Ariana tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Namun, ia sangat yakin pasti ada sesuatu yang salah sehingga membuat dirinya merasakan sakit-sakitan terus menerus. Tak hanya itu kepalanya juga sering pusing dan dadanya terasa sangat sesak sekali. Ariana tahu dia tidak boleh kelelahan. Itu yang ada dipikirkan Ariana jika dia melakukan hal-hal yang membuat dirinya lelah, Ariana akan merasakan sakit itu kembali. Ariana takut jika dirinya mengalami penyakit yang dulu pernah hinggap di dirinya. Ariana tidak tahu apa jadinya jika dia mendapat penyakit itu lagi. Ariana akan merasa sakit-sakittan tiap hari jika ia kelelahan.
Ariana memijit pelipisnya karena pusing memikirkan itu semua.
Di tepisnya semua pemikiran itu olehnya. Kemudian ia menaiki bus yang sudah ada didepan halte itu.Tak butuh waktu lama Ariana sampai kerumah. Dengan wajah lesuh Ariana membuka pintu rumahnya itu secara perlahan. Takut jika dirinya bertemu ibu tirinya itu.
Dilihat kiri kanannya ruangan rumah itu yang tampaknya sangat sepi. Ariana mengucapkan syukur didalam hatinya karena sepertinya rumah ini sepi tidak ada ibu dan kakak tirinya itu.
Ariana berjalan menaiki anak-anak tangga itu dan masuk kedalam kamarnya. Lalu dihempaskannya tubuh Ariana ke kasur empuknya.
Ariana memejamkan kedua matanya sejenak. Dan setelah itu membukanya kembali dan melihat langit-langit kamarnya.
Seketika bayangan ibunya muncul di pikiran Ariana.Ariana merindukan ibunya. Sudah 1 bulan dia tidak berkunjung ke makam ibunya itu. Terbesit rasa bersalah pada diri Ariana karena tidak berkunjung ke makam ibunya. Biasanya Ariana akan berkunjung 1 minggu sekali ke makam ibunya. Tapi sekarang dia sudah jarang ke makam ibunya.
Mungkin berkunjung hari ini saja batin Ariana.Ariana bangun dari tempat tidurnya dan langsung menuju kekamar mandi. Hari ini juga dia harus berkunjung ke makam ibunya.
___0o___
Ariana melihat tumpukan tanah dan batu nisan di hadapanya. Lalu diusap nya batu nisan itu oleh Ariana. Rasa rindu pada sosok ibunya terlepas begitu saja. Walaupun Ariana hanya melihat makam ibunya tidak dengan sosok ibu aslinya. Ariana merindukan kasih sayang ibu. Yang dulu selalu menyayanginya. Tidak pernah ibunya memarahi Ariana jika ia salah pasti hanya di nasehati. Ia harus belajar dari sosok ibu yang penyabar dan baik hati itu.
" Aku merindukan mu, ibu. "
____0o____
Di sebrang sana seorang pria yang sedang bersandar di kap mobilnya dengan kacamata hitam dan tangannya yang dimasukan kedalam saku celananya itu sedang melihat seorang gadis dari kejauhan.
Saat saat gadis itu telah meninggalkan makamnya dan keluar dari daerah pemakaman. Justin beranjak dari sandaran nya dan berjalan menghampiri Ariana.
Ariana berjalan keluar dari pemakaman itu dengan wajah yang menunduk.
Lalu tiba-tiba tangan kanannya ditarik kebelakang. Dan saat Ariana menoleh kebelakang Ariana sangat terkejut. Bagaimana tidak. Dihadapannya ada Justin Bieber dengan kacamata hitamnya serta baju kaos polos berwarna putih dan jeans hitamnya. Tampan."Ju.. Justin.. " Ucap Ariana masih dengan keterjutannya.
"Apa? "
"Ka.. Kau.. Sedang apa? " Ucap Ariana gugup.
Justin tidak menjawab pertanyaan Ariana itu. Justin langsung menarik pergelangan tangan Ariana dan membawanya entah kemana itu.
Ariana hanya pasrah dengan perlakuan Justin hari ini yang menurutnya agak membingungkan. Bagaimana tidak, tiba-tiba Justin ada di hadapannya dan langsung menariknya begitu saja, entah kemana Justin ingin membawanya.
Sudah lamanya Justin dan Ariana berjalan-jalan dipinggir jalanan kota itu. Dan itu membuat Ariana menjadi lelah. Kakinya bahkan sudah sangat pegal sekali. Bahkan cuaca yang tadinya cerah kini sudah menjadi mendung. Sepertinya sebentar lagi hujan akan turun, dan Justin masih saja membawa Ariana entah kemana itu.
"Sebenarnya Justin ingin membawaku kemana? " Batin Ariana yang sudah kelelahan.
Tetes-tetessan air hujan mengenai wajah mulus Ariana. Ariana terkesiap dengan air hujan yang tadinya rintik-rintik kecil kini sudah menjadi lebat.
Lalu tiba-tiba Justin berlari. Dan reflek Ariana juga ikut berlari karena tangannya masih digenggam oleh Justin.
Justin dan Ariana berhenti di sebuah halte. Lalu cekalan tangan Ariana dilepas oleh Justin. Dan entah kenapa itu membuat Ariana merasa seperti kehilangan saat Justin melepaskannya. Ariana memegang pergelangan tangannya yang tadi di cekal oleh Justin. Masih ada rasa hangat sedikit akibat cekalan Justin.
Ariana melihat Justin yang sedang memainkan handphonenya. Entah sedang apa itu. Membuat Ariana merasa terabaikan.
Hujan yang tadinya lebat kini sudah tidak lebat lagi. Walaupun masih gerimis kecil-kecil.
Ariana melirik Justin yang lagi-lagi masih berkutik dengan handphonenya. Entah kenapa itu membuat Ariana jadi merasa kesal dengan sikap Justin yang mengabaikannya lagi.
"Justin, aku ingin pulang. " Ucap Ariana pelan dengan masih melihat kearah Justin.
Walaupun suara Ariana pelan yang seperti sebuah bisikan. Tapi masih saja bisa didengarkan oleh Justin.Justin akhirnya menoleh kearah Ariana. Dengan wajah khas datarnya. Justin melihat kearah langit yang masih sedikit mendung dan rintikan hujan kecil.
"Pulanglah." Ucap Justin santai.
Ariana terkesiap dengan ucapan Justin yang menurutnya sangat santai sekali bicara seperti itu. Seakan-akan dia tidak berdosa dan tidak berbuat salah sama sekali pada diri Ariana.
Perasaan tadi sudah jelas-jelas Justin menarik lengan Ariana dan membawanya pergi dengan tujuan tidak jelas, dan akhirnya disinilah mereka terjebak hujan dan meneduh di halte.
Ariana dengan rasa kecewanya hanya mengangguk dan langsung ingin bergegas pergi. Tetapi lagi-lagi Justin menarik lengannya membuat Ariana langsung menoleh kearah Justin tapi tidak dengan menatap matanya. Melainkan ke arah dada bidang Justin itu, untuk mengalihkan tatapannya.
"Aku akan mengantarkanmu. " Ucap Justin santai.
Kedua mata Ariana seketika langsung menatap kearah mata Justin. Yang sedang ditatap nya malah menampilkan wajah datarnya.
"Ka... Kau.. Serius, ingin... " Belum sempat Ariana menyelesaikan ucapannya Justin sudah menyelanya.
"Sudahlah, kau tunggu sini. Aku ingin mengambil mobilku dulu. "
Justin berlalu begitu saja dari hadapan Ariana.Ariana menatap punggung Justin yang menjauh dan langsung hilang saat Justin berbelok kearah tikungan.
Ariana masih kaget dengan apa yang beberapa menit di dengarnya.
'Justin bieber ingin mengantarkanku pulang bersama' batinnya.Seketika kedua bibir Ariana langsung tertarik keatas membentuk senyuman.
Bagaimana tidak ini pertama kalinya Justin mengantarkan Ariana pulang. Belum lagi Justin begitu membenci dirinya. Dan ini malah. Ingin mengantarkannya.______________
Hai.. Ketemu lagi.. Sorry lama update nya.. Karena gw lagi gk mood banget buat bulan ini. Walaupun bulan ini banyak liburnya tapi gw gk ada ide sama sekali buat lanjutnya... Mungkin butuh refreshing kali ya.. Karena nilai ulangan gw anjlok banget...
Tapi akhirnya gw bisa update lagi. Walaupun tidak panjang😁 tapi ini untuk melepaskan rindu saja ya😚
Btw gw akan lanjut kalau votenya udah 25++ dan coment nya 5++
kalau votenya masih di bawah target gk akan aku lanjut dulu sampai sudah dari targetnya ya.Vote+coment guys
😘😘Sekian
Terimakasih
Salam manis
Bieber_lin
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
General FictionRasa cintaku tertutupi oleh Dendamku Justin Bieber Kenapa harus aku yg selalu di sakiti, aku salah apa padamu? Bisakah ini berakhir dengan kebahagiaan? Ariana Grande _______ PRIVAT ACAK SILAHKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU DAN JANGAN LUPA VOTE YA MAKASIH