Biru

4.2K 174 7
                                    

Author pov

Sesampainya Rain dan Biru di sekolah, Biru sudah merasa risih, bukan karna dia bersama Rain, tapi karna sudah banyak mata memandang dia.

Semua cewek melihat kagum kearah Biru dan Rain. Karna Biru itu ganteng banget. Kalau memandang kagum ke Rain, karna dia orang pertama yang bisa naik motor Biru.

Maklum, Biru itu termasuk Must Wanted di sekolahnya. Dan dia terkenal sangat dingin. Dia tidak pernah mau jalan sama cewek, selain mama dan kakak atau adeknya.

"Rain, loe mau bantuin gue ngak?" Tanya Biru setelah turun dari motor.

"Bantuin loe?" Rain bingung dengan maksud Biru.

"Iya bantuin gue, loe maukan gandengan tangan sama gue sampai kita masuk ke kelas nanti?" Tanya Biru memohon.

"Hah? Loe gila?" Teriak Rain. Dengan cepat tangan Biru menutup mulut Rain. Rain melepaskan tangan Biru secara paksa.

"Gue pikir dulu," kata Rain sambil sok berpikir. Kalau gue bantuin dia, terus minta imbalan, dan imbalan itu harus traktir gue di kantin, sama anter gue pulang, bisa hemat banget uang gue. "Oke... tapi harus ada imbalannya... loe harus mau traktir gue di kantin dan mau nganterin gue pulang, gimana? Mau?" Tanya Rain.

"Iya... udah ayo... panas tau berdiri disini..." ajak Biru menarik tangan Rain.

Mereka berdua masuk kedalam kelas dengan bergandeng tangan dan Rain mendapatkan tatapan intens dari seseorang.

"Dasar cewek kampungan, liat aja loe, gue beri pelajaran loe Rain Metafora." Kata cewek itu sambil mengepalkan tangan.

***

Bel istirahat berbunyi. Rain dan Biru berjalan bersama menuju kantin. Sesampainya di kantin, mereka duduk di meja dekat jendela.

"Loe mau apa? Gue pesenin." Kata Biru sambil berdiri.

"Gue mau mie ayam, siomay, sama lemon tea yah..." kata Rain. "Oh iya, jangan lupa siomay sama mie ayamnya yang pedes yah, kalau bisa sama kerak telor sekalian," lanjut Rain.

"Udah, itu aja?" Tanya Biru memastikan.

"Emm... kayak itu aja deh... ya udahlah itu aja..." kata Rain.

"Cewek kok makannya banyak." Kata Biru pelan.

Biru memasan makanan, Rain menunggu Biru di meja dekat jendela. Tanpa Rain tau, tatapan intens itu masih melihat dia.

Saat Biru datang membawa pesanan Rain, Rain pun langsung mengambil pesanannya dan memakannnya. Tetapi Biru hanya memandangannya makan, tanpa memesan apapun.

Brukk...

Rain dan Biru kaget bersamaan. Mereka melihat siapa yang berani memukul meja mereka. Dan ternyata itu.... Defora. Anak manja yang harus dituruti apa maunya. Manja lah istilahnya...

"Ngapain sih loe?" Tanya Biru marah.

"Iya... gangguin orang makan aja loe." Marah Rain.

"Mau gue? Gue mau Rain jauh-jauh dari loe, dan Rain, sorry, gue gak bakal ganggu loe kalau loe gak deket-deket sama Biru. Emang ya kalau cewek centil, nggak tau malu, pasti akan tetep deketin cowok orang. Ngaca dong, Biru itu nggak cocok sama loe, ngapain loe pegang-pegang tangan Biru tadi? Dan kenapa loe makan bareng sama Biru? Dasar cewek kampungan loe." Kata Defora dengan tatapan marah pada Rain.

Rain hanya menunduk, dan Defora pikir, Rain takut padanya.

"Takutkan loe? Dasar kampungan." Kata Defora lagi.

Biru ingin angkat bicara, tapi di jekal oleh Rain. Rain mulai mengangkat kepalanya.

"Kalau loe mau gue jauh-jauh dari Biru, ngomong baik-baik, loe punya sopan santun kan? Jadi, kalau kakak atau adek Biru dekat-dekat sama dia, bakal loe ganggu? Gue bukan cewek centil, dan gue punya malu kok. Mungkin loe yang centil dan loe yang gak punya malu. Tambah lagi, loe itu cewek manja. Deketin cowok orang? Siapa cowok loe? Biru? Iya kalau dia mau sama loe, di tembak aja nggak pernah. Gue udah ngaca, kaca gue besar kok di rumah, cocok aja gue sama Biru, kalau kita saling mencintai. Gue pegang tangan Biru karna dia yang mau, irikan loe? Gue makan bareng Biru karna dia mau traktir gue, pasti loe iri banget. Gue emang cewek kampungan, tapi punya sopan santun. Lah eloe, cewek kota, nggak punya sopan santun. Loe bilang gue takut? Pasti karna gue diam dan nundukkan? Tapi loe salah, gue diam bukan berarti gue takut, tapi karna gue tau, ngeladenin cewek kayak loe itu nggak ada untungnya sama sekali." Kata Rain lalu pergi meninggalkan Defora dan Biru.

"Loe dengar sendiri kan? Dasar cewek manja. Gue itu bukan siapa-siapa loe. Apalagi cowok loe. Najis banget." Kata Biru pergi.

Semua siswa-siswi yang ada di kantin melihat kejadian itu. Dan Defora pasti sudah malu sekarang.

"Dasar Rain...." teriak Defora memenuhi kantin.

***

Jam sekolah sudah usai, Biru mengantar Rain pulang ke rumah. Di jalan, mereka hanya diam saja, Biru merasa tidak enak karna kejadian tadi.

"Maaf yah? Karna gue tadi..."

"Gue udah lupain kok, loe mau mampir dulu nggak?" Potong Rain.

"Ohh enggak, gue mau tanya dong." Kata Biru.

"Tanya aja.."kata Rain.

"Emm.... loe mau nggak jadi cewek gue?" Tanya Biru sambil menatap mata Rain. Rain kaget dan menjawab dengan santai.

"Sorry yah, gue udah pacaran sama Samuel Kim. Hahaha..." Rain tertawa gembira.

"Gue serius." Kata Biru. Rain diam seketika.

"Sorry, sorry, emm... sorry yah, gue gak bisa jawab sekarang." Kata Rain tidak enak.

"Iya... gue tunggu kok... yaudah... bye..." kata biru pergi.

Rain hanya mengangguk dan berlari cepat kedalam kamarnya setelah Biru pergi...

☔☔☔

Sekali lagi sorry gaje...
Keren nggak sih?
Kalau pada mau dilanjutin
Tolong vote and coment yah?

  Hujan&Basket||•Tahap Revisi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang