Jisung dan Seoyeon sudah resmi menjalin suatu hubungan yang lebih dari sekedar teman ataupun sahabat sejak hari itu. Tepatnya, dua minggu yang lalu.
Berita tersebut pun sudah tersebar, baik di kelas XI IPS 1 maupun XI IPS 5. Tak jarang, teman teman sekelas mereka berdua sering sekali menggoda mereka berdua.
Namun, Seoyeon merasa sejak hari itu juga Jisung berubah. Seoyeon merasa Jisung terlalu overprotective pada dirinya. Tentu saja hal itu membuat Seoyeon merasa risih.
Contohnya, setiap Seoyeon ingin ke toilet, Jisung setia menunggunya di depan toilet siswi perempuan. Maka dari itu, tak jarang beberapa siswi perempuan yang hendak memasuki toilet meng-cap Jisung sebagai siswa cabul. Padahal, Jisung sama sekali tidak punya niatan seperti itu.
Atau, setiap Seoyeon ingin menghabiskan waktu dengan teman temannya, Jiung selalu muncul membuat teman teman Seoyeon merasa risih dan akhirnya pergi.
Bisa kalian bayangkan betapa risihnya Seoyeon?
"Eh Jin, lo kemarin nonton Pitch Perfect 3? Kenapa gak nga-" belum sempat Seoyeon menyelesaikan ucapannya pada Heejin, Jisung memanggilnya dari ambang pintu kelas XI IPS 5.
Seoyeon mengarahkan pandangannya pada Jisung sekilas, tanpa ada niatan untuk menghampirinya.
"Noh, cowok lo! Kenapa kagak lo samperin?" tanya Heejin pada Seoyeon.
"Gak ah, males. Sekali kali lah gue mau manfaatin waktu buat temen," ucap Seoyeon.
"Wait, perasaan sebelum lo sama Jisung jadian, lo selalu seneng kalo disamperin si Jisung. Tapi sekarang? Ck, sehat lo?" ucap Heejin sembari melirik Seoyeon dan Jisung secara bergantian.
"Yee, lo sering merhatiin gue yaa?" Seoyeon menyolek dagu Jeejin yang langsung ditepis oleh Heejin.
"Gak gitu, anjir. Satu kelas juga tau itu mah," bantah Heejin.
Seoyeon hanya mengangguk anggukkan kepalanya lalu menatap Jisung yang tengah berbicara dengan Sunwooㅡteman sekelas Seoyeon yang mengikuti ekskul basket sama seperti Jisung.
"Heh, upil babon. Lo belum jawab pertanyaan gue!" Heejin memukul tangan Seoyeon cukup kencang.
"Hah? Apaan? Lo nanya apa?" Seoyeon bingung sendiri.
Jeejin memutar kedua bola matanya malas, sebelum akhirnya ia mengulang pertanyaannya tadi.
"Oh... Gini ya, Jin. Hmm, gimana ya? Gue ngerasa sejak gue jadian sama Jisung, dia jadi overprotective sama gue. Jujur aja gue risih," curhat Seoyeon.
"Lo waktu itu diajak jadiannya gimana?" tanya Heejin layaknya seorang detektif yang tengah mengintrogasi seseorang.
"Yaa pokoknya waktu itu dia ke rumah gue, terus minta restu ke ibu gue," jelas Seoyeon.
"Widih, gentleman banget cowok lo. Oh ya, mungkin ibu lo yang nyuruh si Jisung buat overprotective ke lo? Atau ibu lo ngomong sesuatu ke Jisung yang ngebuat dia jadi kayak gitu? Teuing ah, gue bukan Ibu Boa," ujar Heejin.
"Jir, masih sempet nyebut ortu gue, lo! Dasar Papa Siwon!" omel Seoyeon tak terima.
"Santai, Nyai! Gini deh, mending lo sama Jisung omongin baik baik dulu. gimana?"
Seoyeon berpikir sejenak, ada kemungkinan yang dikatakan oleh Heejin memang benar.
"Okedeh. Makasih, Heejin. Bucinnya Jaemin, anaknya Papa Siwon," ucap Seoyeon sebelum akhirnya pergi menghampiri Jisung.
"BUCIN JAEMIN, NDASMU!" teriak Heejin yang tidak dihiraukan oleh seoyeon.
Namun, Heejin heran ketika tiba tiba Seoyeon berhenti dan berbalik arah berjalan kembali menghampirinya.
Heejin menatap Seoyeon dengan penuh tanya.
"Oh iya, lo emang bukan bucinnya Jaemin. Lo kan jomblo abadi. Ya gak, Jin," ledek Seoyeon sebelum akhirnya ia berlari keluar kelas bersama Jisung tentu saja.
"SINTING! JOMBLO ITU ENAK ASAL LO TAU AJA, YEON! GUE DOA'IN LO GAK LANGGENG, ANJIR!" tentu saja Heejin tidak bermaksud.
Tapi ya, siapa yang tau?
KAMU SEDANG MEMBACA
little things | han jisung✓
Short Storyi'm in love with you, and all your little things.