Vote
Vote
Vote
Happy reading😉😉
Justin memasuki kamarnya tanpa memperdulikan tatapan Ariana. Sempat beberapa detik lalu mereka saling menatap dan Justin langsung mengalihkan pandangannya kearah lain. Dengan santai dan mimik wajah yang datar, Justin menuju kearah kamar mandi.
Ariana menghela nafasnya tenang. Ia pikir Justin akan memarahinya. Tetapi tidak. Dan mungkin Justin sudah tidak akan memarahi dirinya lagi. Sudah beberapa hari ini memang Justin tidak pernah marah-marah lagi pada dirinya. Entahlah Ariana juga tidak tahu kenapa Justin berubah sifatnya menjadi tidak marah- marah lagi. Walaupun bicaranya tetap dingin dan mimik wajahnya yang selalu datar. Tapi tidak apa-apa. Yang penting ada perubahan sedikit.
Ariana masih melihat-lihat kamar Justin yang menurut Ariana sangat rapih ini. Ada gitar yang digantung dekat meja belajar. Dan ada juga bola basket yang terdapat di sudut kamar.
Kalau basket Ariana memang mengetahuinya jika Justin jago bermain basket tersebut. Tetapi kalau gitar Ariana bertanya-tanya. Apakah Justin bisa bermain gitar? Apa Justin juga suka bernyanyi sambil bermain gitar? Dan apakah Justin memang jago dalam bermain gitar?. Entahlah, mungkin saja bisa karena dia mempunya gitar tersebut.Dan Ariana juga mengingat perkataan Jazzy tempo lalu saat memberitahu kalau Justin bisa bernyanyi. Hah, itu membuat Ariana penasaran kalau Justin bisa bernyanyi.
Lamunan Ariana buyar saat mendengar suara pintu dari arah kamar mandi. Dan terlihatlah Justin yang sambil menggosok-gosokan kepalanya dengan handuk. Dan yang Ariana tau jika Justin baru saja selesai mandi.
Ariana menjadi gugup saat Justin melangkah kakinya kearah dirinya. Justin duduk dipinggir ranjang dekat Ariana. Dan Ariana bertambah gugup saat Justin menatap kearahnya dengan intens.
"Merasa lebih baik?" Tanya Justin.
Ariana mengerjabkan matanya. Apakah Justin baru saja menanyai keadaannya?. Hei, mimpi apa ia semalam.
"A..ah.. ya," jawab Ariana gugup.
Ariana merutuki kegugupannya tersebut. Dan lebih baik memalingkan wajahnya kearah lain dari pada harus menatap bola mata Justin yang sialnya sangat indah dan memukau.
"Aku tidak tau apa yang terjadi denganmu sampai pingsan seperti ini. Aku juga tidak sempat memanggil dokter, karena aku berpikir mungkin ini hanya pingsan biasa."
Ariana berpikir ada apa dengan Justin hari ini. Berucap panjang kepada dirinya. Bukankah itu hal yang sangat langka.
"Mungkin aku hanya kelelahan." Ariana berucap tidak terlalu bohong juga. Karena dirinya juga lelah tadi. Ariana tidak mungkin kan bicara jika ia mempunyai penyakit. Jadi lebih baik dirinya saja yang mengetahuinya. Dan untungnya Justin tidak memanggil dokter untuk memeriksa keadaaannya. Bisa-bisa Justin mengetahui penyakitnya.
"Sampai segitunya?" Tanya Justin lagi.
"Mm.. ya, aku juga tadi memang sempat pusing." Jawab Ariana.
Setelah Ariana menjawab kembali keheningan menyipta mereka. Justin maupun Ariana sudah tidak tahu lagi ingin membahas apa. Dalam keheningan ini Justin tampak tenang. Tapi tidak dengan Ariana yang gugup dan jangan lupa jantungnya yang selalu berdetak kencang sejak tadi.
"Terimakasih," ucap Ariana memecah keheningan diantara mereka.
Ariana melihat Justin yang menaikkan alis kanannya.
"Terimakasih, sudah menolongku untuk sekian kalinya." Ucap Ariana memperjelas.
Justin tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
General FictionRasa cintaku tertutupi oleh Dendamku Justin Bieber Kenapa harus aku yg selalu di sakiti, aku salah apa padamu? Bisakah ini berakhir dengan kebahagiaan? Ariana Grande _______ PRIVAT ACAK SILAHKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU DAN JANGAN LUPA VOTE YA MAKASIH