taeyong abyasa
| dek, lo pulang naik angkot ya
| gue gak bisa jemput
read 17.56Sebuah notif pesan dari Taeyongㅡkakak Seoyeon, mampu membuat Seoyeon yang tengah bercanda ria bersama teman temannya otomatis menampilkan raut wajah kecewanya.
Sebenarnya tidak masalah jika Seoyeon harus pulang naik angkot. Yang jadi masalah, hari sudah mulai gelap dan Seoyeon takut akan itu.
"Kenapa?" Nancy yang sadar akan itu pun bertanya.
"Ck- lo tau gak, Cy? Ini udah magrib, daritadi gue nunggu Bang Taeyong jemput, eh dia ngechat gue nyuruh gue buat pulang naik angkot coba!" ucap Seoyeon sembari memperlihatkan layar ponselnya pada Nancy.
"Yaudah Yeon, mending lo pulang sekarang deh sebelum tambah gelap," usul Yena.
"Yaudah deh, gue duluan ya!" Seoyeon segera bangkit dan bergegas pulang.
"Hati hati ya, Yeon!" ucap Nancy dan Yena bersamaan.
Satu hal lagi yang jadi masalah, Seoyeon harus berjalan beberapa meter terlebih dahulu dari sekolah untuk menuju tempat pemberhentian angkot.
Ketika angkot berwarna biru telah tiba, Seoyeon pun segera menaiki angkot tersebut. Angkot tersebut sudah cukup sepi. Hanya ada dirinya, seorang siswa laki laki yang berseragam sama dengan Seoyeon, dan dua orang ibu ibu.
"Seoyeon?"
Seoyeon langsung menoleh ke arah siswa laki laki tersebut dan kaget ketika mengetahui bahwa siswa laki laki yang berseragam sama sepertinya itu ternyata adalah Jisung.
Kenapa? Kenapa coba Seoyeon harus bertemu dengan Jisung setiap saat? Bukannya tidak senang, tapi hal ini tentu berbahaya bagi Seoyeon.
Oke, mungkin ini kedengarannya cukup cringe. Pasalnya, setiap Seoyeon bertemu dengan Jisung, jantungnya selalu berdetak tak karuan dan tentu saja Seoyeon tidak bisa mengontrolnya.
"O-oh, Jisung? Rumah kita searah toh," ucap Seoyeon kikuk membuat Jisung terkekeh pelan dan segera menggeserkan bokongnya, mempersempit jarak duduknya dengan Seoyeon.
Modus detected.
"Iya, mungkin? Btw, kamu kok jam segini baru pulang? Bahaya lho cewek malem malem pulang sendiri."
"Ini magrib," sangkal Seoyeon.
"Iya, tetep aja bahaya."
Sunyi. Sehabis jisung berbicara, tidak ada lagi percakapan diantara mereka berdua. Mereka berdua hanya bisa mendengar percakapan antara dua ibu ibu yang berada di dalam angkot yang sama dengan mereka juga suara supir angkot yang sesekali bernyanyi dengan tidak jelas.
Beberapa menit kemudian, akhirnya Seoyeon pun sampai ditujuan.
"Kiri!" ucap Seoyeon yang ditujukan pada supir angkot.
Setelah angkot biru yang ditumpanginya sudah benar benar berhenti, Seoyeon pun bergegas turun dari angkot, begitu juga dengan Jisung. Awalnya Seoyeon tidak begitu peduli, toh ia pikir memang Jisung harus turun disitu juga.
"Bareng aja ya," ajak Jisung.
"Lah? emangnya rumah lo di Kompleks Tongji juga?" tanya Seoyeon.
"Gak sih, tapi deket kok dari situ."
Hanya sekitar sepuluh menitan, mereka berdua pun sudah tiba di depan rumah Seoyeon.
"Rumah lo dimana emangnya?" tanya Seoyeon.
"Kepo aja kamu. Udah ya, saya pulang dulu. Jangan tidur kemaleman, takutnya besok kamu telat."
Sehabis berbicara seperti itu, Jisung pun langsung pergi meninggalkan Seoyeon yang sudah baper tidak karuan.
Baru saja Seoyeon hendak memasuki rumahnya lebih dalam, ponselnya bergetar, sebuah panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Seoyeon mengerutkan dahinya sebelum akhirnya mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?"
"Seoyeon, ini gue Felix. Lo tau Jisung dimana, gak? Ibu nya nyariin, jam segini belum pulang."
"Oh, tadi pulang bareng gue naik angkot. Terus sekarang dia juga udah balik. Katanya rumahnya deket dari rumah gue."
"Rumah lo dimana emangnya?"
"Di jalan xxx no.xx, Kompleks Tongji."
"Eh, baleg? Rumah Jisung mah jauh banget dari rumah lo. Beda arah, jir."
KAMU SEDANG MEMBACA
little things | han jisung✓
Short Storyi'm in love with you, and all your little things.