10

113 5 0
                                    

Setelah kegiatan LDKS tempo hari, Laskar Pratama VHS mengadakan pembagian rapor. Setelahnya tentu saja libur akhir tahun. Semua orang menyambutnya h meriah. Ada yang menetap di kota yang selalu sibuk bernama Jakarta, ada pula yang meninggalkan kota Jakarta dan pulang ke kampung halaman mereka, contohnya Ranea. Sedangkan Citra, Nisrina, Marisa, dan Natasha menetap di Jakarta. Mereka memiliki kegiatan masing-masing selama liburan.

Hingga pada minggu ke dua bulan Januari di tahun yang baru mereka kembali berkumpul di sekolah yang tidak terlalu mereka cintai. Mengapa tidak terlalu mereka cintai? Karena tidak mungkin kelima gadis tersebut jatuh cinta pada gedung bercat hijau tersebut. Di semester baru ini mereka akan bertemu dengan kakak kelas yang sebelumnya melaksanakan praktek kerja industri.

"Nisrina!" Panggil Natasha begitu ia melihat Nisrina sedang berjalan sendirian menuju gerbang sekolah.

"Oh hai Nat, dianterin?" Tanya Nisrina.

Natasha menggeleng, "Dijemput tadi sama Kak Irfan."

"Lah Kak Irfannya mana?" Tanya Nisrina.

"Tadi dia ada urusan sama temennya jadi gue disuruh duluan."

Nisrina hanya ber-oh ria sambil menganggukkan kepalanya. Keduanya berjalan bersama menuju sekolah. Begitu sampai di kelas keduanya dikejutkan dengan kehadiran seorang murid baru.

Seorang siswa berperawakan tubuh tegap, kulitnya putih hampir seputih kulit Haikal. Rahangnya tegas dengan sorot mata tajam. Rambutnya cukup panjang untuk ukuran anak sekolahan.

Nisrina duduk ditempatnya lantas menanyakan perihal 'anak baru' tersebut pada Marisa.

"Kayaknya itu temennya Ranea deh yang katanya mau pindah ke sekolah ini." Jawab Marisa.

Nisrina mengangguk, "ganteng juga ya temennya." Pujinya.

"Punya Ranea tuh." Celetuk Natasha yang kini sedang duduk di seberang Marisa. "By the way ganteng juga sih."

"Ekhemm." Seseorang yang baru saja memasuki ruang kelas tersebut mendeham. Lantas ia meletakan tas yang dibawanya dengan agak membanting tas tersebut. Siapa lagi kalau bukan Fandy.

"Nat," Ujar Marisa, "Cemburu tuh."

Natasha memutar kedua bola matanya, "Bodo amat, gue ga peduli."

Ucapan Natasha jelas-jelas terdengar oleh Fandy. Membuat Fandy melirik demi melihat wajah Natasha saat ini. Wajah gadis tersebut memancarkan betapa serius kalimatnya barusan.

Ranea baru saja mendaratkan bokongnya di atas kursinya. Awalnya ia bersikap biasa saja hingga ia menyadari keberadaan seorang Toni Mega Prawira. Tidak lama kemudian speaker berbunyi menandakan jam pelajaran akan segera dimulai.

Seluruh murid di kelas tersebut duduk di tempat duduknya masing-masing. Pagi itu pelajaran pertama adalah pelajaran Bahasa Inggris. Pak Tri telah memasuki ruang kelas tersebut.

"Good morning class, you have a new friend here." Ujar Pak Tri, "Toni introduce your self please."

Sang pemilik nama pun berdiri lantas berjalan ke depan dan menghadap ke teman-temannya, "Selamat pagi semuanya, nama gue Toni Mega Prawira, sebelumnya gue sekolah di Bina Pariwisata Nusantara VHS, let's get along with me guys." Ujarnya.

"Ya silahkan duduk lagi," Ujar Pak Tri, "Oh iya Toni itu rambut mu potong ya segera."

"Yes, sir" Jawabnya.

Pelajaran pertama hari itu pun dimulai hingga speaker berbunyi dan menandakan jam pelajaran telah berakhir. Pelajaran kedua adalah pelajaran matematika. Ada isu yang mengatakan kalau Pak Jono tidak hadir hari ini, jadi murid kelas X Boga 2 berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin.

Teman Masa GituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang