4

31 6 1
                                    

Praktek memasak adalah hal yang paling ditunggu-tunggu. Apalagi kini semua murid kelas X Boga 2 telah memiliki jas cook masing-masing. Pelajaran di mulai pukul 8:30, dan kini Natasha dan teman sekelasnya telah berada di Dapur 3 menunggu sang guru datang. Tak seberapa lama kemudian seorang wanita paruh baya datang. Tubuh kurus nan pendeknya terbalut jas cook. Tangan kirinya tas kecil berwarna putih bertuliskan 'I ❤ SG'. Tangan kanannya memegang ponsel jadul miliknya.

"Ya anak-anak bahan-bahannya dibagikan lalu alatnya disiapkan ya" ujar Bu Yeni.

Mereka pun mulai melaksanakan tugasnya masing-masing. Praktek kali ini adalah praktek kesekian kalinya. Dan seperti praktek-praktek sebelumnya sang guru pun berpidato dahulu sebelum praktek dimulai.

Setiap kelompok masak pun bersiap di station nya masing-masing. Seperti kelompok masak Citra, ia mendapat station di sudut dapur. Jantungnya berdegup kencang, mungkin jika tulang rusuk tidak membalut jatungnya sudah pasti jantungnya akan lompat-lompat. Mengapa? Karena ia satu kelompok dengan Reynaldi. Reynaldi terlihat semakin tampan dengan balutan jas cook putihnya. Wajah tenangnya semakin membuat pesonanya keluar. Bahkan ia lebih tampan dari idol yang biasanya Citra puja-puja.

Melihat Citra yang sedang kesulitan menghaluskan rempah-rempah, Reynaldi yang tadinya sedang menyiapkan sayuran untuk dipotong menghampiri Citra. "Citra sini gue aja, lo potongin sayur aja."

Citra menggeleng, "enggak usah Rey gue bisa kok."

"Nggak papa gue aja" Reynaldi mengambil alih pekerjaan Citra.

'Perhatian banget dahhh' ujar Citra dalam hati, wajahnya pun mulai merona.

"Lo sakit?" Tanya Reynaldi.

"Hah?? Enggak kok kenapa emang?" Ujar Citra.

"Muka lo merah"

Wajah Citra semakin merah mendengarnya, "ini panas soalnya.. gerah jadinya gini deh"

Di station lain, kelompok Ranea dan Nisrina memasak dengan diselingi tawa. Keduanya berada dalam satu kelompok, ada juga Nina dalam kelompok tersebut.

Sementara itu Natasha sama sekali tidak menikmati pelajaran ini. Karena ia satu kelompok dengan Olivia dan Rio. Hanya ada sumpah serapah yang diucapkan hatinya. Ia berharap pelajaran ini cepat berakhir.

"Liv tolong cuciin piringnya dong, gantian tadi gue udah nyuci" pinta Natasha.

"Lo aja sana, gue yang masak" ujar Oliv.

"Lo kan dari tadi nggak ngapa-ngapain Liv" ujar Natasha lagi.

"Udah apa lo berantem mulu" ujar Rio menengahi. "Gue aja dah yang nyuci"

Tiba-tiba suara menggelegar milik Bu Yeni terdengar.

"Heh! Kalian siapa suruh dagingnya dimasak dulu? Kan belom saya suruh!!!" Omelnya.

"Tapikan resepnya begitu bu" ujar murid tersebut dengan suara parau  dan mata mulai memerah.

"Resep, resep, kan ibu bilang tungguin ibu ntar ibu ajarin," Bu Yeni mengambil alih spatula yang tadinya dipegang muridnya lantas ia mengaduk daging yang ada di atas wajan. "Tuh ini kematengan tau ga?" Ucapnya sambil mengetuk-ketuk panci.

Dapur yang tadinya ramai pun menjadi sunyi.

"Terserah  deh kalo ga mau dengerin ibu! Praktek sendiri aja kamu ga usah tanya-tanya ibu" omelnya lagi sebelum ia pergi menuju station lain.

Suasana dapur kembali ramai, terlebih ketika mereka selesai memasak. Di dapur tersebut terdapat meja stainless steal yang disusun memanjang. Makanan pun telah tersaji di atasnya. Aroma makanan menyeruak di dalam dapur tersebut. Sang guru pun mulai mencicipi masakan muridnya satu demi satu.

Teman Masa GituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang