Aku menarik koperku, aku menatap ibu dan ayah yang wajahnya memelas.
Aku memeluk ibu dengan erat. "Jangan bersedih ibu, aku tak tega melihatnya, terimakasih atas semua yang telah kau berikan padaku, aku menyayangimu"
"Cecil jika nanti kau berubah pikiran datanglah kembali kesini ya" aku mengangguk mengiyakan ucapan ibu.
"Ayah.. jaga ibu ya, semoga kalian selalu bahagia, terimakasih atas semuanya, aku tidak bisa membalas kebaikan kalian" ucapku sambil memeluk ayah.
"Iya cecil, jaga dirimu baik baik juga ya" ayah mengelus rambutku lalu akupun mengangguk.
Aku berjalan keluar rumah dan menghampiri taksi yang sudah menunggu di depan. Supir itu memasukkan koperku kedalam bagasi. Aku melambaikan tanganku ke ayah dan ibu.
Saat aku ingin masuk kedalam mobil, tiba tiba adam berlari sambil meneriakkan namaku.
Aku membalikkan badan lalu adam memelukku erat. "Aku harap kau akan kembali kesini secepatnya"
"Semoga" ucapku singkat, adam memberiku sebuah kotak kecil dengan pita pink diatasnya. "Terimakasih" kataku lalu mengelus pipinya sambil tersenyum, dia memegang tangan dengan wajahnya yang memelas.
Aku melepaskan tangannya setelah itu masuk kedalam mobil. Aku tersenyum sambil melambaikan tangan lalu mobil pun jalan.
***
"KAKAKKKK" teriak si kembar saat aku tiba dirumah. "Hey kevin hey karen, apakabar mu heh?" Tanyaku sambil mengelus kepalanya. "Kabar kita baik karena kita baru saja pulang dari bali" aku mengangguk nganggukkan kepalaku. "Dibelanda lebih menyenangkan daripada di bali, kau tau? Banyak wanita cantik dan lelaki tampan, dan makanannya sangat enak enak, terlebih lagi disana ada salju, kau belum pernah main salju kan hahaha" setelah itu mereka berdua menangis dan mengadu pada ibu, ibu memarahiku namun aku hanya tertawa geli saat melihatnya. Dasar anak anak.
Suasana di jakarta dan marker sangat berbeda jauh, aku hanya bisa tertawa hambar saat adik adikku berbicara tidak jelas kepada ibu dan ayah.
Aku sudah menceritakan pada ibu dan ayah bahwa aku akan melepaskan beasiswaku, ibu berkata semua terserah padaku, berbeda dengan ayah, ayah bilang sangat sayang jika aku berhenti melanjutkan kuliahku disana.
Makan malam pun selesai, aku kembali ke kamarku dan merapihkan kembali semua barang barangku.
Aku duduk diatas kasur, dan mengambil kotak kecil yang diberikan adam. Aku membukanya dan ternyata isinya adalah kalung dengan liontin huruf A, terdapat surat juga dikotak itu, aku mengambilnya dan membacanya.
"Hai gadis kecilku? Apakabarmu sekarang? Aku sangat merindukanmu. Aku minta maaf atas semuanya yang telah terjadi, tanpa sadar aku telah menyakiti perasaanmu, aku bodoh karena tidak peka terhadap sikapmu padaku itu, malam ini aku sadar bahwa aku akan kehilangan wanita yang benar benar aku sayang. Cecil, sejujurnya aku juga mencintaimu, kau tau kenapa aku tidak suka kau dekat dengan andrew itu karena aku cemburu padanya, dan saat aku bersama clara, waktu itu keadaanku setengah sadar karena pengaruh alkohol yang dia berikan padaku, bahkan aku menciumnya sambil membayangkan wajahmu. Aku akan menunggumu datang kembali, aku akan selelu berada di danau ijsselmeer pada waktu senja, aku harap kau akan datang kembali secepatnya."
-Adam anderson.
Aku melipat surat itu dan memasukannya kembali kedalam kotak, aku memperhatikan kalung putih ini, sangat indah, namun aku segera menggelengkan kepalaku dan memasukannya kembali kedalam kotak bersama surat itu.
Aku menarik selimut lalu mematikan lampu dan segera tidur.
***
Aku melihat kalender, sekarang sudah tanggal 8, tandanya aku sudah seminggu berada di indonesia, melakukan hal hal biasa seperti berjalan jalan, tidur, menonton tv, makan, mendengarkan lagu, aku merasa seperti kehilangan semangat hidup.
Aku mengambil ponselku, terdapat banyak pesan dari adam namun tak satupun aku baca. Aku membuka galeri dan melihat lihat foto diponselku, terdapat banyak fotoku bersama adam
"Aku merindukanmu dam"
Aku melihat jam di dinding dan segera berlari ke kamar.
![](https://img.wattpad.com/cover/131970383-288-k395787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Roses,
Teen FictionAku hanyalah senja yang selalu berusaha datang disetiap harinya, walau harus menunggu dengan dinginnya malam, sejuknya pagi, dan panasnya siang, setidaknya aku pernah ada untuk membuatnya senang.