Kejujuran

1.4K 70 0
                                    

Rain pov.

'Gila Justin, masa jam 12 malam di suruh ke balkon, nanti kalau ada hantu lewat gimana?
Apa gue ajak Ralia sekalian juga yah? Okok, gue akan ajak adek terlaknat gue ini'. Batin gue berbicara.

"Dek bangun dek... bangun..." kata gue sambil menggoyangkan tubuh adek gue.

Emang kebo nih adek gue- Rain

Gangguan darimana nih? Orang masih enak tidur juga- Ralia

Author pov

"Dek... bangun..." panggil Rain sekali lagi pada Ralia.

"Hmm..." Ralia hanya menjawab dengan deheman dan sedikit menggeliatkan tubuhnya.

"Temenin gue ke balkon yuk." Ajak Rain menarik tangan Ralia. Ralia yang mendengar itupun langsung membelalakan matanya.

"What? Balkon? Jam segini?" Tanya Ralia tak percaya, dan hanya di jawab anggukan dari Rain.
"Mau ngapain ke balkon? Nyari mbak kunti? Kalau iya, gak ikutan gua." Lanjut Ralia dan ingin kembali tidur.

"Ahh gak asik lu dek, kan gue ke balkon mau ne..."

Ting

Ucapan Rain terhenti oleh suara notifnya.

23.59

JustinLND: 1 mnit lgi, gue dah di balkon

RainMF: y gue kluar SEKARANG!!

Rain pun keluar menuju balkon, dan saat sampai di luar, dia melihat jam tangannya, yang sudah menunjukkan pukul 12 tepat.

Rain sangat takut gelap, dan sekarang baklon sangat gelap. Dan itu membuat Rain tambah ketakutan.

"Leo... loe di mana?" Teriak Rain menanyakan keberadaan Justin. Tapi tidak ada jawaban.

"Leo... loe dimana? Kalau loe gak keluar dalam hitungan ketiga, gue masuk." Kata Rain dengan lantang. "Ok loe gak keluar. Gue hitunga yah... sa..tu.. du..a.. ti..ga.." Rain selesai menghitung dan Justin tetap saja tidak keluar. "Ok gue males nunggu loe, gue mau masuk aja." Teriak Rain membuka pintu.

Tapi, belum sempat Rain masuk sdah ada lampu yang menyala di pinggiran balkon.(lampunya itu ada di pagar ye).

Tanpa pikir panjang, Rain berjalan mengikuti lampu-lampu itu. Dan saat dia melompat dari balkonnya kebalkon Justin. Dia melihat ada sepucuk surat.

Ikuti lampunya

Isi surat tersebut, dengan cepat, Rain mengikuti lampu itu dan masuk kedalam kamar Justin. Sempai di kamar milik Justin, Rain langsung terkejut karna banyak sekali fotonya yang sengaja di ambil diam-diam oleh seseorang, terpajang dikamar Justin. Dan Rain hanya tersenyum bahagia. Dia terus berjalan hingga ke pintu kamar, saat Rain ingin membuka knop pintu, dia merasakan sesuatu yang aneh. Saat dia melihat knop pintu itu, ternyata terselip sekumtum bunga mawar merah. Di ambilnya bunga mawar itu dan di hirup wanginya. Rain menyukai bunga mawar.

Setelah menhirup wangi bunga mawar dalam-dalam, Rain memutuskan untuk membuka pintu kamar itu, dan setelah pintu di buka. Banyak bunga kelopak mawar di lantai. Rain berjalan menuruni tangga, dan sampai di tangga terakhir Rain di jemput oleh seseorang yang menggunakan baju serba hitam. Orang tersebut mengantar Rain menuju meja makan. Sesampai di meja makan, Rain hanya diam, dan bingung. Hingga dia mendengar langkah kaki.

"Justin..." lirih Rain tapi tidak ada jawaban. Rain menjadi takut karena suara langkah kaki itu semakin mendekat kearahnya. Dan sesaat suara langkah kaki itu berhenti tepat di depan meja makan, berhadapan dengan Rain. Dan setelah itu, alunan melodi biola terdengar.

"Sudah lama gue nunggu loe, gue nunggu loe selama 14 tahun, dan itu lama kan? Dan sekarang, kita bertemu lagi, gue harap, setelah gue ngomong semuanya sama loe. Loe bisa nerima gue." Ucapan itu terhenti di barengi dengan suara biola yang ikut berhenti juga. Terlihat Justin di sana, dengan menggunakan baju santainya, sedang memegang sebuket bunga. Dan langsung duduk di hadapan Rain.

"Loe tau ga? Dari kecil gue udah suka sama loe, suka gaya loe, suka cara loe ketawa, suka cara loe nangis, dan apalah lainnya, gue suka. Memang dulu kita masih sangat kecil, dan masih berfikir kalau itu hanya sesuatu yang unik. Tapi saat gue berumur 10 tahun, gue sadar bahwa ada sesuatu yang hilang, gue coba cari tau apa sesuatu yang hilang itu. Hingga gue nemu foto masa kecil kita dulu." Kata Justin dan menyerahkan selembaran foto.

"Dulu, gue gak tau itu siapa, sampai akhirnya gue sadar, kalau itu adalah Eta, gue tau itu karna gue inget gimana cara loe semyum, ketawa, dan lain lain. Dan hanya loe aja cewek yang bisa deket sama gue. Setelah usia gue 16 tahun, gue mutusin buat pindah ke sini. Tapi ortu gue gak ngijinin, dan bilang bahwa tahun depan baru gue bisa kesini lagi. Dan itu semua terbukti, gue pindah kesini, tetanggan sama teman masa kecil gue, dan orang yang gue cintai. Loe masih ingat pertama kali kita ketemu dan loe nangis saat tau gue Leo teman masa kecil loe? Di situ, gue udah pernah bilang sayang sama loe." Kata Justin memegang tangan Rain.

Flashback on

"Jadi loe Eta yang dulu?" Kata Justin.

"Iy..." ucapan Rain terhenti karna Justin sudah melompat ke balkon kamar Rain dan langsung memeluk Rain.

"Gue ~~~~~~ sama loe" kata Justin yang tidak jelas di kata tengahnya.

/author lupa gimana ngomongnya Rain sama Justin, jadi lebih baik, liat sendiri aja di chapter pengakuan./

"Loe udah inget kan? Kan kata yang gak jelas itu adalah..." Justin memotong ucapannya dan memegang tangan Rain dengan erat. "Aku sayang kamu." Kata Justin menatap Rain. Rain yang mendengarnya langsung kaget, dan matanya membulat sempurna. Justin yang melihat itu hanya tersenyum dan kembali berucap.

"Jawabannya?" Tanya Justin.

"Eemm..." Rain bingung ingin mengawali bicara dari mana, dan dia mulai bercerita.

"Dulu, saat loe lari, loe neriakin nama gue, loe marah karna gue gak ngajak main, dan lain-lain, itu udah buat gue nyaman banget sama elo, dan saat loe bilang loe mau pergi, gue sedih. Tapi gue pegang janji loe, saat loe bilang akan kembali. Gue selalu dan tetap nunggu loe. Tapi semua berubah saat gue masuk sekolah. Semua gue lupain. Hanya ada waktu belajar aja dalam hidup gue, sampai gue masuk sd, gue bertemu sama Quira dan Leiya. Gue bahkan udah lupa masa kecil gue. Pas gue masuk sma, keknya Ralia sd deh. Dia nemuin kenangan kita, foto-foto kita. Dan itu buat gue jadi inget loe. Dan kangen sama loe. Loe inget pas pertama loe bilang kalau temen kecil loe itu Eta dan gue langsung nangis? Itu karna gue kangen yang berlebihan sama loe." Rain memotong ucapannya dan mengajak Justin berdiri. "Dan jawaban yang loe minta itu..." Rain kembali memotong ucapannya.



















"Sorry"




Justin mulai lemas.
























"Gue"






"Gak bisa"











"Nolak loe." Setelah mendengar itu Justin tersenyum dan tertawa bahagia. Secara reflek Justin mengakat tubuh Rain dan di gendongnya lalu di putarnya. Setelah itu di peluknya Rain dengan saat erat.

"I love you!" Ucap  Justin mencium puncak kepala Rain.

"I Love you too!" Kata Rain dan mengeratkan pelukan mereka.

🌸🌹🌸

Hay hay, author balik lagi bawa cerita baru...
Sesuai janji kan yah?
Nanti kalau sempat, author bawa cerita baru lagi, jangan bosan baca yh...
Jangan lupa vote dan coment juga...
Author rasa semakin hari semakin gaje...
Tapi tetap baca...

  Hujan&Basket||•Tahap Revisi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang