Selamat ulang tahun.
Ucapan tersebut seakan menggaung dari berbagai sudut. Teman-teman Pasukan Penyelidik Angkatan 104 dan para senior—semua mengatakan dengan penuh sukacita.
Karena tepat tiga puluh Maret anak Titan mereka—Eren Jaeger—berulang tahun.
Seperti tahun-tahun sejak terbentuknya Angkatan 104, pemuda itu menerima banyak hadiah. Ia membuka mata, kotak-kotak kado sudah menunggu di sebelah tempat tidurnya. Kalau begini, Eren beranjak dan membawa bingkisan itu keluar untuk dipamerkan. Terkadang sambil menangis terharu.
"Kalian semua, terimakasih ya! Aku tidak menyangka kalian sebaik itu!" Begitu yang biasa ia ucapkan di depan teman-teman seangkatannya.
Banyak reaksi bermunculan dari mereka. Mikasa ikut menangis, bahkan memeluk Eren bersama Armin. Jean sibuk mengeluarkan sanggahan sambil membuang muka yang membuat Eren naik darah. Ia tak tahu saja temannya itu seketika menjelma jadi kuda tsundere.
Connie menyiapkan gunting—bersiap-siap mengubah model rambut Eren sama seperti dirinya. Tentu saja yang berulang tahun tak sudi. Ia melarikan diri. Detik selanjutnya pemuda tersebut bertabrakan dengan Sasha tanpa sengaja. Si gadis kentang langsung meminta traktir sebagai pajak ulang tahun.
Dan sisanya—baik teman seangkatan lain maupun senior-senior—mereka membalas dengan 'terima kasih' biasa.
Kapten Levi juga tak luput memberi ucapan, walau sedikit terlambat. Beliau berlagak cuek seperti biasa kala mengatakannya. Tapi Eren tahu. Ada bingkisan dari Heichou juga di antara sekian banyak kado yang menunggu di sebelah kasur. Pemuda itu terkikik geli sendiri. Ternyata Kapten Levi lebih peduli, terlepas dari penampilan sehari-hari yang nampak sangar dan acuh.
Namun, tahun ini ada yang berbeda. Eren menganggapnya sebagai tahun yang istimewa.
"Selamat ulang tahun, Eren!"
Sepasang suami-istri menembakkan konfeti. Sang istri lekas memasangkan topi ulang tahun di kepala Eren, sedangkan sang suami menyodorkan kue yang telah diberi lilin menyala.
Sambil membuat permohonan dalam hati, tarian api lenyap menjadi asap keabuan. Pasutri itu bersorak dan bertepuk tangan.
"Ini kadomu!"
Masing-masing dari mereka menyerahkan sekotak bingkisan. Tentu saja Eren menerima dengan senang hati. Tersenyum lebar, ia mengucap terimakasih.
"Tapi," Eren menoleh ke sebelah kasurnya. "Kenapa yang lain tidak memberi kado juga? Biasanya mereka meletakkannya di sini."
Pasutri itu terdiam. Mereka memandang sendu.
"Ayah? Ibu?" Eren memanggil. Tetap saja suami-istri tersebut tak menyahut.
Iris hijau zamrud membeliak. Di antara suara tangis yang semakin lama semakin jelas, ada jerit Mikasa memanggil namanya—mendominasi hampir seluruh isakan.
Oh. Ia mengerti. Bulir air meleleh dari pelupuk mata. Grisha dan Carla Jaeger merengkuh putra mereka.
"Aku bersyukur pernah lahir di dunia itu."
-end-
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble ✓
FanfictionKumpulan cerita pendek abstrak dari fandom Shingeki no Kyojin Disclaimer: Hajime Isayama Cover cr © Artist