1. selamat tinggal

115 3 0
                                    

Aku tak tau apakah yang aku lakukan ini adalah hal yang terbaik, namun kuharap iya. Pergi meninggalkan kota yang penuh dengan kenangan dengannya adalah satu satu nya jalan agar aku dapat melupakan dia. Aku lelah, aku tak sanggup jika harus melewati hari hari ku dengan bekas bayangan tentang dia.

"Cecila, apa kau yakin kau akan mengambil beasiswa di Leiden University itu?"

Aku terdiam sejenak, memandang wajah ibu sambil menahan tangis, aku tak boleh menangis didepan ibu, aku harus kuat.

"Tentu saja bu, mana mungkin aku menolak beasiswa itu, ibu tau kan, itu adalah impianku"

Aku memandang ibu sambil tersenyum, ibu mendekat lalu memelukku, mungkin ini akan menjadi hal yang paling ku rindukan.

"Ibu tau itu sayang, namun terdapat alasan lain kan selain itu? Apa ini karena alvin juga?" . Yatuhan aku tidak tau harus menjawab apa, kumohon jangan bahas soal dia, aku tidak sanggup.

Aku menggeleng sambil tersenyum berusaha untuk meyakinkan ibu. "Tidak bu, tidak ada alasan lain selain aku ingin belajar disana, lagi pula aku sudah tak memikirkan tentang nya"

"Bagus lah kalau kau tak memikirkan nya lagi. Jaga dirimu baik baik selama disana okay, beri ibu kabar setiba nya kau disana, ibu menyayangimu cecil"

Aku mempererat pelukannya, setetes air mataku jatuh begitu saja, dan dengan cepat aku mengelapnya.

"Aku juga sangat menyayangimu bu, aku akan segera mengabarimu nanti, aku titip salam pada ayah dan juga si kembar, dah ibuuu" aku mencium pipi nya dan segera berjalan menuju pintu keberangkatan.

Aku membalikan badan sambil melambaikan tangan dan tersenyum kepada ibu. Aku akan kembali bu, aku janji.

Roses,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang