Waktu berjalan begitu cepat, hari demi hari kulewati dan tanpa terasa kini aku sudah setengah tahun berada di negara kincir angin ini.
Aku dan adam masih berhubungan baik, namun kini dia lebih sering menghabiskan waktunya bersama clara, clara gadis yang cantik, rambut blonde dan mata birunya membuatnya terlihat seperti barbie, berbeda sekali denganku. Namun dibalik kecantikannya sikapnya itu kurang baik, dia seperti bermuka dua, dia baik padaku jika didepan adam, namun jika adam tidak ada, dia menatapku seperti melihat musuh, menjijikan.
Aku dan andrew juga baik, tapi makin kesini sikap nya makin aneh, aku terkadang aku tidak mengerti dengan sikapnya itu. Sekitar sebulan yang lalu dia menyatakan cintanya padaku, namun aku tidak bisa menerimanya, ya alasannya karena aku mencintai adam bukan dirinya.
Aku dan teman temannya adam? Juga baik, seminggu yang lalu kita baru saja hangout bersama.
Oh iya, sudah sekitar 4 bulan aku bekerja di sebuah toko kaset, aku juga butuh penghasilan sendiri, tidak mungkin aku meminta orangtuaku untuk terus menerus mentransferkan uang padaku.
Sekarang musim dingin telah tiba, namun aku masih terus menyiapkan persiapan untuk debat besok, pihak kampus tidak memberitahuku siapakah lawan debatku, mereka bilang lawan debatku adalah mahasiswa leiden juga dan satu angkatan denganku.
"Masih belajar hm?" Adam masuk kekamarku dengan membawa segelas cokelat panas. "Iyaa, aku gugup, dan juga aku merasa takut" kataku sambil terus membaca buku buku ku ini.
Debat besok akan disaksikan oleh raja belanda sendiri yaitu raja Willem Alexander putra tertua dari ratu beatrix, aku membawa nama indonesia dan aku tidak mau memalukan negara asalku sendiri. Yatuhan bantu aku besok.
"Cecil sudah cukup belajarnya, kau harua istirahat juga, percayalah padaku bahwa besok akan baik baik saja"
Aku mengangguk, setelah itu adam memberikan cokelat panasnya padaku, aku mengambilnya dan langsung meminumnya. Adam tersenyum kearahku, dan akupun membalas senyumnya.
"Sekarang kau tidur ya, sudah jam 10 malam, kau tidak mau besok bertemu dengan raja dengan mata seperti pandakan?" Aku segera menggeleng cepat. "Tidak, tidak mau, aku harus cantik lah, siapa tau aku diangkat menjadi putri angkatnya" aku terkekeh dan adam tertawa sambil mengacak acak rambutku.
Aku membereskan buku buku ku lalu menaruhnya diatas meja, setelah itu aku tiduran dikasur dan adam menyelimutiku. "Selamat tidur gadis kecil, semoga tidurmu nyenyak, aku menyayangimu" ucapnya setelah itu mengecup keningku dan keluar dari kamar.
Semenjak kejadian di taman keukenhof adam selalu seperti itu sampai sekarang, dan aku sama sekali tidak keberatan akan hal itu. Mataku mulai berat dan sepertinya aku akan segera pergi kealam mimpi.
***
Suasana diruangan ini sangat panas, aku berada dibalik mimbar dengan kemeja putih yang dibalut dengan blazer hitam dan rok pendek hitam juga. Dan tidak ku sangka bawa lawan debatku adalah sahabatku sendiri, yaitu andrew.
Aku mencari cari adam dikerumunan orang banyak, seketika aku tersenyum saat aku menemukannya, dia berkata "good luck" aku mengetahuinya dari gerak bibirnya, mengangguk sambil tersenyum, yatuhan beri aku kelancaran.
Debat pun dimulai, mimbar ku berhadapan dengan andrew yang diberi jarak sekitar 10 sampai 15 meter. Di barisan paling depan terdapat raja Willem Alexander dan putrinya Catharina-Amalia. Aku menghadapnya sambil membungkukan badanku sedikit sambil tersenyum memberi sikap hormat padanya. Dan betapa mengejutkannya bahwa dia membalas senyumku.
Debat dimulai, menurutku ini masih terbilang biasa, hanya bagaimana jika perdagangan di belanda itu mengalami penurunan dan semacamnya, sudah hampir dua jam aku berdebat dengan andrew, ternyata dia tidak main main dan kurasa dia juga sudah menyiapkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roses,
Teen FictionAku hanyalah senja yang selalu berusaha datang disetiap harinya, walau harus menunggu dengan dinginnya malam, sejuknya pagi, dan panasnya siang, setidaknya aku pernah ada untuk membuatnya senang.