH

5.9K 433 29
                                    

Vote dulu, kuyy

Happy reading ❤

.

.

.

.

No eres tú, no eres tú, no eres tú, soy yo (soy yo)

No te quiero hacer sufrir, es mejor olivadar y dejarlo así (así)

Échame la culpa

No eres tú, no eres tú, no eres tú, soy yo (soy yo)

No te quiero hacer sufrir, es mejor olivadar y dejarlo así (así)

Échame la culpa

Okay, i don't really, really wanna fight anymore

I don't really, really want to fake it no more

Play me like The Bestles, baby, just let it be

So come on, put the blame on me, yeah

Kedua cowok dengan wajah mirip itu saling diam, menikmati alunan musik seraya ikut menyanyi dalam hati, lagu yang, Raffa putar di dalam mobil guna menghilangkan keheningan.

"Mau kemana, Rel?" tanya Raffa menoleh sesaat pada cowok di sampingnya.

"Terserah lo," jawab Farel enteng, tanpa mengalihkan perhatiannya dari keadaan di luar mobil.

Raffa memutar bola matanya malas, "Kayak cewek, lo kalau ditanya jawabnya terserah."

Farel hanya berdecak, tidak ingin menanggapi ocehan saudaranya itu.

Tak berapa lama, Raffa kembali berucap membuat Farel menjadi kesal sendiri.

"Jadi, mau kemana?" ulang Raffa.

Farel diam dan berhasil membuat Raffa menghela napas lelah.

"Lo, yang ngajak gue bolos. Sekarang, lo mau kemana? Kita udah muter-muter dari tadi, Rel." Lanjut Raffa.

Farel juga tidak tahu dirinya ingin pergi kemana, Farel hanya ingin melupakan beberapa hal yang akhir-akhir ini membuat dirinya uring-uringan sendiri.

"Cari minum," ujar Farel setelahnya.

"Minum apa?" tanya Raffa, lagi.

"Apa aja yang penting halal." Jawab Farel tak acuh, sementara Raffa hanya terkekeh kecil.

Setelahnya tidak ada pembicaraan lagi di antara keduanya. Mereka asik dengan pikiran masing-masing.

Mata biru, Farel masih asik menatap ke luar, memperhatikan beberapa kendaraan yang mobil mereka salip juga membaca papan iklan pinggir jalan sampai membaca hal tidak penting seperti nomer sedot wc.

Farel terhuyung ke depan ketika Raffa mendadak menginjak rem, kedua tangan, Farel refleks berpegang pada dasbor mobil.

Farel melirik tajam ke arah Raffa yang sudah berhasil membuat jantung Farel hampir keluar dari tempatnya.

"Lo, kenapa, sih?" tanya Farel dengan nada ketusnya.

Raffa bergeming, tidak menjawab pertanyaan Farel meskipun, Raffa mendengarnya. Kepala, Raffa menoleh ke kanan, entah apa yang sedang diperhatikan cowok itu.

Farel yang menyadari hal itu, mengerutkan dahinya.

"Woii, Raf!" panggil Farel seraya menekan dengan sengaja klakson mobil.

[TBS 1] : Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang