Kejutan 2

1.1K 57 2
                                    

"Ambilin minum dong" kata Rain saat merasa tenggorokannya kering.

"Nih, btw, ni macet anjing banget, ni cowok lo dah ngomel karna lama." Omel Quira tanpa sadar sambil memainkan ponselnya.

"Cowok gue?" Kata Rain sedikit bingung. "Apa hubungannya, urusan lo, Green Love Caffe, sama cowok gue?" Kata Rain melihat ke arah Quira. Mumpung mereka lagi berhenti karna macet jadi bebas deh bisa liat orang sebelah.

"Ya kan cowok lo mau kasih ke...." Kata Quira terhenti saat ada seseorang mengetuk kaca mobil di dekat Rain.

"Siapa sih?" Pandangan Rain beralih ke samping kaca mobilnya yang di ketuk tadi.

"Gak ada uang kecil dek." Kata Rain menurunkan kaca mobil, ia mengira itu seorang pengamen atau pengemis.

"Lo kira gue disini ngamen sama ngemis apa?" Kata orang itu marah.

"Ehh Biru." Kata Rain dan Quira berbarengan saat melihat seorang pria berada di atas motor dan menggunakan jaket hitam serta helm hitam yang membuatnya semakin tampan.

"Ngapain lo disini?" Tanya Rain sedangkan Quira masih memainkan ponselnya sambil senyam senyum gak jelas.

"Ya mau jemput lo lah bego. Ayo keluar." Kata Biru sambil melihat kedepan yang begitu penuh dengan deretan mobil.

"Mau ngapain? Kalau gue sama lo Quira sama siapa? Masa gue tinggal sendiri." Kata Rain menatap Quira yang malah senyum kearahnya.

"Gue dah besar, lo pergi aja sama Biru. Gue bisa nyetir sendiri ke GLC..." Kata Quira, Rain pun menganggukkan kepala, dan keluar pergi membelah macet bersama Biru.

Taman

"Biru, berhenti dulu, gue mau ice cream." Kata Rain sambil memukul pundak Biru.

"Yuk, mas ice cream coklat dua." Kata Biru memesankan ice cream untuk dirinya dan Rain.

"Mah, liat deh, kakak itu sama pacarnya so sweet banget yah!" Kata seorang anak kecil yang di perkirakan berumur 10 tahun, berjalan bersama ibunya, dan ibunya hanya tersenyum.

Doain aja dek, orang ceweknya dah punya cowok, dan itu bukan gue- Biru

Nih adek nih- Rain

"Nih." Kata Biru memberikan ice cream pada Rain.

"Thanks." Jawab Rain semangat.

"Yuk, duduk di bangku panjang itu." Ajak Biru dan dijawab anggukan oleh Rain.

"Enak yah jadi Justin, bisa pacaran dengan sahabat sendiri." Kata Biru memulai pembicaraan.
"Maksudnya?" Tanya Rain bingung.

"Iya, kan lo itu sahabat Justin, tapi beberapa hari kemudian lo pacaran sama dia setelah gue nembak lo dan lo tolak karna lo bilang, lo gak mau pacaran sama sahabat sendiri. Ok gue terima itu, tapi apa bedanya sama Justin?" Kata Biru lalu melanjutkan memakan ice creamnya dengan tidak berselera.

"Emm gue..."

"Udah, gak usah terlalu dipikirin, mungkin emang dulu lo gak suka sama gue." Kata Biru dan Rain hanya menunduk.

"Tapi, kenapa lo gak tolak gue dengan ngomong jujur ke gue, kalau lo gak suka sama gue? Kenapa lo harus cari alasan bilang gak mau pacaran sama sahabat, karna lo takut kehilangan sahabat lo?" Kata Biru lagi. Dia meletakkan icenya dan memegang tangan Rain menghadap pada Rain. /ice creamnya pakek kek tempatnya, jangan salah paham soal ice cream loh/

"Salah ya, gue suka sama lo dulu, salah gue nembak lo dulu, apa gue sahabatan sama lo juga salah? Kenapa dulu lo gak coba buka pintu hati lo buat gue?" Kata Biru menatap mata Rain.

  Hujan&Basket||•Tahap Revisi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang