19. done

19 3 0
                                    

Semua sudah kembali normal seperti biasa, keadaanku juga sudah mulai pulih, bekas jahitan diperutku juga sudah mengering.

Aku mengeratkan mantelku dan berjalan dipinggir kota, pagi ini aku akan kembali bekerja di toko kaset milik ny. Ellie .

Kringg....

Aku berjalan memasuki toko dan bertemu dengan scarlett. "Hai cecil, bagaimana kabarmu?" Dia menyapaku dan segera memelukku. "Aku cukup baik, bagaimana kalau denganmu?" Aku menatapnya sambil ttersenyum "seperti yang kau lihat, aku ya seperti ini ini saja" katanya sambil terkekeh.

"Saat kau masuk rumah sakit aku sempat menjengukmu, namun kau masih koma, aku bertemu dengan lelaki yang bernama adam, dia lelaki yang sering kau ceritakan kan?"

"Iya dia yang sering ku ceritakan, tampan kan" aku terkekeh sambil merapikan beberapa kaset di sini.

"Iya tampan, lebih tampan dari apa yang ku bayangkan" aku dan scarlett sama sama tertawa. "Tapi aku tidak tertarik dengannya, karena hugo lebih menawan daripada adam mu itu" dia melanjutkan perkataannya. "Terserah apa katamu saja lah lett, otakmu memang hanya ada hugo hugo dan hugo"

Bekerja di toko kaset cukup menyenangkan bagiku, ya itu karena hobiku mendengarkan lagu dan menonton film, disini aku jadi bisa lebih update tentang lagu lagu terbaru, dan juga film film.

"Cecil sudah sebaiknya kau duduk, kau kan baru sembuh, kalau ada pelanggan baru kau berdiri lagi" ujar scarlett, aku menuruti perkataannya dan segera duduk.

***

Semakin sore maka suhu disini pun semakin dingin, aku pulang menggunakan bus karena sejak tadi adam tidak mengangkat teleponku.

Bus yang kutumpangi berhenti di persimpangan jangan, aku segera turun dan berjalan menuju rumah.

Tadi aku membeli sup kacang merah di dekat toko, aku sengaja membelinya untuk makan bersama adam, karena ibu dan ayah sedang pergi ke volendam.

Sepanjang jalan aku tersenyum, aku harap adam tidak mengangkat teleponku karena dia tertidur. Aku sampai dirumah dan segera masuk.

"Hallo aku pu..lang" semangatku hilang seketika, kakiku melemas, dan rasanya mataku mulai memanas.

Adam sedang berpelukan bersama clara, mereka berciuman sangat mesra, terdapat botol vodka dimeja dan sampah sampah kulit kacang. Penampilan mereka berdua sangat berantakan, aku tidak tau apa yang mereka lakukan saat berdua tadi,  andai aku tau ini akan terjadi maka aku akan memilih untuk pulang malam agar tidak melihat kejadian ini.

"Cecil kau sudah pulang" ujar dasar sambil duduk dan melepaskan pelukannya. Aku tersenyum miris sambil memperhatikan mereka. "Iya sudah, ini untukku" kataku lalu menaruh bungkusan sup kacang di meja dan segera berlari keatas.

Aku membanting pintu agak keras dan menghempaskan tubuhku ke kasur. Aku menangis, ini menyedihkan, mungkin apa yang dulu andrew katakan benar, bahwa adam hanya menyayangiku sebagai adiknya saja.

Aku menatap langit langit kamar sambil mengingat ngingat semua kenangan indahku bersamanya. Kau jahat adam, kau bilang kau menyayangiku, kau bilang kau mencintaiku, tapi apa yang kau lakukan sekarang, semua yang kau katakan hanyalah omong kosong.

Aku tersenyum pahit saat mengingat semua perilaku manisnya "you have no idea how badly i don't want to feel this way"

Kurasa aku harus pergi dari sini, mungkin aku akan kembali ke indonesia, tinggal bersama orang yang kau cintai namun tak bisa kau miliki hanya akan terus memperdalam luka yang ada, dan aku tidak mau itu terjadi.

Aku bangun dan mulai merapihkan barang barangku, memasukan sebagian kedalam koper, kalian bisa bilang aku kekanak kanakan, namun jika kalian berada diposisiku makan 80% aku yakin kalian akan melakukan hal yang sama denganku.

Roses,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang