Salamku

120 16 0
                                    

Untukmu di lautan seberang sana. 

Untukmu yang sedang menghabiskan waktu berdua. 

Untukmu yang telah berbaik hati mengirimkan invitasi

Sungguh terima kasih kuucapkan

Aku pasti hadirmenjemputmu kembali bila mampu. 

.

.

Ada suara retak. Kepingan yang jatuh, membentur dasar relung kosong pada diri Keith Shadis. Isi kepala berubah melompong. Memori-memori manis masa lalu pergi tanpa pamit, seenaknya melebur menjadi tumpukan abu. Tertahan sejenak sebelum lenyap akibat embus berat melalui lubang hidung. 

Beberapa kali menghela. Walau benak sudah kelompang, rasa-rasa beban tetap membekas. Kemudian dibiarkan teremas perlahan oleh rantai-rantai kecil. Semakin lama hingga napas terasa sesak, membuat sekujur badan menjelma menjadi ubur-ubur. 

Menjemputmu kembali bila mampu

Keith mendengus. Tersenyum pahit bila mengingat penggalan kalimat itu. Percaya diri yang berlebihan sekali, betapa menyedihkan dia. Saking enggan menerima kenyataan, perandaian yang terombang-ambing akan ketidak-yakinan di atas sampan pun ditulisnya. 

Bahkan ketika anak itu berdiri dengan alis menekuk tegas. Kehadirannya membuat Keith semakin urung. Surat telah sampai kurang lebih sepuluh tahun lalu. Mana bisa ia menariknya sekarang?

Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga. Prinsip Keith sejak wajah belum dihiasi kerut-kerutan. Sepotong perkataan penuh dusta. Entah sudah sebanyak apa catatan dosanya selama menganut prinsip tersebut. 

Wajah anak itu hasil jiplakan ibunya. Sangat mirip bila kau pasang rambut palsu cokelat panjang. Mengingat masa-masa pahit ketika masih sering berkunjung ke bar tempat wanita itu bekerja. 

Dan Keith Shadis berbalik. Ia sungguh tak sanggup. Bola mata yang menyala terang itu akan mengisap sejarah romansanya bersama Carla Jaeger kembali. 

-end-

Drabble ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang