18

18 4 2
                                    

"Makasih ya Can udah anterin gue." ujar Natasha seraya turun dari motor matic sepupunya itu.

Candra menyengir, "Yoi, tapi kayaknya sekolah lo sepi gini Nat, udah bolos aja deh."

"Enak banget yaa tuh mulut ngomong," omel Natasha, "Udah ah gue masuk dulu, bye."

Natasha berjalan santai menuju ruang kelasnya. Namun ia terheran-heran begitu ia sampai di kelas. Karena hanya ada Ranea, Citra, dan Nisrina di dalam kelas.

"Demi apa yang masuk cuma kita berempat doang?" tanya Natasha.

"Enggak sih ada gue juga." ujar Fandy yang baru saja sampai di kelas.

"Yaa lo liat aja deh Nat." ujar Ranea.

Natasha masih memperhatikan ruang kelas yang begitu sepi sunyi tersebut. Diletakkannya tas ransel miliknya di tempat duduknya. Gadis tersebut mendekati ketiga temannya lantas duduk berhadapan dengan Ranea.

"Tau gitu gue ikutin kata Candra aja dah, nyesel gue." keluh Natasha.

Ranea mengerjapkan matanya, "wait.. waitt... Lo berangkat sama Kak Candra?"

Natasha mengangguk malas, "Iya lagi baek dia mau nganterin gue, biasanya jam segini udah pergi."

"Yahhh Natashaaaa kok nggak bilang sihhh!!!" seru Ranea.

Natasha menaikkan satu alisnya. "Jangan bilang lo demen sama abang sepupu gue."

"Lo demen sama sepupunya Natasha?" tanya Nisrina.

Sementara keempat gadis tersebut sedang membicarakan hal yang tidak penting, Fandy hanya duduk di tempatnya sambil sesekali melirik tangan Natasha. Rupanya gadis tersebut tetap memakai gelang pemberiannya itu.

"PENGUMUMAN! PENGUMUMAN! BAGI SELURUH ANGGOTA OSIS DAN ROHIS DIMOHON BERKUMPUL DI RUANG AULA, SEKALI LAGI BAGI SELURUH ANGGOTA OSIS DAN ROHIS DIMOHON BERKUMPUL DI RUANG AULA, TERIMA KASIH"

"Akhirnya gue nggak gabut-gabut banget." ujar Natasha, "Gue rapat dulu ya gengs."

"Jadi lo masuk sekolah biar bisa rapat?" tanya Citra.

Natasha mengangguk pasti, "Gue udah susah-susah ikut ujian penerimaan anggota osis tahun lalu, jadi ga bakal gue sia-siain."

"Kirain masuk osis gara-gara ada Irfan." ujar Ranea.

Natasha memutar kedua matanya, "Please deh Ran, ga usah bawa-bawa Irfan."

"Bawa-bawa Fandy aja kalo gitu." celetuk Fandy.

"Berat bawa-bawa lo bego." ejek Ranea.

÷÷÷÷÷

Hari itu selesai rapat Natasha mengobrol bersama Adit. Adit adalah teman satu angkatan Natasha serta teman organisasi Natasha. Adit adalah sosok anak laki-laki yang pintar dan tidak seperti anak laki-laki kebanyakan yang genit pada perempuan. Oleh sebab itu Natasha sering bertukar pikiran dengan Adit karena menurutnya Adit sangat bijaksana dalam menanggapi cerita Natasha.

Natasha memandangi gelang pemberian Fandy sambil tersenyum. Membuat Adit merasa aneh melihat gelagat temannya itu.

"Lo mulai gila ya Nat? Senyam-senyum liat gituan." candanya, "Menurut gue Nat lo jangan terlalu berharap sama Fandy, ntar kalo realitanya beda gimana?"

Natasha mendesah kesal, "Nggak mungkin Dit, dia aja sampe nyari gelang yang sesuai sama ukuran tangan gue."

"Lo tuh polos Nat, gampang banget di bikin baper bahkan di boongin aja lo gampang banget. Segimana pun lo yakin sama Fandy lo juga mesti jaga-jaga. Toh dia sampe sekarang masih ngegantungin lo kan?" ujar Adit. "Gue juga bisa nyari gelang kayak gitu, lo mau nyari di toko mana juga pasti ketemu."

Teman Masa GituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang