"Jadi... lo udah tau?" tanya Jisung pada Seoyeon, sekedar memastikan.
Seoyeon hanya mengangguk kecil menjawab pertanyaan Jisung. Jisung pun menatap Nancy yang sedang duduk di sebelah Seoyeon dengan tatapan mengintimidasi.
"Bukan gue, jir. Suudzon aja lo, Sung!" Nancy menoyor kepala Jisung cukup kencang membuat pemuda itu menatap Nancy dengan jengkel. Untung Nancy perempuan, jika bukan sudah dapat dipastikan Jisung akan membalasnya.
"Iya, iya. Rese ah lo, Cy. Yeon, lo gak sedih gue pergi ke Jepang seminggu?" tanya Jisung lagi.
"Gak lah, Sung. Gausah lebay, deh! Seminggu ini, kan? Bukan selama lamanya," ucap Seoyeon sambil tersenyum membuat Nancy yang duduk di sebelahnya otomatis memukul bahu seoyeon pelan.
Biasanya, Jisung akan senang ketika melihat Seoyeon tersenyum. Cantik, pikirnya. Tapi rasanya hari ini saja, Jisung ingin melihat Seoyeon bersedih karena kepergiannya ke Jepang. Ya, walau hanya seminggu.
"Lo kok gitu sih, Yeon? Si Jisung berangkatnya besok, lho!" omel Nancy.
"Ya terus gue harus apa? Nangis cirambay? Ngamuk gak jelas? Gitu? Jisung nya biasa aja, kok lo yang rempong sih, Cy?" ucap Seoyeon jengkel sembari bangkit dari bangkunya dan meninggalkan Jisung dengan Nancy.
Melihat itu, jisung hanya bisa menghela nafasnya berat.
"Sabar ya, Sung. Emang moody-an si Seoyeon anaknya. Samperin, gih!" usul Nancy.
Jisung mengangguk, sebelum akhirnya ia keluar dari kelas XI IPS 4 untuk menghampiri Seoyeon.
"Yeon!" panggil Jisung ketika ia melihat Seoyeon tengah membeli susu pisang di salah satu warung yang tersedia di kantin.
Seoyeon menoleh dan mendapati Jisung tengah mendekat ke arahnya.
"Hmm?" tanya seoyeon sambil asik meminum susu pisangnya.
"Jangan ngambek, elah. Lo mau apa dari Jepang? Nanti gue beliin," bujuk Jisung.
"Gue gak ngambek sama lo, kok. Kesel aja gitu gue sama si Nancy," jelas Seoyeon.
"Kenapa emangnya?" tanya Jisung.
"Dari kemarin dia nyeramahin gue mulu. Soal respon gue waktu ngedenger lo mau ke Jepang besok. Masa katanya gue terlalu cuek?" cerocos Seoyeon sembari melayangkan pukulannya ke angin.
Jisung hanya mengangguk ngangguk mendengar cerocosan Seoyeon, walau jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia lebih memihak Nancy daripada Seoyeon kali ini.
"Gini ya, Sung. Masalahnya lo-nya biasa aja kan? Toh cuma seminggu. Kok malah si Nancy yang rem-" omelan Seoyeon terhenti kala Jisung menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Tapi Yeon, lo beneran gak sedih gue mau ke Jepang? Gak bakal kangen atau apa gitu?" tanya Jisung.
"Gak, sama sekali gak. Gue malah seneng. Gue bisa deket deket sama laki laki lain tanpa lo omelin. Hehe," canda Seoyeon.
Tampaknya, Seoyeon tidak bisa mengerti suasana hati Jisung kali ini.
"Ck- jadi, pikiran gue selama ini bener, Yeon? Kalo sebenernya lo itu udah bosen sama gue?"
"Eh? Kok lo ngomong gitu sih, Sung? Barusan gue cuma bercanda doang, elah." Seoyeon mulai panik ketika melihat ekspresi wajah Jisung seketika berubah menjadi suram.
"Terserah lo aja. Gue duluan." Jisung menepuk puncak kepala Seoyeon pelan, sebelum akhirnya ia pergi ke kelasnya meninggalkan Seoyeon.
Seoyeon hanya menatap kepergian Jisung tanpa ada niatan untuk menyusulnya dan meminta maaf padanya. Toh, nanti juga Jisung akan balik seperti semula, pikirnya.
Tapi siapa yang tau, mungkin saja ini merupakan pertemuan terakhir mereka bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
little things | han jisung✓
Short Storyi'm in love with you, and all your little things.