1

83 7 3
                                    

Bulan Juli adalah bulan yang ambigu bagi banyak orang terutama para pelajar. Sebuah kisah baru akan dimulai, begitu pun kegiatan rutin yang menyebalkan akan kembali menjadi kewajiban mereka. Yup! Sekolah. Mendengarnya saja sudah membuat banyak pelajar memutar bola matanya.

Sekolah baru adalah sebuah tantangan yang mengasikkan. Disaat kita harus menjadi asing pada semua hal, menentukkan panggilan terbaik bagi diri kita, serta menentukkan harus bagaimana sikap kita kedepannya. Ewh! Itu hal yang menyebalkan. Menata semuanya dari awal.

Yang lebih menyebalkan lagi menatap wajah para senior sok galak itu yang berjalan dengan tingkah sombongnya.

Berhenti menjelekkan kata sekolah. Mari liat sisi baiknya. Kita akan bertemu manusia asing yang akan kita panggil 'teman'. Kita juga akan bertemu dengan sosok manusia yang membuat kita terjerumus dalam NARKOTIKA berjenis perasaan dengan nama CINTA.

Hari itu tepat tanggal 27 Juli 2015 banyak anak baru yang berkumpul di dekat gerbang salah satu sekolah elit bernama Laskar Pratama Vocational High School. Mereka tentu masih malu-malu untuk memasuki tempat yang disebut rumah kedua tersebut. Dan kisah tentang kami pun dimulai.

÷÷÷÷÷

Seorang gadis sedang duduk sendirian dibawah sebuah pohon kelapa yang menjulang tinggi. Ia merasa tidak punya teman. Tentu saja, hanya dia yang mendaftar di Laskar Pratama High School sementara teman-temannya entah mendaftar dimana.

Tepukkan tangan dipundaknya membuatnya terkejut. Ia merasa bersyukur mendapati dua orang siswi baru yang 'sepertinya' ingin menjadi temannya. Dua gadis berhijab yang terlihat bersahabat.

"Kamu sendirian?" Tanya salah satunya. "Nama kamu siapa?" Tanyanya lagi.

"Iya nih aku sendirian, kenalin aku Marisa Adrawida."

"Aku Nisrina, ini Fifi temen aku."

Mereka terus berbincang. Perbincangan yang dapat di tebak siapapun. Yup! Seperti dimana rumahmu, dari sekolah mana, apa jurusan yang kau pilih.

Waktu telah menunjukkan pukul 8:15. Setelah melakukan apel semua murid kelas 10 digiring menuju kelasnya masing-masing. Dan bertemulah mereka dengan segerombol mahluk yang di cap sebagai 'teman satu kelas'. Sebuah keberuntungan bagi Risa yang belum memiliki teman di sekolah barunya karena ia ternyata satu kelas dengan Nisrina.

Dua orang kakak kelas memasuki ruang kelas dengan plang bertuliskan X BOGA 2. Keduanya mengenalkan sekolah tempat mereka menimba ilmu. Sesekali kakak kelas yang lain memasuki ruangan tersebut hanya untuk memperkenalkan diri.

Jam istirahat telah dimulai sejak speaker sekolah tersebut berbicada "it's time to have break" berkali-kali. Hal itu membuat gadis berperawakan kurus yang duduk dibarisan paling depan merasa kesal.

Ia adalah Natasha Hanifah. Gadis yang sedari tadi memasak tampang tidak bersahabat. Banyak hal yang membuatnya seperti itu. Terlebih ketika melihat wujud teman-teman sekelasnya yang seperti preman. Anak muda jaman sekarang sepertinya memiliki tampang lebih tua dari umur mereka. Yaa biasalah pergaulan. Di bagian belakang ruang tersebut diisi oleh para remaja perempuan dengan iris mata sintetis berwarba hitam membuat mata mereka menjadi lebih belo yang harus di tetesi air setiap saat, pagar gigi warna-warni serta pakaian yang menggambarkan kesan 'nachkal'.

Gadis yang tidak mau di panggil dengan nama panggilannya tersebut merasa menyesal memilih mendaftar sekolah di tempat tersebut. Hanya ada dua pilihan yang berada di hadapannya. Menjadi bagian dari para remaja nachkal itu atau tidak mempunyai teman. Sudut matanya menangkap sesosok manusia berwajah seperti anak sd. Pipi gembulnya bergerak lucu seperti hamster yang sedang makan setiap ia berbicara.

Well sepertinya ada secerca cahaya baginya untuk mendapat teman.

÷÷÷÷÷

We are the best...
We'll be the best..
We want to be the best..
We are the best..
We want to be the best..
We want to be the best..
Aa.. Au..

Seketika lapangan dipenuhi suara tepuk tangan serta sorakan yang meriah setelah murid kelas X Boga 2 selesai menampilkan yel-yel. Hari ini adalah hari terakhir MOS yang di isi dengan demo ekskul serta penampilan yel-yel dari setiap kelas. Waktu yang tepat juga untuk mencari mahluk dengan gelar GEBETAN. Kenapa? Karena setiap murid sekolahan ini sedang berada di lapangan untuk menyaksikan teman satu sekolahan mereka.

"Nat!!" Panggil seorang gadis bertubuh gempal dengan bokongnya yang kelewat montok. Iren Aulia.

Iren adalah sahabat Natasha. Sejak sekolah dasar sampai saat ini Iren dan Natasha selalu mendaftar di sekolah yang sama.

"Jangan manggil begitu apa Ren"

Iren menempeleng kepala sahabatnya tersebut, "nama lo kan emang 'Natasha' dodol, emang lo mau gua panggil siapa? Luna Maya?"

"Kecakepan bloon, kenalin gua Raisa" ujar Natasha sambil menjabat tangan Iren.

"Dih amit-amit, eh iya temen sekelas lu ada yang cakep dah yang mirip kak Dika" mata Iren berbinar ketika menyebut nama Dika.

Dika adalah sosok kakak kelas pujaan para wanita. Selain kulit eksotisnya, wajah tampan dan ke alimannya yang terkenal seantro Laskar Pratama, Dika adalah anggota tim futsal dan jangan lupakan sebuah fakta bahwa ia adalah ketua ekskul rohis. Bayangin gimana sempurna sosok Dika itu.

Natasha menggelengkan kepalanya, "Iren.. Iren.. Mata lo emang nggak bisa liat cowo ganteng dikit ya."

"Yaa namanya juga naluri cewe, eh gimana Fandy?"

Sontak Natasha membekap mulut sahabatnya yang kelewat ember. "Bisa nggak sih ga usah nyebut merk? Bikin kesel aja"
"Yehh dasar lo" ujar Iren kesal.

Tak terasa waktu telah menunjukkan angka 15:00 yang artinya adalah waktu untuk pulang. Setelah lagu daerah selesai dinyanyikan oleh setiap speaker yang ada di setiap kelas, semua murid berlomba-lomba keluar dari ruang kelas dan melarikan diri dari sekolah.


÷÷÷÷÷


Teman Masa GituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang