21. the end

37 4 0
                                    

Aku turun dari taksi dan berjalan mendekati seseorang. Dia tidak sadar bahwa aku berjalan mendekatinya.

"Sekarang adalah senja ke 9 setelah kau pergi, dan aku masih terus menunggumu, dan akan terus menunggumu"

"Benarkah?"

"Tentu saja benar, eh..? Ceciliaaaa" sesorang itu langsung berlari dan memelukku. "Aku tau kau akan datang kembali" ucapnya sambil menangkup wajahku.

"Aku merindukanmu" ucapku sambil memeluknya, membenamkan wajahku didadanya yang bidang, aku rindu padanya, semua akan tentangnya.

"Aku juga sangat merindukanmu" katanya sambil mengecup keningku berkali kali.

"Aku sudah membaca suratmu, aku membacanya berulang kali disetiap malam, dan itulah yang membawaku datang kembali kesini"

Adam menggenggam tanganku erat, aku tersenyum sambil menatapnya, aku rindu akan tatapan dari manik cokelatnya itu.

"Kenapa kau tidak memakai kalung dariku?"

"Karena aku ingin yang memakaikannya itu adalah kau"

Adam tersenyum, aku mengeluarkan kotak yang berisikan kalung darinya itu. "Tolong pakaikan yaa" lalu adam mengangguk.

Dia mengambil kotak itu dan mengeluarkan kalungnya, dia mendekatkan tubuhnya kepadaku. Dia memakaikan kalung itu kepadaku, jarak kami begitu dekat sampai sampai aku bisa merasakan hembusan nafasnya di sekitar leher dan telingaku.

"Sudah selesai" katanya sambil memegang kedua bahuku, aku memperhatikan dia dan aku tersenyum, dia juga memakai kalung dan kalung itu ada liontin huruf C, namun kalung itu berbeda dengan kalung yang dia berikan padaku "sejak kapan kau memakai kalung?"

"Sejak aku membeli kalung untukmu" katanya sambil terkekeh. "Kenapa tersenyum terus?" Tanyaku padanya.

"Karena sekarang kau ada disini, wanita yang kusayang kembali kepadaku, dan aku tak akan melepaskannya lagi untuk yang kedua kalinya" katanya sambil mendekat kepadaku.

Dia menangkup wajahku lalu mendekatkan wajahnya kepadaku. Jarak diantara kamu semakin sedikit dan hembusan nafasnya sangat terasa dikulitku.

Aku memejamkan mataku dan aku merasa ada sesuatu menyentuh bibirku. Adam menciumku, aku tersenyum lalu melingkarkan tanganku dilehernya.

Aku melepas ciumannya dan terus tersenyum kepadanya. "Aku mencintaimu cecilia" ujarnya sambil menatap mataku lekat lekat.

"Aku juga mencintaimu adam" setelah itu dia memelukku kembali dan menggendongku sambil berputar. Kami tertawa bersama, adam meneriakan namaku dan juga sebaliknya.

Senja ini terasa sangat indah dibandingkan senja senja sebelumnya.

Dia bagaikan rumah untukku, karena sejauh apapun aku pergi aku hanya ingin kembali padanya, karena cinta tau kemana dia harus pulang.

Mungkin aku memang tak pandai merangkai kata kata
Namun sejak aku mengenalnya
Hidupku menjadi lebih mendrama
Drama akan kisah cinta
Layaknya cinderella.

-selesai

****

Yeay ceritanya selesai...
Oh iya, kenalin namaku anne, asal jakarta (gaada yg nanya sih ya wkwkwk)

Makasih buat yang udah baca cerita ini, makasih juga buat google, makasih juga buat lagu lagunya shawn mendes, dari chapter awal sampai akhir aku ngetik ini sambil dengerin lagu shawn.

So makasih banget buat semuanya, dan kalo kalian suka sama cerita ini silahkan balik dari chapter awal dan vote ya, aku juga terima komentar atau masukan dari kalian.

Love yaaa... -anne xx

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Roses,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang