Ariana POV
Aku melihat Justin sedang memakan makanannya. Tadinya aku bingung kenapa dia mengajakku ke cafe ini. Dia hanya menjawab kalau dia hanya ingin ditemani. Aku bingung dengan jalan pikiran Justin. Dan dia juga memberitahuku kalau ini hukuman buatku gara-gara aku telah mengganggunya yang sedang asik memainkan gamenya itu.
Aku hanya melihat Justin yang memotong steak-nya dengan pisau dan langsung memasukkannya kedalam mulutnya. Dia melihatku dengan wajah datarnya.
"Seberapa miskinnya dirimu huh, sampai kau tidak bisa membeli makanan untukmu sendiri.?" tanyanya dengan masih mengunyah makananya itu didalam mulutnya.
"Oh,, atau kau akan berfikiran bahwa aku akan mentraktirmu." lanjutnya.
"Aku sudah sarapan tadi pagi." ucapku berbohong. Tentu saja aku berbohong. Aku belum sarapan pagi ini, bahkan bekal sarapanku masih belum kusentuh di dalam tasku ini. Dan akan ku makannya nanti siang di taman belakang kampusku. Itu tempat favorite-ku.
"Aku tidak bertanya." ucapnya sambil melanjutkan makanannya.
Author POV
Ariana sampai di rumahnya sore hari. Dia sangat lelah sekali. Apalagi tadi di kampus dia kena hukuman oleh guru killernya gara-gara dia terlambat masuk di jam pelajaran ke2nya. Ini semua gara-gara dia yang tadi dibawa Justin ke cafe.
Ariana bersyukur karena dirumahnya tidak ada siapa-siapa. Dia langsung menuju kedalam kamarnya dan menguncinya begitu saja.
Ariana merasa dadanya sangat sesak dan sakit. Entahlah dia tidak tahu mengapa ini bisa terjadi. Ariana tidak pernah merasakan ini lagi semenjak 8 tahun yang lalu. Dulu Ariana pernah mempunyai penyakit jantung yang lemah, dan disitu dia tidak boleh sampai kelelahan. Jika dia kelelahan maka dadanya akan sesak dan sakit akibat jantungnya yang lemah. Dan Ariana pernah sempat sembuh karena orangtua-nya dulu selalu mengontrol perobatannya setiap sebulan sekali. Dan disitu Ariana dinyatakan sembuh, tetapi dokter tidak bilang kalau kesembuhannya tidak secara total.
Ariana terus merasakan dadanya sangat sesak dan sakit. Bahkan Ariana sampai memukuli dadanya yang sakit itu. Ariana mengambil air minum yang berada di meja sisi tempat tidurnya dan langsung di teguknya habis tidak tersisa. Ariana membaringkan dirinya ke tempat tidurnya dan memejamkan kedua matanya. Menurut Ariana Tidur adalah cara satu-satunya untuk tidak merasakan sakitnya yang berada didadanya. Walaupun rasa sakitnya membuat Ariana tidak bisa tidur. Dia terus memejamkan kedua matanya agar ia bisa tidur dan tidak merasakan sakitnya. Itulah salah satu cara waktu Ariana masih kecil dulu yang sempat merasakan sakit di dada nya.
____0o____
Ariana terbangun saat mendengar suara ketukan pintu yang sangat keras itu. Ariana bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan untuk membuka pintunya.
Saat membuka pintu kamarnya pertama kali yang ia lihat adalah ibu tirinya. Ada aura kemarahan saat Ariana melihat wajah ibu tirinya itu.
"Wow, hebat sekali. Kau malah asik-asikkan tidur, sedangkan aku disini dan putriku kelaperan." ucapnya marah.
"Ma..ma'af.."
"Kau hanya bisa mengatakan ma'af, ma'af dan ma'af. Aku muak mendengarkan itu setiap hari. Lebih baik kau cepat buatkan kami makan malam." ucap ibu tirinya itu dan langsung pergu begitu saja.
Ariana hanya bisa menghela nafasnya. Dan langsung menuju kedapur. Saat Ariana membuka kulkasnya, Ariana tidak melihat bahan-bahan makanannya yang ada didalam kulkas itu. Ariana menepuk keningnya dengan telapak tangannya. Dia lupa kalau minggu ini Ariana belum belanja untuk membeli bahan-bahan keperluan di rumahnya.
Ariana jadi bingung dia akan membuat apa kalau bahan-bahan makanannya habis semua. Apa dia harus memberitahukan pada ibu tirinya itu. Tapi dia harus menerima juga kemarahan dari ibu tirinya.
Saat Ariana masih melamun dengan pikiranya. Tiba-tiba dari arah pintu dapur masuk kakak tirinya Nadine.
Nadine yang ingin mengambil air didalam kulkas terhenti seketika saat melihat Ariana yang berada didepan kulkas.
"Hei, bodoh."
Ariana terkesiap dari lamunannya saat dia mendengar suara dari belakang tubuhnya yang mengagetkannya.Ariana membalikkan tubuhnya dan langsung melihat kakak tirinya dengan muka yang sangat kesal.
"A..ada apa kak?" tanya Ariana sambil menundukkan kepalanya.
"Kau menghalangiku bodoh." ucap kakak tirinya dengan suara tegasnya.
"Minggir." lanjutnya dan mendorong Ariana dari hadapannya.Ariana hanya diam dan melihat kearah kakaknya yang sedang mengambil air minum didalam kulkas dan meminumnya begitu saja.
Nadine yang menyadari jika dirinya sedang diperhatiakan lantas menoleh kearah Ariana.
"Kenapa kau memperhatikanku. Bukankah kau disuru oleh mom untuk membuatkan makan malam?" tanya Nadine."Iya.."
"Lantas kenapa kau masih diam saja disini. Cepat buatkan makam malam. Kau tahu aku sudah sangat kelaparan ini." ucap Nadine marah sambil menunjukkan perutnya yang lapar itu."Ta..tapi kak..." saat Ariana belum menyelesaikan ucappannya datanglah ibu tirinya dari arah pintu dapur.
"Ada apa ini." kenapa kalian ribut sekali. Dan kau, kenapa masih diam disitu. Mana makanannya." ucap ibu tirinya itu sambil menghampiri mereka berdua.
"Ma'af mom, persediaan makanannya sudah habis." ucap Ariana berusaha dengan tenang.
"Dasar bodoh kenapa kau tidak belanja"
"A..aku lupa mom." ucap Ariana terbata.
"Selain bodoh kau juga pikun. Kau tahu aku dan kakakmu ini sudah sangat lapar sekali." marahnya."Ma'afkan aku mom."
"Sudahlah lebih baik kau cepat belikan makanan pada kami berdua."
"Ba..baik mom." Ariana tidak ingin kena kemarahan dari ibu dan kakak tirinya lagi, dia langsung berlalu dari dapur dan langsung keluar dari rumahnya untuk membeli makanan yang dipinggir jalan.
________
Jadwal updatenya seminggu sekali ya..
Tapi kalau mood aku baik pasti dilanjut cepet kok..
Hehehe sesuai ide gw aja..BTW selamat tahun baru ya.. Tinggal nunggu beberapa hari lagi..
🎉🎉🎇🎆🎉Vomen guys
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
General FictionRasa cintaku tertutupi oleh Dendamku Justin Bieber Kenapa harus aku yg selalu di sakiti, aku salah apa padamu? Bisakah ini berakhir dengan kebahagiaan? Ariana Grande _______ PRIVAT ACAK SILAHKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU DAN JANGAN LUPA VOTE YA MAKASIH