22

12 2 4
                                    

Sudah dua minggu Ranea menjaga jarak dengan Toni dan Fandy. Ia juga agak menjaga jarak dengan Natasha. Entah sampai kapan ia harus seperti itu. Hanya saja Ranea merasa kalau ia harus mencari tau keadaan yang sebenarnya. Siapa yang menulis karangan-karangan itu? Dan akan ditujukan kepada siapa karangan bebas yang selama ini membuat Ranea merasa kalau itu dari seseorang yang menyukainya diam-diam. Hari ini di Ranea memutuskan untuk menemui Fandy sepulang sekolah, tepatnya di tempat parkir motor khusus murid Laskar Pratama VHS.

Fandy yang tadinya sudah memakai helmnya pun melepasnya kembali, "Kenapa Ran?" Tanya Fandy.

"Ada yang perlu gue tanyain," ujar Ranea. "tapi... kayaknya kita ngobrolnya jangan disini deh." Lanjutnya.

Fandy mengangguk, "Yaudah yuk ke tempat lain aja."

Fandy mengendarai motornya dengan Ranea yang berada di jok belakang menuju ke sebuah café yang tak jauh dari sekolah mereka. Kini keduanya telah duduk di dalam café tersebut dan dua gelas minuman menyegarkan tersaji dihadapan mereka.

"Baik banget lo pake traktir gue segala." Ujar Ranea.

"Yaelah Ran masih aja kaku lo," ujar Fandy ssebelum meminum minuman yang tersaji dihadapannya. "Jadi, mau ngomongin apa nih kita?" Tanya Fandy.

"Gue ga minta lo janji buat ga marah sih, soalnya kalo jadi lo... gue juga pasti gue marah." Ujar Ranea yang hanya dibalas anggukan oleh Fandy.

"Waktu lagi ngerjain tugas kelompoknya Bu Nani, gue nemu file dokumen di laptop lo, nama file nya To Ranea, itu maksudnya buat gue?" Tanya Ranea, jemarinya saling bertautan satu sama lain di bawah meja terhalang dari pandangan Fandy.

"Ohhhh jadi lo udah tau?" Tanya Fandy yang terdengar seperti tak butuh jawaban apapun dari Ranea. "Iya itu emang buat lo," ujar Fandy lagi. "Lo baca isi file itu?"

Ranea mengangguk, "Jadi selama ini surat-surat yang gue terima itu dari lo?"

Jemari Fandy mengetuk-ngetuk meja kayu di hadapannya, "Hmm bisa dibilang iya, tapi bisa dibilang enggak juga."

Ranea mengernyit mendengarnya, "Jadi Ranea, ada orang lain yang minta gue buat bikin gituan buat lo." Ujar Fandy, "Awalnya gue nolak, cuma yaa dia temen gue, itung-itung nolong aja."

"Siapa yang nyuruh lo?" Tanya Ranea langsung.

Fandy menaik turunkan bahunya, "Gue nggak bisa bilang ke lo, so sorry udah janji sama dia."

Ranea hanya bisa menghela nafas. Keduanya hanya menghabiskan minuman yang mereka pesan tadi, setelah itu mereka pulang kerumah masing-masing.

~~+~~

Kelas dua belas adalah momen yang begitu menyenangkan. Banyak tantangan yang harus dilewati oleh para pelajar tingkat akhir. Laskar Pratama VHS yang biasanya dan awalnya banyak memberikan jam kosong pada para murid, kini mulai menggencarkan murid-muridnya untuk belajar lebih rajin dan lebih keras lagi. Meski tak dapat dipungkiri sesekali jam kosong masih juga ada. Pendalaman materi khusus kelas dua belas akan dimulai pada bulan Agustus dan akan dilaksanakan setiap hari sabtu, satu bulan lebih cepat dari tahun ajaran yang lalu.

Sialnya hari berlalu dengan begitu cepat, tak ada toleransi pada apapun juga. Hanya berlalu, berlalu, dan berlalu. Hari ini adalah hari pertama pendalaman materi dilaksanakan di awal bulan Agustus. Pukul delapan kurang dengan cuaca yang begitu cerah. Parkiran yang biasa digunakan oleh murid-murid Laskar Pratama VHS mulai dipenuhi motor-motor milik murid, ada beberapa dari mereka yang datang menggunakan mobil. Salah satunya adalah Reynaldi.

Di hari Sabtu ini Rey datang ke sekolah sendirian, karena Citra diantar oleh salah satu kakak laki-lakinya. Setelah memarkirkan mobilnya, ia melhat Toni dan Fandy yang sedang mengobrol berdua di bawah pohon yang cukup rindang. Reynaldi tidak menghiraukan mereka dan tetus berjalan menuju gedung sekolah. Koridor sekolah mulai ramai oleh murid kelas 12 yang akan melaksanakan pendalaman materi hari ini. Tidak satupun dari mereka yang mengenakan seragam sekolah, sehingga gedung sekolah tersebut hampir terlihat seperti kampus.

Teman Masa GituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang