Aku membuka mata dan betapa terkejutnya ternyata adam sudah berada di kamarku, dia sedang duduk di tepi kasur dan memperhatikanku yang baru saja terbangun dari tidur.
"Dari tadi kau disini?" Dia tidak menjawab, malahan dia terkekeh. Hey! Apakah ada yang lucu?
"Aku sedang bertanya adam" ucapku kesal, aku langsung duduk dan menguncir rambutku secara asal.
"Ya sekitar 30 menit yang lalu"
Selama itu dia terdiam dan memperhatikanku yang sedang tertidur? Ku harap dia tidak jail untuk mengabadikan wajah aibku tadi.
"Kenapa diam? Tadi bertanya, giliran dijawab malah diam sendiri" dia mengoceh sendiri sambil beranjak dari kasur, memperhatikan sekeliling kamarku, lalu mengambil bingkai foto milikku yang tadi ku letakan diatas meja nakas.
"Ini kau?" Tanya nya sambil menatapku tak percaya. "Tentu saja itu aku, kau pikir siapa? Tukang bunga?" Jawabku kesal. Dan lagi lagi dia terkekeh. Kurasa dia sudah mulai gila.
"Jutek sekali kau ini, sana cuci muka, setalah itu segera kebawah ya, ibu dan ayah sudah menunggu kita untuk makan malam bersama"
"Iyaa.. sana keluar dulu" kataku sambil mendorong dia agar segera keluar dari kamar.
Aku menutup pintu lalu menguncinya, setelah itu berjalan menuju kamar mandi.
***
"Bagaimana makanannya menurutmu cecil? Apakah enak?" Tanya ibu saat kami semua selesai makan. Aku tersenyum lebar "makanan ini sangat enak, kau tau bu.. dagingnya sangat lembut, dan bumbunya sangat meresap, ah aku suka sekali ini" setelah itu kami semua tertawa.
Suasana disini sangat lah hangat, tidak berbeda jauh dengan di Indonesia, ah iya aku lupa, aku belum memberi kabar ibu.
"Umm ibu ayah, aku ijin permisi sebentar ya, aku ingin menelfon keluargaku yang berada di Indonesia"
Ayah pun mengangguk "ya silahkan, titipkan salam kepada keluargamu dari keluarga Anderson ya nak"
"Okay ayah" aku mengangguk sambil tersenyum setelah itu aku beranjak dari kursi dan menuju teras depan rumah. Aku segera mengeluarkan ponselku dari saku, dan menelfon ibu.
*otp*
"Hallo ibu.."
"Hallo cecil, kau sudah sampai disana? Kau baik baik saja kan? Apakah kau sudah makan? Keluarga disana baik semua kan?"
Aku tertawa mendengar pertanyaan bertubi tubi dari ibu, ibu tetap lah ibu, ia sangat bawel terhadapku, tapi aku sangat menyayanginya.
"Ibu bisa kah kau satu satu bertanya nya, aku bingung"
"Ah iya maaf kan ibu, ibu menunggu kabarmu sejak tadi, ibu khawatir cecil"
"Aku baik baik saja ibu, aku sudah sampai sejak 5 jam yang lalu, maaf aku baru mengabarimu, tadi aku langsung istirahat. Dan ya keluarga disini sangat lah baik, mereka menitipkan salam padamu. Oh ya satu lagi aku sudah makan hehehe"
Aku mendengar ibu menghembuskan nafasnya lega
"Ibu senang kalau seperti itu, jangan nakal nakal ya kau disana, titipkan salam balik ibu pada keluarga Anderson. Jaga diri baik baik, ibu menyayangimu"
"Siap ibuu, akan ku sampaikan salamnya nanti, aku juga sangat menyayangimu ibuu"
"Baiklah kalau begitu, ibu matikan dulu ya teleponnnya, besok ibu telepon kembali"
"Iya ibu, aku menyayangi kalian, byee"
"Iya nak, kami juga menyayangimu, bye"
![](https://img.wattpad.com/cover/131970383-288-k395787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Roses,
Teen FictionAku hanyalah senja yang selalu berusaha datang disetiap harinya, walau harus menunggu dengan dinginnya malam, sejuknya pagi, dan panasnya siang, setidaknya aku pernah ada untuk membuatnya senang.