"Cecil... ayo bangun"
"Cecillll..."
"Yaastaga tuhan..."
"Cecilia annisa cepat bangunnn"
Aku mengerang saat seseorang berusaha untuk membangunkan tidur indahku.
"Arrggh" aku tidak bangun, hanya saja berpindah posisi, sambil menarik kembali selimutku.
"Cecil ayo bangun ini sudah siang"
Ah ya aku tau suara ini, ini suara adam. Aku mengabaikannya dan malah mengambil bantal untuk menutupi telingaku.
"Cecil cepatlah.. jangan sampai aku menggendongmu ke kamar mandi"
"Aku masih mengantuk adam, ahh biarkan aku meneruskan mimpi indahku"
Sungguh tadi aku sedang bermimpi aku bertemu dengan pangeran berkuda putih, dia sangat lah tampan, aku hampir saja berciuman dengan pangeran itu, tapi suara adam membangunkan dan mengacaukan mimpi indahku itu.
Adam terus saja menggoyang-goyangkan tubuhku, aaaa rasanya ingin sekali aku menendang dia.
"Demi apapun kau itu tidur bagaikan orang meninggal cecil" ia mendengus kesal sambil memukulku dengan guling.
"Aaaaa... aku masih mengantuk, beri aku waktu 5 menit lagi"
Yesss, tidak ada gangguan lagi, tidak ada suara teriakannya adam lagi.
Sekarang aku mulai terlelap kembali, namun tiba tiba seperti ada yang tidak beres disini.
"Whoaaaaa..." seketika aku berteriak saat adam menggendongku ke kamarku. Aku pikir hanya sampai kamar ternyata dia membawaku ke kamar mandi.
"Sialan kau sialan" aku memukulinya namun dia hanya tertawa.
Sekarang kami berdua sedang berada dikamar mandi, aku mengaca di cermin dan melihat betapa jelek dan kumalnya aku sekarang.
"Aaaaa adam basah bodoh sialan kau" adam menyemprotku sehingga seluruh baju yang ku kenakan basah, dia sangat menyebalkan pagi ini.
"Biarkan saja"
Yatuhan cobaan macam apa ini, sumpah demi apapun aku mengutuk diriku sendiri karena telah tidur dikamarnya, jika saja aku tidur dikamarku sendiri maka dia tidak akan seperti ini.
"Sana keluar, aku mau mandi" aku mendorong tubuh adam keluar, dia berat sekali, aku seperti sedang mendong tumpukan karung beras.
"Mandi bareng" dia menyeringai, astaga seringaiannya seperti pedofil, demi neptunus jika dia berani macam macam padaku, aku akan menendang aset masa depannya itu.
Aku menarik telinganya sambil menatapnya sinis. "Keluar atau kau akan ku tendang!"
Adam meringis kesakitan, hahaha rasakan itu. Akhirnya dia pun menyerah lalu keluar dari kamar mandi. Setelah itu aku menutup dan mengunci pintu kamar mandinya.
"Huaaaa sesungguhnya aku belum mau mandiiiii" teriakku dan tiba tiba terdengar suara tawa yang cukup keras. Sialan, ternyata dia masih di kamarku.
***
Mandi sudah, membereskan kasur pun sudah, lalu apa yang belum? Sarapan! Ya aku belum sarapan, dan sekarang lambungku perih karena mengerek meminta diisi makanan.
Aku berlari ke kebawah menuju dapur, sepi sekali rumah ini, ayah dan ibu tidak ada, padahal ini hari minggu, dan adam? Kemana dia.
Aku membuka tudung saji di meja dan tidak menemukan makanan satu pun, yaampun aku sangat lapar sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/131970383-288-k395787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Roses,
Novela JuvenilAku hanyalah senja yang selalu berusaha datang disetiap harinya, walau harus menunggu dengan dinginnya malam, sejuknya pagi, dan panasnya siang, setidaknya aku pernah ada untuk membuatnya senang.