Aku dan adam tertawa bersama, membicarakan lelucon aneh yang membuat perutku sakit karena tertawa terus.
"Sudah sudah tertawanya, perutku sakit tauuu" aku mengeluh sambil memegangi perutku. Adam perpindah posisi menjadi duduk disebelahku. Aku suka saat dia mengelus kepalaku seperti saat ini, aku harap waktu bisa berhenti sejenak agar aku bisa seperti ini lebih lama lagi dengannya.
Aku memeluknya dan membenamkan wajahku dibahunya, aku meliriknya dan dia sedang menatap lurus sambil tersenyum.
"Cecil.."
"Iyaa, ada apa?"
"Kau mengantuk hmm?"
"Tidakkk, kenapa memangnya?"
Adam menggelengkan kepalanya, aku melepaskan pelukannya, aku tersenyum saat melihatnya tersenyum.
"Sebentar lagi kita akan sampai" ucapnya sambil merapihkan rambutku, dia menyelipkan rambutku dibelakang telinga. Lagi lagi aku tersenyum.
"Ayo kita turun" adam menggenggam tanganku lalu kami turun dari kereta.
"Aku berjanji ini akan menyenangkan" adam mengecup pipiku lalu dia mengajakku untuk berlari disepanjang jalan. Aku ikut berlari bersamanya, dengan tanganku yang masih digenggamnya.
Adam berhenti dan akupun juga. Aku baru sadar bahwa dia membawaku ke taman keukenhof, taman ini berada di daerah Duin en Bollenstreek.
"Kita mau kesini?" Aku menoleh padanya dan bertanya, adam menganggukan kepalanya lalu berjalan memasuki taman ini.
Aku terkagum akan keindahan bunga bunga yang ada disini. Tidak salah jika taman ini adalah salah satu taman terindah di dunia, begitu banyak bunga tulip dengan berbagai warna dan juga bunga subtropis lainnya.
Aku berjalan terus sambil memperhatikan bunga bunga yang ada disini. Aku mendekati bunga itu lalu menciumnya sedikit, bunga ini sangat wangi, aku menyukainya.
Aku menoleh kearah adam, tak kusangka ternyata dia sedang mengambil potretku sejak tadi.
"Hey apa yang kau lakukan? Hapus fotonya adamm" aku berlari kearahnya dan berusaha mengambil ponselnya itu.
"Tidak mau, kau sangat cantik disini" dia tertawa sambil mengangkat tangannya dan menjauhkan ponselnya dariku. Aku berjinjit dengan sudah payah untuk menggapai ponsel itu namun hasilnya nihil.
"Ah aku lelah" aku memutuskan untuk duduk dibawah. Adam lagi lagi memotretku, aibku berada di ponselnya semua kali ini, dasar sialan.
"Cecilia ayo bangun jangan duduk disitu, kau terlihat seperti gelandangan" adam tertawa sambil menarikku agar bangun.
"Aku lelah adam, tadi kita berlari cukup jauh"
Adam membungkukan badannya dan menyuruhku untuk naik kepundaknya, aku menggeleng, aku bilang biarkan aku duduk dulu sejenak, namun dia memaksaku.
Aku naik kepundaknya, sejujurnya aku suka namun aku malu kalau seperti ini.
"Adam..." panggilku sambil memeluk lehernya. "Kenapa hmm?" Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. "Wanita itu siapa?" Tanyaku padanya. "Wanita yang kemarin kau lihat bersamaku itu clara, dia teman kecilku, dulu waktu kecil aku dan clara selalu bermain bersama, sampai akhirnya ayahnya pindah ke new york dan mau tak mau dia ikut, jadi kita berpisah, dan kemarin aku bertemunya lagi, aku sangat merindukannya, karena dia adalah teman pertamaku"
"Aku pikir dia kekasihmu" kata kata itu terlontarkan begitu saja dari mulutku, adam tertawa saat mendengarnya. "Kau cemburu padanya ya?" Sialan sialan sialan. Jangan katakan ya cecil atau kau akan mengubur dirimu sendiri setelah ini.
"Cecil aku bertanya padamu" ujar adam. "Tidakk, Aku tidak cemburu" yaTuhan maafkan hambamu ini yang telah berbohong, jangan hukum aku.
"Benarkah?"
"Iya adam.."
Adam terus berjalan sambil menggendongku, lalu kami melihat kursi panjang dan akhirnya kami duduk disana.
"Kau berat sekali seperti gorila"
"Memangnya kau pernah menggendong gorila?"
"Pernah"
"Kapan?"
"Barusan"
Seketika kami berdua tertawa, entah mengapa selera humor kami sangat rendah, bahkan terhadap hal biasa saja kami bisa tertawa.
"Kau masih memikirkan mantanmu itu?" Adam duduk menghadapku, dan menatapku. "Sudah tidak begitu" kataku jujur. Terkadang aku memang masih suka memikirkannya, namun tidak sesering sebelum bertemu adam.
Dia menggenggam tanganku, dan menatapku serius. "Cecil dengarkan aku, jika langit birumu sudah hilang menjadi gelap, maka biarkan lah senja yang menemani awan kecilnya, aku tau senja hanya datang dalam waktu sekejap, namun senja akan datang disetiap harinya dengan warna yang sama, dan kau harus tau perjuangan senja untuk bertemu dengan awan kecil, dia harus melewati dinginnya malam dan panasnya siang baru lah senja bisa datang diwaktu petang, dan biarkan lah aku menjadi senjamu itu"
Seketika lidahku kelu, aku tidak bisa berkata apa apa, aku hanya bisa meneteskan air mata, dalam waktu singkat dia bisa membuatku merasa nyaman dan terkagum olehnya, dan sekarang aku benar benar yakin, bahwa aku menyukainya, dan mungkin akan lebih.
Aku memeluknya sangat erat, aku harap kau tidak akan mengecewakanku seperti yang alvin lakukan padaku. Aku menyayangimu adam anderson.
![](https://img.wattpad.com/cover/131970383-288-k395787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Roses,
Teen FictionAku hanyalah senja yang selalu berusaha datang disetiap harinya, walau harus menunggu dengan dinginnya malam, sejuknya pagi, dan panasnya siang, setidaknya aku pernah ada untuk membuatnya senang.