Vote
Vote
Vote
Happy reading
Hari pun terus berganti, sudah satu bulan sejak saat Justin mengajak Ariana ke stadion basket hubungan mereka kian membaik. Sudah tidak ada lagi cacian pedas dan perlakuan kasarnya. Tetapi Justin masih saja cuek dan dingin saat berbicara pada Ariana. Itu tidak menjadi masalah bagi Ariana. Yang penting Justin ada perubahan sedikit. Semenjak saat itu Justin sering mengajak Ariana ketempat dimana Justin ada kegiatan. Seperti saat itu Justin bertanding main basket, lalu menemani Justin bermain skeatboard dengan teman-temannya. Dan kadang Justin juga mengajak dirinya makan siang bareng. Sebenarnya Ariana bingung itu termasuk ajakan atau paksaan. Karena setiap kelas selesai Justin sudaha ada didepan kelasnya dan menarik Ariana untuk mengikuti dirinya. Justin tidak pernah mengatakan apapun setiap menarik Ariana. Dan Ariana hanya bisa pasrah dan mengikutiny saja.
Seperti saat ini Ariana sedang didalam mobil milik Justin. Entahlah Justin ingin membawanya kemana. Ariana sempat bertanya tetapi diabaikan oleh Justin.
Dan sampailah mereka di kediaman rumah Justin. Ya, Justin mengajak Ariana kerumahnya lagi. Dan Ariana bertanya-tanya dalam benaknya kenapa Justin mengajak kerumahnya.
Ariana turun dari mobil dan langsung disambut oleh teriakan Jazzy yang melengking.
"KA ARIANAAAAA..."
Jazzy berlari kearah Ariana dan memeluk pinggang Ariana. Arianapun mengelus kepala Jazzy dengan sayang sambil tersenyum.
"Jazzy kangen sama ka Ari. Ka Ari udah jarang main kesini lagi." Ucap Jazzy setelah melepaskan pelukannya.
"Maaf, ka Ari sibuk dengan tugas kuliah." Ucap Ariana merasa bersalah.
"Jazzy maaffin kok. Yang penting sekarang ka Ari udah main kerumah Jazzy." Ucap Jazzy memeluk Ariana kembali.
"Sudah kangen-kangenannya?"
Ariana dan Jazzy menoleh kesamping saat mendengar suara sinis tersebut. Dan mendapati Justin yang sedang melipatkan tangannya didada dan memandangnya datar.
"Ihkk, ka Justin apaan si ganggu aja. Ayok ka Ari kita masuk aja. Jazzy lagi kesel sama ka Justin." Setelah mengatakan itu Jazzy langsung menarik tangan Ariana untuk masuk kedalam rumahnya tanpa menghiraukan Justin yang sedang memasang wajah kesal.
Ariana berjalan memasuki rumah kediaman Justin sambil ditarik oleh Jazzy. Dan entah kenapa kepala Ariana merasa sakit. Bahkan kini matanya berkunang-kunang dan Ariana memberhentikan langkahnya yang kini sudah diambang pintu dan memegang kepalanya sambil meringis.
"Ka Ari kenapa?" Tanya Jazzy.
Dan Ariana tidak sempat menjawab karena tubuhnya sudah ambruk kelantai. Terakhir yang Ariana dengar adalah suara lengkingan Jazzy yang memanggil dirinya.
***
Ariana perlahan membuka kedua matanya saat ia mendengar tangisan yang tidak begitu asing ditelinganya. Ariana mengerjabkan matanya berkali-kali sambil melihat langit-langit dikamar ini dan mengumpulkan kesadarannya.
Ariana melihat kesamping dan menemukan Jazzy yang sedang menangis sambil mengucek-ngucek matanya. Jazzy masih belum tau kalau Ariana sudah sadar dari pingsannya.
"Jazzy?" Panggil Ariana pelan.
Sepertinya Jazzy tidak mendengar panggilan dari Ariana. Dan Ariana pun mengulanginya kembali.
"Jazzy?" Panggilnya dengan suara sedikit dikeraskan.
Jazzy memberhentikan tangisannya lalu menengok kearah Ariana yang memanggilnya. Jazzy terkejut saat melihat Ariana sudah sadar.
"Ka Ariana! Akhirnya kakak sudah sadar." Ucap Jazzy dengan masih sesenggukan.
Ariana hanya tersenyum dan menghapus air mata Jazzy dipipinya.
"Jazzy kenapa nangis? Putri cantik tidak boleh menangis. Nanti cantiknya hilang." Ucap Ariana menenangkannya.
"Jazzy takut saat ka Ari pingsan tadi. Jazzy takut ka Ari gak bangun-bangun." Ucap Jazzy sedih.
"Sekarang kakak sudah bangun. Jadi Jazzy jangan takut lagi ya,"
"Tapi kak Justin tadi memarahi Jazzy. Katanya kak Ari pingsan gara-gara Jazzy. Padahalkan Jazzy tidak mencelakai kakak Huaaaaaa...," Jazzy kembali menangis kembali.
Ariana bangun dari rebahannya dan memposisikannya duduk sambil bersandar di sandaran kasur tersebut. Ariana membawa Jazzy kedalam pelukannya bermaksud menenangkannya.
"Itu bukan salah Jazzy. Kak Ari pingsan cuman gara-gara sakit kepala saja kok. Jadi Jazzy jangan nangis lagi." Ucap Ariana.
Jazzy berhenti menangis lalu mendongakkan kepalanya melihat kearah Ariana.
"Apa masih sakit kepala kakak?" Tanya Jazzy.
"Hmm.. sedikit." Jawab Ariana yang memang masih sedikit sakit dikepalanya.
"Apakah kakak belum makan? Kata mommy kalau kita sakit kepala berarti kita harus makan. Nanti sakitnya hilang."ucap Jazzy polos.
Ucapan Jazzy memang benar. Tetapi bukan karena kita belum makan saja kalau kita sakit kepala. Mungkin Ariana sakit kepala karena kambuh lagi dan Ariana juga sudah tidak meminum obat pereda nyerinya lagi.
"Mungkin saja." Hanya itu yang bisa Ariana ucapkan pada Jazzy.
"Kalau begitu kakak tunggu sini ya jangan kemana-mana. Jazzy mau kebawah ngambil makanan untuk ka Ari." Jazzy melepaskan pelukaannya dan segera turun dari tempat tidurnya.
Ariana tadinya ingin menolak tapi Jazzy sudah lebih dulu keluar dari kamar ini.
Mengingat kamar. Arianapun menelusuri penglihatannya pada kamar ini. Kamar ini sama seperti saat dulu Ariana tempati waktu ia terbangun dari pingsannya. Dan sekarang Ariana terbangun dikamar ini lagi. Dan jangan lupa dengan harum kamar ini yang mengingatkan pada seorang yang Ariana takuti sekaligus di kaguminya. Ariana tersenyum saat membayangkan jika dirinya digendong saat pingsan lalu ditempatkannya di kamar ini. Kamar seorang Justin Bieber.
Ariana berhenti tersenyum saat mendengar suara pintu terbuka. Dan menampilkan seorang yang tadi ia pikirkan.
Justin.
_____0o_____
Bagaimana tanggapan kalian mengenai part ini?
Dan adakah yg ingin bertanya mengenai perubahan sifat Justin?
Wkwkwk😅
.
.
.
Votmen kalian aku tunggu guys
.
.
.(24112019)
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
General FictionRasa cintaku tertutupi oleh Dendamku Justin Bieber Kenapa harus aku yg selalu di sakiti, aku salah apa padamu? Bisakah ini berakhir dengan kebahagiaan? Ariana Grande _______ PRIVAT ACAK SILAHKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU DAN JANGAN LUPA VOTE YA MAKASIH