Pagi yang indah

1.2K 49 1
                                    

Sekarang sudah jam 5 pagi, Rain dan Zayn tanpa sadar tertidur. Rain masih pada posisinya dengan memegang tangan Justin. Dan Zayn di lantai dekat sofa.

"Ehmm..." terdengar suara orang yang sedang merasa nyeri. Ya orang itu Justin, dia baru saja bangun dan kepalanya terasa sangat nyeri. Dia melihat sekeliling, dilihatnya Ralia tertidur di sofa, dan Zayn dilantai. Sampai akhirnya ia tersenyum karna melihat orang yang amat dicintainya berada di sampingnya memegang tangannya.

"Gue sayang sama lo." kata Justin pelan. Di elusnya lembut rambut Rain. Dia tersenyum saat Rain lebih menggenggam erat tangannya.

"Rain, ayo bangun." kata Justin lembut pada Rain. Rain yang disuruh bangun pun langsung membuka mata perlahan.

"Ehh, lo udah bangun?" buru-buru Rain menarik tangannya dari genggaman Justin.

"Masih marah nih ceritanya?" kata Justin pada Rain.

"Gue kerumah dulu. Lo belum makan dari semalemkan? Gue ambil makan dirumah gue dulu." kata Rain pergi kerumahnya melewati kamarnya dan mengambil makanan. Pas sekali saat itu mamanya sedang masak sup ayam. Rain kembali lagi dan menyuapi Justin.

"Emm... tante sama om kok udah lama gak kelihatan." kata Rain sambil terus menyuapai Justin.

"Mereka udah pergi ke Bandung buat bisnis disana. Dan sepertinya tidak akan pulang secepat yang gue pikirin. Mereka terlalu sibuk dengan bisnisnya." kata Justin menatap Rain.

"Broken home nih ceritanya?" kata Rain sedikit ada nada menggoda.

"Tidak juga, gue juga males buat tinggal sama orangtua aja sih. Pengen hidup mandiri." kata Justin lagi.

"Ohh, ya sudah." kata Rain meletakkan piring di nakas dekat tempat tidur Justin.

"Lo, lo masih marah?" tanya Justin dengan nada lembut.

"Ti-tidak, gu-gue u-udah maafin lo kok." kata Rain gagap. Mereka berdua bertemu tatap.

"I love you." kata Justin sambil memegang tangan Rain dekat.

"I lo-" ucapan Rain terpotong karna Justin berbicara lagi.

"Pakek bahasa Korea gimana yah?" katanya bertanya pada Rain.

"Hahahaha... Saranghae..." kata Rain masih terus tertawa.

"Ohh... Okok, kita ulang dari awal." kata Justin serius. Rain menghentikan tawanya dan menatap Justin lekat.

"Saranghae." kata Justin pada Rain. Rain pun tersenyum.

"Nado Saranghae oppa." kata Rain, Justin bingung dan mengangkat sebelah alisnya.
"I love you too." kata Rain menjelaskan kata yang ia maksud. Mereka berdua pun tersenyum bersama. Dan beberapa detik kemudian Justin memeluk Rain.

"Gue minta maaf, gue gak ada hubungan sama dia. Sumpah!" kata Justin mengancungkan tangannya seperti bersumpah.

"Emm.... Iya, Ralia udah cerita lo mabuk ngomong itu. Dan pertanyaannya, kenapa lo mabuk?" tanya Rain pada Justin.

"Ya karna gue minumlah." kata Justin menarik hidung Rain gemas.

"Ish... Tau gue lo pasti mabuk karna minum. Kenapa lo minum sih?" kata Rain lagi dengan gemas.

"Cuma lagi banyak masalah aja, selain itu, gue lagi pengen ngerasain minum lagi, semenjak disini gue gak pernah minum lagi." katanya dengan tersenyum manis.

"Apa masalah lo itu gue?" tanya Rain dengan menundukkan kepalanya.

"Hahaha, tidak, cuma masalah pelajaran aja. Semenjak ujiankan nilai gue banyak yang turun. /kek author😭😭/ Terus, temen-temen gue pada ngilang gak tau kemana. Cuma mau nenangin diri, ehh malah mabok. Jadi gini deh... Hehehe." kata Justin menjelaskan.

  Hujan&Basket||•Tahap Revisi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang