Terselubung

158 21 0
                                    

Musik klasik bergema dalam keheningan salah satu sudut. Bernaungkan lampu-lampu kristal jernih, para pasangan berdansa di bawahnya. Lambat-lambat namun sesuai irama. Di tengah kekhidmatan, beberapa mengadakan perbincangan privasi dengan berbisik seolah sedang membentuk rahasia—hanya berdua.

Berterimakasihlah kepada Korporal Levi. Berkat sarannya untuk memakai sepatu hak tinggi, pimpinan dari keluarga Reiss mampu menjangkau dan menyelaraskan dansa.

Sejak awal, tak ada perbincangan antara mereka. Hanya tatap mata dari balik topeng lawan dansa. Historia tahu itu, namun ia memilih untuk tidak membalasnya.

"Hei," Historia membuka pembicaraan. Ia lelah menunggu dari pihak pria yang sama sekali tidak bicara, justru menatapnya intens. "Siapa namamu tadi?"

"Jaeger, Nona."

"Lengkapnya."

Pria bertopeng itu membungkam. Seulas senyum tipis nampak di bibir. "Anda tentu tahu. Dulu kita pernah menjadi prajurit di daerah yang sama dan sama-sama jadi sasaran orang yang rakus kuasa."

Historia mengingat-ingat. Jaeger, prajurit, sasaran. Namun sama sekali tak ada yang muncul.

Pria itu tertawa pahit. "Apa perlu saya buka topeng ini agar Anda ingat?"

Meneguk ludah, mata Historia tertuju pada wajah yang mulai diangkat penutupnya. Iris zamrud milik si pria balas menatap. Bibirnya berbisik,

"Tuh. Akhirnya mata kita bertemu."

Manik biru cerah membola. Warna kehijauan yang menatapnya penuh kasih seolah mengucapkan pernyataan cinta. Historia berhasil terisap akan halusinasi wajah yang semakin jelas per detiknya.

Rupa tampan seorang—

"Berhenti, Eren Jaeger."

Perhatian mereka beralih ke satu sumber suara. Tubuh Historia ditarik dengan paksa, melepas tangan si pemuda bertopeng dari pinggang mungilnya.

"Korporal? Kenapa—"

"Nona, mari kita segera pulang," Korporal Levi memutus seenaknya dan menggandeng Historia untuk menjauh.

"A-aku baru saja di sini! Lagipula, lelaki itu juga ingin bicara denganku!"

"Iya, kami baru saja ingin melepas kangen," manik hijau itu menggelap, tersenyum sinis. Kilap kasih tak nampak lagi di sana. "Tidakkah Anda merindukanku juga, Korporal Levi?"

Levi mendecih. Tanpa membalas lagi, ia menarik Historia menjauh dari sana.

"Korporal, Anda mengenalnya?"

Jawaban tertunda sejenak sebelum mereka sudah cukup jauh dari lantai dansa.

"Anda sudah melupakannya ya," ia menghela napas. "Dia Eren Jaeger. Mantan bawahanku dan temanmu juga. Seorang pengkhianat yang lebih memilih melarikan diri ke Marley setelah menghancurkan ketiga tembok. Aku tidak menyangka akan bertemu dia di sini."

Yang Mulia Ratu membelalak. Pantas nama itu tak asing di telinganya. Sebentuk bayangan mulai terbentuk dalam ingatan dan terasa sangat familiar.

Sedangkan di kejauhan, Eren Jaeger berbalik menjauhi lantai dansa. Dalam hati bertekad akan merebut hati wanita tersebut dari sang korporal mantan pujaannya.

-end-

Drabble ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang