"Ke parkiran jangan nih?" tanya Seoyeon pada Nancy sembari bolak balik mengecek ponselnya, berulang kali membaca pesan dari Jisung yang belum sempat ia balas tadi.
"Ya kalau lo suka sama Jisung, sana ke parkiran. Kalau gak, yaudah gak usah. Kok repot sih? Buru tentuin, udah mau jam empat." Nancy greget.
Seoyeon diam. Ia berpikir sejenak, sampai akhirnya ia sudah bisa menentukan pilihannya.
"Yaudah, kalau gitu gue duluan ya, Cy!" Seoyeon bangkit dari duduknya dan segera bergegas menuju parkiran untuk menemui Jisung.
"PJ NYA DITUNGGU BESOK!" teriak Nancy yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Seoyeon. Gadis itu mempercepat langkahnya menuju parkiran, takut Jisung sudah terlalu lama menunggu.
Setibanya di parkiran sekolah, Seoyeon langsung mencari cari keberadaan Jisung. Agak sulit, mengingat mata Seoyeon sendiri rabun dan ia terlalu malas untuk mengambil kacamatanya yang tersimpan di dalam ransel.
Untungnya, sekitar dua menit kemudian Seoyeon menemukan pemuda tersebut. Dilihatnya Jisung tengah duduk di atas motor sembari sibuk bermain ponsel.
"JISUNG!" panggil Seoyeon setengah berteriak, sebelum akhirnya ia berlari kecil menghampiri Jisung.
Yang dipanggil pun menoleh ke sumber suara sembari tersenyum dengan manisnya.
"Kirain gak bakalan dateng," ucap Jisung sembari menyalakan mesin motornya.
"Eh? Hehe. Tumben naik motor, Sung? Biasanya ngangkot."
"Motor punya bokap. Kebetulan nganggur yaudah gue pake aja," jelas Jisung sembari menyodorkan sebuah helm berwarna merah pada Seoyeon. Seoyeon menerima helm merah tersebut, lalu menatapnya dengan heran.
"Astagfirullah, lo gatau cara make helm, Yeon?" Jisung turun dari motornya, lalu merebut helm merah tersebut dari tangan Seoyeon dan segera memasangkan helm tersebut di kepala Seoyeon.
Sementara Jisung tengah memakaikannya helm, Seoyeon hanya bisa diam sembari menatap wajah Jisung yang terlihat sangat tenang. Aneh, tidak tersirat kegugupan sama sekali di wajah pemuda itu.
Sialan. Jantung gue, batin Seoyeon.
"Yeon, kok bengong? Cepet naik sini." Jisung menepuk nepuk jok motor bagian belakangnya pelan.
Akibat melamun, Seoyeon tidak sadar bahwa Jisung sudah duduk kembali di atas jok motornya sembari memakai helm warna hitam miliknya. Sedangkan helm berwarna merah tadi sudah terpasang di kepala Seoyeon dengan sempurna.
"Oh, oke."
"Lucu gitu ya, warna pipi lo sama warna helm yang lo pake gak beda jauh," ucap Jisung sembari terkekeh pelan.
"Ish, apaan sih?" Seoyeon mencubit perut Jisung pelan sebelum akhirnya ia mendudukkan bokongnya di atas jok motor milik bokap Jisung.
Sepanjang perjalanan, Seoyeon dan Jisung sama sama diam. Keduanya sibuk tenggelam dalam pikiran masing masing, entah apa yang mereka pikirkan.
"Makasih ya, Sung. Ongkos pulang gue jadi terselamatkan gara gara lo," akhirnya Seoyeon buka suara.
"Hahaㅡ tenang aja. Balas budi gara gara waktu itu lo udah bantuin gue beresin perpus," balas Jisung setengah berteriak agar Seoyeon bisa mendengarnya.
Belum sempat Seoyeon membalas, ponsel Seoyeon berbunyi tanda ada pesan masuk. Seoyeon pun mengeluarkan ponselnya dari dalam saku seragamnya dan segera mengeceknya.
nancy zoya
| gimana? udah jadiannya?
read 14.53Seoyeon menatap Jisung dari kaca spion sekilas, sebelum akhirnya membalas pesan Nancy.
seoyeon odelina
jadian apanya? jisung ga nembak kok|
read 14.54nancy zoya
| demi apa anjir?!
| wah wah si jisung gak ngasih kepastian nih parah gilee
| jangan kecewa ya say, mungkin jisung masih butuh waktu
read 14.54seoyeon odelina
ish apasih? |
status ga penting yang penting itu perasaan |
read 14.55Walaupun Seoyeon berkata seperti itu, jujur saja, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam tersirat sebuah rasa kekecewaan-nya pada Jisung. Seoyeon tau kalau dirinya dan Jisung belum sedekat itu.
But seriously, she can feel the good chemistry between them!
Seoyeon tidak mau munafik, awalnya ia memang berpikir Jisung akan mengajaknya jadian saat di parkiran sekolah tadi.
Oh c'mon! You watch too much drama, Seoyeon Odelina Askanah.
"Heh, dari tadi bengong aja! Kenapa sih? Ayo turun!" Jisung melambai lambaikan telapak tangannya tepat di depan wajah Seoyeon.
"Eh? Kok ke rumah makan padang?" tanya Seoyeon sembari melepas helmnya.
"Iya, kita makan siang dulu. gue laper, gue yang traktir deh!"
Gatau kenapa, seketika gue kangen logat saya-kamu nya lo, Sung, batin Seoyeon.
Tapi Seoyeon tidak bisa menyalahkan Jisung sepenuhnya. Pasalnya, Seoyeon sendiri yang meminta Jisung agar lebih santai ketika berbicara dengannya, bukan?
Oh ya, yang terpenting dari semua itu, Seoyeon hanya ingin Jisung memberinya sebuah kepastian.
Pertanyaannya, cewek mana sih yang suka digantungin?
Ya... sebetulnya agar Seoyeon sendiri juga bisa tau, apakah ia harus majuㅡmendekat pada Jisung atau justru ia harus mundurㅡmenjauh dari Jisung?
KAMU SEDANG MEMBACA
little things | han jisung✓
Short Storyi'm in love with you, and all your little things.