Delusi

1K 77 4
                                    

Derap-derap langkah memenuhi jalan beraspal. Kerap kali kaki jenjang itu mencipratkan genang-genang air yang berkumpul, mengoleksi tetitik bening dari gumulan awan hitam.

Terasa masih jauh. Tak ada tujuan sedikitpun. Tanpa adanya rencana, pria ber-name tag Eren Jaeger pada seragam putih terus berlari. Hanya diiringi insting dan niat yang kuat, Eren menerobos hujan.

Hembus angin menusuk hingga tulang-belulang. Tudung payung yang digenggam erat nyaris terangkat, mulai kehilangan fungsi sesungguhnya. Butiran bening yang turun secara berderai, berkat arah angin, membasahi kulit wajah Eren, surai-surai brunet, dan seragam sekolah.

Cukup mengganggu, namun tak menjadi hambatan untuk Eren terus melangkahkan kaki.

Ingatan masa lalu menjadi bayang-bayang sejak tadi, mengiringi awan hitam yang menggumpal di atasnya.

Seorang gadis bersyal merah. Rambut hitam sepanjang pundak. Wajah oriental khas darah Asia dengan kelereng kelam menghiasi matanya. Bibir ranum itu selalu nampak datar, kecuali jika Eren yang berdiri di hadapannya.

Tidak boleh terlambat. Pukul setengah empat sore, Eren harus sudah berada sekolah perempuan tersebut. Menjemput dan memayunginya hingga pulang. Kerap kali menjadi kebiasaan.

Bukan karena perintah. Hanya berlandas kasih sayang.

Tahu-tahu, sepasang kaki sudah berhenti di depan gerbang hitam. Sebelahnya ada plakat 'SMA Shiganshina' berwarna dasar cokelat tua berpinggiran garis-garis emas, memberi kesan elit.

Eren menghadap plakat tersebut dan berjongkok. Sebuket bunga diletakkannya di sana, bersama kawanan bunga-bunga lain yang sudah rembes kena hujan. Pemuda itu berdiri dan tersenyum.

"Ayo pulang, Mikasa."

Mikasa mengangguk. Ia sambut uluran tangan Eren, sekalipun ia tahu udara hangat dari telapak si pria tak akan sampai.

Membayangkan begitu saja sudah cukup membuat Eren menyungging senyum. Air mata mengalir turun perlahan, semakin lama semakin samar oleh cipratan hujan.

Sudah tak ada. Namun setidaknya untuk berharap dalam halusinasi, boleh kan?

-end-

Drabble ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang