Setelah penerbangan berjam jam akhirnya aku menginjakan kaki di Amsterdam airport schiphol. Aku melangkahkan kaki ku perlahan menuju lobby kedatangan. Mengadahkan pandanganku keseluruh arah untuk mencari seseorang yang akan menjemputku sebagai keluarga angkatku disini.
Aku melihat seorang wanita paruh baya membawa papan besar bertuliskan "Cecilia Annisa, from Indonesia". Aku tersenyum sambil menghampiri wanita tersebut.
"Permisi, apakah kau ny. Anderson?" Tanya ku dengan sopan. "Ya aku Nathalie Anderson, apakah kau cecilia?" Wanita paruh baya itu tersenyum menjawabku. Aku mengangguk dan seketika dia memelukku.
"Aku sudah menunggumu sejak tadi, kau sangat cantik rupanya, ah ya tunggu sebentar okay"
Aku mengangguk mengiyakan ucapannya, ny. Anderson pergi entah kemana, lalu tak lama kemudian ia datang dengan seorang pria yang ku yakini itu adalah suaminya.
Mereka menghampiriku, dan kulihat terdapat tatapan hangat dimata mereka. Aku merasa sedikit lega, kupikir mereka adalah keluarga yang sangat baik.
"Hey, berapa lama penerbangan dari jakarta menuju amsterdam?" Ucap tn. Anderson sambil memelukku singkat. "Hmm mungkin sekitar 9 sampai 10 jam" jawabku sambil terkekeh.
"Aku Daniel Anderson, senang bertemu denganmu Cecilia" ucap tn. Anderson sambil mengacak acak rambutku.
"Hahaha aku juga senang bertemu dengan kalian" tawaku tak bisa ditahan lagi, pasangan suami istri ini sangat lucu, hmm menurutku.
"Oh ya tn. Anderson apakah kau tidak terganggu karena aku akan tinggal bersama keluarga kalian selama aku berkuliah disini?"
Kulihat mereka berdua dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Tentu tidak lah sayang, aku malah merasa sangat senang, akhirnya aku bisa merasakan mempunyai anak perempuan. Dan satu lagi, kau harus memanggil kami dengan sebutan ayah dan ibu, anggap kami sebagai orangtuamu sendiri" ucap ny. Anderson sambil menggenggam tanganku.
Kupikir aku sangat beruntung, dan sepertinya aku akan merasa sangat nyaman berada disini.
"Ayah, ibu, apakah kalian sudah bertemu dengan cecilia?" Tiba tiba seorang lelaki menghampiri kami. Lelaki itu memiliki mata berwarna cokelat hazel sama seperti ny. Anderson, cara dia berbicara juga sopan, terdapat lesung pipi di wajahnya, menurutku dia lelaki yang manis dan tentu nya juga tampan.
"Ya tentu saja, kau liat gadis cantik yang berada disamping ibu mu ini? Ia adalah cecilia" ucap tn. Anderson
Pria itu tersenyum "aku Adam Anderson" . Aku mengangguk lalu kami pun bersalaman.
"Ibu, ayah, kurasa kita harus segera pulang, cecilia pasti lelah setelah perjalanan panjangnya untuk sampai kesini" ujar Adam sambil tersenyum, kedua orangtuanya pun mengangguk mengiyakan.
"Sini biar aku saja yang bawa kopermu, aku tau kau pasti sangat lelah" ucap nya kembali lalu segera mengambil alih koper yang berada ditanganku sebelumnya.
Adam dan tn. Anderson berjalan mendahului ku dan juga ny. Anderson , kulihat adam memasukan koperku ke bagasi mobilnya, lalu membuka kan pintu mobilnya untuk ibu nya dan juga aku.
"Terimakasih" ucapku lalu ia tersenyum, ku anggap itu adalah jawaban iya.
Tn. Anderson sudah lebih dulu berada di dalam mobil, setelah ny. Anderson masuk dan barulah aku.
Adam menutup pintu mobilnya lalu berjalan memutar dan masuk kedalam mobil, ia duduk dikursi pengemudi. Setelah itu ia menyalakan mesin mobilnya dan mulai menjalankannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roses,
Teen FictionAku hanyalah senja yang selalu berusaha datang disetiap harinya, walau harus menunggu dengan dinginnya malam, sejuknya pagi, dan panasnya siang, setidaknya aku pernah ada untuk membuatnya senang.