🐍Duapuluh🐍

414 65 0
                                    


Hari ini ke-enam gadis yang selalu terlihat bersama memilih diam di kelas. Padahal bel pulang sudah berbunyi tiga puluh menit yang lalu.

"Gue mager pulang." kata Joy.

Yerin, Wendy, Eunha, Lisa dan Jisoo lantas menatap prihatin Joy yang masih menidurkan kepalanya di atas meja.

"Kita mangkal deh yuk, biar lo semangat lagi." celetuk Yerin membuat yang lain langsung melotot menyuruhnya untuk diam saja.

"Kerumah gue aja kuy. Gue sendirian di rumah." tawar Wendy.

Lisa yang sudah bosan melihat Joy tak bersemangat dari kemarin ini lantas tak bisa diam saja. Lisa langsung menyeret Joy keluar kelas dan memberi isyarat ke Jisoo agar merapihkan perlengkapan Joy yang masih berserakan di atas meja.

"Pokoknya hari ini kita harus senang-senang, biar lo nggak kayak gini terus." ujar Eunha bersemangat mengekor di belakang.

"Gue nggak bawa motor hari ini." ujar Joy masih tidak bersemangat.

Lisa langsung merangkul Joy menuju parkiran. "Sans hari ini gue bawa. Lo sama gue."

"Oke oke jadi Wendy sama Jisoo. Gue sama Eunㅡ"  ucapan Yerin seketika terhenti ketika melihat sebuah motor melintas di depannya. "Joy ada Beat hijau tuh, lu yakin nggak bawa motor hari ini?"

"Yaelah Rin motor Beat hijau bukan cuman gue yang punyaㅡ" ucapan Joy seketika terhenti, bahkan Joy langsung menenggakkan badan.

Untuk beberapa saat keenam gadis itu terdiam karena masih merasa terkejut dengan seseorang yang sedang duduk di sebuah motor Beat hijau yang baru saja melintas itu.





"ITU KAK SUNGJAE NJIR!" teriak mereka ber-enam dengan kompak.

Beberapa orang yang sedang di parkiran lantas terkejut dan refleks menoleh mendengar teriakan ke-enam gadis itu. Tapi untung saja orang yang baru saja disebut mereka tidak mendengar.

"Akhirnya setelah sekian lama ngintilin dia, kita tahu motornya." celetuk Yerin dramatis mengusap sudut matanya yang mengeluarkan air mata.

"Gue kira dia nggak bisa bawa motor." ujar Wendy kagum seakan baru melihat seseorang mengendarai sebuah motor.

"Padahal gue udah ngayal kalo dia bawa motor gede kayak si Boy anak jalanan." sahut Lisa seakan kecewa dengan yang ia lihat saat ini.

"Masa bodo sama si Boy. Buktinya bawa motor Beat hijau kayak gitu juga udah kece abis." ucap Eunha masih memandang kakak pembawa kotak amal itu dengan tatapan terpesona.

Joy dan Jisoo hanya diam tak mengeluarkan suara. Entah karena terpesona atau terkejut mereka diam seperti itu.

Tanpa mereka berenam ketahui ada ketiga pemuda yang sudah berdiri didekat mereka. "He kok pada belom pulang?"

Entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja Hoshi, Taehyung dan Deka sudah berada didekat mereka. Merasa diabaikan oleh ke-enam gadis ini. Mereka bertiga lantas semakin mendekat.

"Pada ngeliatin apaan dah?" tanya Hoshi yang sudah berdiri diantara Joy dan Yerin.

"Kita lagi memandang suatu ciptaan Tuhan yang sangat Indah." sahut Yerin yang masih tetap memandang lurus ke depan atau lebih tepatnya ke kakak pembawa kotak amal itu.

Deka yang berada di antara Yerin dan Jisoo jadi mengernyit bingung. "Apaan? Gua?"

Yerin menoleh terkejut walau berikutnya tak ingin berpikir banyak.

"Keindahan ini nggak ada tandingan asal lo tau." balas Lisa yang juga masih menatap kakak pembawa kotak amal itu.

Taehyung menatap aneh ke-enam gadis ini, yang tak lain tak bukan teman sekelasnya. Taehyung bahkan meletakkan kedua tangannya di dahi Lisa dan Wendy untuk memeriksa.

"Kayaknya nih bocah kesambet dah panggil pak ustadz gih." saran Taehyung. Entah berniat membantu atau meledek memang beda tipis.

Seketika ke-enam gadis itu tersadar dan menatap tajam Taehyung.

Hoshi yang sadar langsung memegang kepala Joy dan Yerin. "Mbah, mbak, bapak, ibu atau siapapun. Tolong jangan ganggu teman kamiㅡ ARGHH SAKIT ANJING!" umpat Hoshi tiba-tiba karena rambutnya di tarik oleh Joy.

"Denger ya Hoshi, Taehyung, Deka. Kita tuh lagi nggak kesurupan jadi mending lo semua pergi." ucap Eunha mengusir ke-tiga laki-laki itu.

Jisoo tiba-tiba saja memekik membuat yang lain serempak terkejut. Joy bahkan hampir saja latah kaget kalau saja tak ia telan kembali. Yang lain menatap Jisoo dengan cemas seakan bertanya, tapi Jisoo hanya diam dan malah menunjuk ke arah sesuatu.

Awalnya mereka mengangkat alis tak mengerti walau detik berikutnya reaksi mereka berbeda. Dan benar saja ke-enam gadis ini kembali berteriak.

Bukan tanpa alasan mereka ber-enam berteriak. Mereka berteriak karena melihat kakak pembawa kotak amal yang tadi hanya duduk sendiri di atas motor, sekarang sudah ada seseorang yang duduk di belakangnya. Mungkin kalau itu teman kakak pembawa kotak amal yang berbentuk laki-laki, mereka berenam tak akan histeris. Tapi yang baru saja dibonceng Kak Sungjae tadi seorang perempuan.

Seorang perempuan.




Camkan ini SEORANG PEREMPUAN. Bagaimana Joy dan yang lain tidak berteriak.

Ketiga pemuda yang masih Setia berdiri di antara keenam gadis itu  semakin terlihat bingung.

Keenam gadis itu kembali berteriak. Ahh tidak, ini terdengar seperti suara merengek ketika motor Beat hijau si kakak pembawa kotak amal nya itu sudah melaju dengan membonceng seorang perempuan.

Joy yang merasa sedih melihat itu langsung menjatuhkan kepalanya di pundak Hoshi sebelah kanan. Begitu juga Yerin yang berada di sebelah kiri Hoshi langsung bersandar di pundaknya.

Seakan tak ingin ketinggalan. Eunha dan Jisoo melakukan hal yang sama seperti yang Joy dan Yerin lakukan. Deka yang berada di antara mereka jadi merasa bingung sekaligus risih ketika Eunha dan Jisoo bersandar di pundaknya sambil merengek.

Wendy dan Lisa juga seakan tak ingin kalah, mereka berdua jadi bersandar dipundak Taehyung yang memang berdiri diantara mereka. Wendy bahkan sudah merengek sambil meremas tangan Taehyung dengan erat seakan melampiaskan emosi. Lisa yang berada disebelah kiri Taehyung juga sudah memukul-mukul Taehyung karena kesal dengan pemandangan yang baru saja ia lihat tadi.

Enam gadis dan Tiga pemuda ini bahkan tidak sadar sudah menarik perhatian orang-orang yang berada diparkiran sekolah ini.

Entah ini hanya akal-akalan ke-enam gadis ini untuk modus atau karena memang benar-benar sedang sedih.

Hanya mereka dan Tuhan yang tahu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Charity Box Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang