note, play mulmed!
Jisung mengusap batu nisan bertuliskan nama gadis kesayangannya, Seoyeon Odelina Askanah.
Nancy, Felix, Seungmin dan duo Hyunjin senantiasa setia menemani Jisung sedari tadi. Nancy yang tadinya sudah mengikhlaskan kepergian sahabatnya, kini menangis kembali.
Percayalah, Jisung baru bisa melayat makam Seoyeon dua minggu setelah kepergiannya.
Jujur saja, selama di Jepang Jisung selalu menanyakan kabar Seoyeon melalui aplikasi line dan sebagainya. Namun sesuai ekspetasinya, tidak ada satupun pesan yang di balas oleh Seoyeon.
Disitulah titik itu muncul. Titik dimana Jisung menduga bahwa Seoyeon sudah benar benar tidak mencintainya lagi.
Tapi dugaannya salah besar.
Sayang sekali waktu itu Jisung tidak tau bagaimana perjuangan Seoyeon menuju bandara yang malah berujung maut.
Waktu ia kembali ke Bandung, Jisung sempat kecewa dan marah dengan orang orang terdekatnya karena tidak ada yang memberi tau perihal kepergian Seoyeon. Tapi apa dengan itu semua Seoyeon bisa kembali lagi? Tidak, kan?
Jisung tersenyum melihat batu nisan Seoyeon. Tak lupa ia menaburkan beberapa bunga bakung di atas tanah makam.
"Yeon, maafin gue gabisa ngejagain lo. Maafin gue udah berburuk sangka sama lo sebelumnya. Andaikan hari itu kita gak berantem... Ahㅡ gak sih, lebih tepatnya andaikan hari itu gue gak marah, mungkin lo gak bakal kayak gini sekarang. Mungkin lo masih ada di sisi gue sekarang. Sekali lagi gue minta maaf gak bisa ngasih perpisahan yang indah ke lo, Yeon." Jisung berbicara dengan batu nisan Seoyeon, seolah olah gadis itu ada di hadapannya.
"Bro, lo kalo mau nangis, nangis aja. Gapapa, jangan ditahan." Hyunjin Alvaro menepuk pundak sahabatnya pelan. Ia tahu persis bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang sangat dicintai untuk selama lamanya.
Jisung menggeleng pelan, walau jujur saja saat ini ia ingin sekali menangis sejadi jadinya.
"Gue gak mau Seoyeon liat gue sedih dari atas sana," kata Jisung membuat yang lainnya bungkam tidak tau hendak menjawab apa.
"Sung, gue duluan ya sama si Nancy. Gak tega gue dia nangis mulu," pamit Felix sebelum akhirnya pergi meninggalkan pemakaman bersama Nancy.
Tak terasa sudah satu jam mereka berada di makam Seoyeon.
"Sung, udah mau magrib. Pulang yuk," ajak Seungmin.
Jisung menggeleng. Ia masih ingin menghabiskan waktunya dengan Seoyeon, walau hanya dengan batu nisannya saja.
"Duluan aja kalian. Entar gue juga bakal pulang kok," kata Jisung namun netranya masih fokus menatap batu nisan Seoyeon.
Seungmin dan Hyunjin Alvaro pun akhirnya pamit untuk pulang terlebih dahulu. Tersisalah Jisung dan Hyunjin Anastasia.
"Lo gak pulang, Jin?" tanya Jisung pada Hyunjin Anastasia.
Hyunjin hanya menggeleng sambil tersenyum tipis.
"Gue bakal nemenin lo."
"Jangan berpikiran abis Seoyeon pergi, lo bisa dapetin gue. Gak, Jin. Gak!" tanpa disadari air mata Jisung pun mulai berlomba berjatuhan membasahi pipinya.
Jisung pun menyandarkan wajahnya yang tengah menangis pada pundak Hyunjin, tak kuasa menahan beban.
"Gue bodoh, Jin! Gue harusnya nolak aja ikut tanding ke Jepang! Gue rasa ini karma buat gue karena pernah ngelukain perasaan lo. Rasanya gue pingin nyusul Seoyeon aja masa... Kenapa coba waktu itu bukan pesawat gue aja yang jatoh?"
"Sut! Lo gaboleh ngomong kayak gitu, Sung. Tuhan masih pingin lo hidup, masa lo pingin nyerah gitu aja? Bersyukur, Sung! Gue tau lo sayang banget sama Seoyeon, tapi gue yakin Seoyeon bakalan kecewa banget kalo ngeliat lo kayak gini," ucap Hyunjin tulus, sedikit membentak.
Jisung diam mendengar ucapan Hyunjin. Benar juga, pikirnya. Ia tidak boleh menyerah pada hidupnya hanya karena Seoyeon. Seoyeon pasti kecewa di atas sana.
"Sung, gue kasih tau ya... Ketika seseorang meninggalkan kita, bukan berarti kisah kita berakhir. Itu hanya berarti mereka tak lagi menjadi bagian kisah hidup kita," kata Hyunjin bijak.
Jisung mengangguk sembari menghapus air matanya walau sulit.
"Makasih udah buat gue bisa lebih tenang, Jin. gue bakal coba buat ngikhlasin kepergian Seoyeon. Maaf juga, gue pernah nyakitin lo."
"Lupain masa lalu, masa depan lagi nungguin lo, Sung. Semangat!"
Melupakan seseorang yang telah memberimu banyak kenangan indah adalah hal yang sangat sulit. Tapi jika itu yang terbaik, maka relakanlah.
the end.
oke cerita ini resmi selesai.
maaf buat kalian kalo endingnya
ga sesuai sama yang kalian harapin.makasih juga buat kalian yang
udah baca cerita ga jelas ini wkwk♡♡jangan lupa mampir ke work
aku yang lain ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
little things | han jisung✓
Historia Cortai'm in love with you, and all your little things.