17. fighting

21 3 0
                                    

Sudah berjam jam aku dikurung diruangan ini, dari sikap andrew baik sampai menjadi kasar lagi. Tiada hentinya aku berdoa semoga aku bisa kabur dari ruangan ini.

Andrew duduk dilantai sambil menghadapku, dia terus mengelus pipiku dengan lembut, aku tidak mau melawan karena aku tidak mau di tampar olehnya lagi, sudut bibir kananku sudah luka karena tamparannya, dan ini sangat menyakitkan.

Tiba tiba aku mendengar suara orang berjalan mendekat dengan buru buru, kurasa hanya aku yang mendengarnya namun andrew juga, dia terkejut saat melihat adam mendobrak pintu itu dan segera memukulinya tanpa ampun.

"Dasar bajingan berani beraninya kau menculik cecil" satu tinjuan kembali mendarat mulus di wajah andrew, andrew pun tak tinggal diam, mereka saling adu pukulan.

"Kau tau? Karena kau dia menolakku, jika dia tak bisa jadi milikku maka kau atau bahkan siapapun juga tak akan bisa" ucap andrew lalu memukul wajah adam, aku meringis saat melihat wajahnya terdapat banyak luka lebam.

Adam langsung menarik andrew dan memukuli berkali kali sampai ia jatuh tersungkur. Setelah itu adam menendang andrew dengan cukup kencang.

Adam menghampiriku dan melepaskan ikatan yang mengikatku. Aku memeluknya erat sambil menangis. "Kau tidak apa apa kan?" Ujar adam sambil mengelus rambutku.

"Aku tidak apa apa, dari mana kau tau aku ada disini?"

"Aku menemukan gelang kesayanganmu dihalaman belakang, dan disana hanya kau dan andrew yang tidak ada, feeling ku kau diculik olehnya dan ya benar, lelaki gila itu benar benar menculikmu" adam mengusap airmataku, aku memegangi tangannya, sentuhannya saja bisa membuatku merasa sedikit lebih baik.

Adam membantuku untuk berdiri. "ADAM AWASSS" aku berteriak sambil mendorong adam sampai terjatuh. Pisau yang andrew pegang menancap mulus diperutku, rasnaya sangat sakit, aku terjatuh dan adam langsung menarik pisau itu kembali, adam menangis melihatku, kemeja putih yang ku kenakan berubah warna menjadi merah darah.

Andrew segera berlari keluar dengan wajah frustasi,  entah kemana dia akan pergi, dia kabur, mungkin dia takut dengan polisi yang akan segera datang, aku tidak menyangka bahwa semua ini akan terjadi. Semua diluar akal sehat, aku sungguh tidak menduganya.

Aku memengang tangan adam, tersenyum padanya. "Cecil ku mohon bertahan lah" adam segera menelepon ambulans, aku benar benar tidak tahan, jika umurku memang hanya sampai disini, aku ikhlas, setidaknya aku pergi dengan melihat salah satu orang yang ku sayang.

"Ambulans akan segera datang, kau akan baik baik saja, tolong jangan tinggalkan aku cecil" aku tersenyum sambil menggeleng. "Aku akan selalu bersamamu, aku berasa disini" ucapku sambil memegang dadanya.

"Aku mencintaimu adam, sangat mencintaimu" ucapku sedikit berbisik dan seketika gelap.

Roses,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang